Niat Puasa Asyura Dibaca Pagi Hari Lengkap dengan Ketentuannya

Niat Puasa Asyura Dibaca Pagi Hari Lengkap dengan Ketentuannya

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Selasa, 16 Jul 2024 04:30 WIB
Ilustrasi doa
Ilustrasi niat puasa Asyura. Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Makassar -

Niat puasa sunnah dapat dilafalkan pada pagi atau siang hari jika terlupa pada malam sebelumnya. Lantas, seperti apa bacaan niat puasa Asyura yang dibaca pada pagi hari?

Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama Jatim, niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu terletak pada niat.

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Segala sesuatu itu terletak pada niatnya, dan tiap seseorang itu dinilai dari apa-apa yang dia niati."

Nah, bagi yang ingin melaksanakan puasa Asyura tapi lupa melafalkan niat pada malam hari, berikut ini niat puasa Asyura yang dibaca di pagi hari.

ADVERTISEMENT

Niat Puasa Asyura Dibaca Pagi Hari

Berikut bacaan niat puasa Asyura dibaca pada pagi hari yang dikutip dari situs NU Banten:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatit Tasû'â awil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasua atau Asyura hari ini karena Allah SWT."

Ketentuan Niat Puasa Asyura Pagi Hari

Dari NU Jatim, umat muslim diperbolehkan berniat melafalkan niat pada pagi atau siang hari jika lupa berniat pada malam hari. Hal ini dibolehkan sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak Subuh.

Salah satu hadits nomor 657 dari kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar menyebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ ». فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ ». ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ « أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا ». فَأَكَلَ

Artinya: "Dari 'Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, Nabi Muhammad pernah menemuiku pada suatu hari lantas, beliau berkata: Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?, Kami pun menjawab: Tidak ada. Rasulullah berkata: Kalau begitu saya puasa saja sejak sekarang. Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau: Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran samin dan tepung). Lantas beliau bersabda: Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa. Lalu beliau menyantapnya. (HR. Muslim no. 1154)."

Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Sahih Muslim: hadits ini adalah dalil bagi mayoritas ulama bahwa boleh niat puasa sunnah di siang hari selama belum waktu zawal (matahari bergeser ke barat).

Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram

Dinukil dari situs Nahdlatul Ulama, puasa Asyura termasuk puasa yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan yang paling utama setelah puasa Ramadhan

Hal itu dijelaskan sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163).

Puasa sehari dalam bulan Muharram, termasuk puasa Asyura pahalanya sama dengan puasa 30 hari, sebagaimana yang diriwayatkan berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi Al-Mundziri, At-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiyyah], juz II, h. 70).

Tak hanya itu, puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram juga menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat, sebagaimana diriwayatkan:

عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah RA: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim).

Itulah niat puasa Asyura dibaca pagi hari. Silakan dilafalkan pagi hari ini, detikers.




(alk/alk)

Hide Ads