Niat Puasa 9 dan 10 Muharram Lengkap Waktu dan Tata Caranya

Niat Puasa 9 dan 10 Muharram Lengkap Waktu dan Tata Caranya

Yuslinda Utari Kasim - detikSulsel
Minggu, 14 Jul 2024 19:30 WIB
Ilustrasi Puasa
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Makassar -

Sebelum melaksanakan puasa 9 dan 10 Muharram, umat muslim perlu memanjatkan niatnya terlebih dahulu. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa 9 dan 10 Muharram?

Di bulan Muharram ini terdapat amalan yang dianjurkan kepada umat muslim, yakni puasa pada tanggal 9 (Tasua) dan 10 Muharram (Asyura). Pengerjaannya sama seperti puasa sunnah lainnya namun berbeda pada bacaan niatnya.

Untuk itu, berikut detikSulsel telah menyajikan informasi mengenai niat puasa 9 dan 10 Muharram lengkap dengan waktu dan tata caranya. Yuk, diamalkan!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niat Puasa 9 dan 10 Muharram

Niat puasa dibacakan sebagai bentuk kesungguhan untuk melaksanakan amalan ini. Nah, berikut bacaan niat 9 dan 10 Muharram lengkap Arab, Latin, dan artinya:

1. Niat Puasa 9 Muharram (Tasua)

Dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut niat puasa Tasua:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَسُعَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Naiwaitu shauma tasu'aa-i sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Tasu'a karena Allah Ta'ala."

2. Niat Puasa 10 Muharram (Asyura)

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُرَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Naiwaitu shauma 'aasyura sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa 9 dan 10 Muharram di Siang Hari

Mengutip NU Online Jawa Timur, niat puasa 9 dan 10 Muharram dibacakan pada malam hari sampai saat hendak berpuasa di keesokan hari. Yakni selepas Magrib hingga menjelang fajar.

Namun, sebagaimana dinukil dari NU Online Jabar, kedua puasa ini termasuk dalam puasa sunah. Sementara, kewajiban membaca niat puasa di malam hari hanya ditujukan untuk puasa wajib menurut mazhab Syafi'i.

Khusus untuk puasa sunah niat boleh dilakukan di siang hari jika seseorang mendadak ingin berpuasa. Niat tersebut boleh dibaca sejak adanya keinginan berpuasa dengan syarat belum makan, minum, dan hal-hal membatalkan puasa lainnya.

Akan tetapi, jika dilakukan pada siang hari bacaan niat puasa 9 dan 10 Muharram ini berbeda. Berikut bacaannya:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatit Tasû'â awil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu'a atau Asyura hari ini karena Allah SWT."

Tata Cara Puasa 9 dan 10 Muharram

Tata cara puasa di bulan Muharram tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan puasa sunah lainnya. Agar lebih jelas, berikut tata cara puasa 9 dan 10 Muharram yang dilansir dari laman NU Online Jawa Timur:

  • Niat karena Allah Ta'ala
  • Disunahkan untuk makan sahur supaya lebih tahan ketika menjalani puasa
  • Menjauhkan diri dari hal-hal yang membatalkan maupun mengurangi pahala puasa
  • Memperbanyak amalan baik, seperti shalat sunah, membaca Al-Qur'an dan lainnya
  • menyegerakan berbuka setelah masuk waktunya
  • Membaca doa buka puasa

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram Versi Pemerintah dan Muhammadiyah

Pemerintah dan organisasi Islam Muhammadiyah menetapkan Tahun Baru Islam atau awal Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Konversi penanggalan Hijriah ini juga sudah tercantum dalam kalender yang diunggah Kemenag RI.

Dengan demikian, jadwal puasa Tasua 9 Muharram jatuh pada Senin, 15 Juli 2024. Sedangkan, puasa Asyura 10 Muharram 1446 H jatuh pada Selasa, 16 Juli 2024.

Agar lebih jelas, berikut rincian jadwal puasa Tasua, Asyura, dan Ayyamul Bidh yang dikutip dari Kalender Hijriah Kemenag RI:

  • Puasa Tasua 9 Muharram 1446 H: Senin, 15 Juli 2024
  • Puasa Asyura 10 Muharram 1446 H: Selasa, 16 Juli 2024

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram Versi NU

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan awal bulan Muharram sehari lebih lambat dibandingkan pemerintah dan Muhammadiyah. Ketetapan tersebut temaktub dalam Surat Keputusan Lembaga Falakiyah (LF) PBNU nomor 002/SK/LF/-PBNU/X/2022.

"Awal bulan Muharram, 1446 H bertepatan dengan Senin Legi 8 Juli 2024 M (mulai malam Senin) atas dasar Istikmal," tulis LF PBNU dalam surat keputusan yang dikutip pada Minggu (7/7).

Berdasarkan putusan itu, maka awal bulan Muharram 1446 H jatuh pada Senin, 8 Juli 2024. Dengan begitu puasa 9 dan 10 Muharram jatuh pada 16 dan 17 Juli 2024.

Berikut ini rincian jadwalnya:

  • Puasa Tasua 9 Muharram 1446 H: Selasa, 16 Juli 2024
  • Puasa Asyura 10 Muharram 1446 H: Rabu, 17 Juli 2024

Keistimewaan Puasa 9 dan 10 Muharram

Puasa 9 dan 10 Muharram masing-masing memiliki sejumlah keistimewaan sehingga dianjurkan untuk dikerjakan umat muslim. Nah, berikut keistimewaan puasa 9 dan 10 Muharram yang disadur dari laman Rumaysho:

1. Puasa Paling Utama setelah Ramadhan

Puasa di bulan Muharram termasuk pada tanggal 9 dan 10 ini merupakan sebaik-baiknya puasa. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan yang paling utama setelah puasa Ramadhan

Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163).

2. Puasa 9 Muharram Pembeda agar Tidak Menyerupai Yahudi

Umat muslim melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Namun, di hari yang sama orang Yahudi juga melaksanakan puasa.

Agar tidak menyerupai Yahudi, maka dilakukanlah puasa pada tanggal 9 Muharram. Amalan ini dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dalam hadis berikut:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

Artinya: "Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani." Lantas beliau mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Artinya: "Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan." Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Artinya: "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia." (HR. Muslim no. 1134).

Dengan demikian, keistimewaan puasa Tasua yakni sebagai pembeda agar tidak menyerupai Yahudi dan Nasrani.

3. Puasa 10 Muharram Menghapus Dosa Setahun Lalu

Puasa pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura memiliki keistimewaan dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lewat. Seperti yang dijelaskan Abu Qotadah Al-Anshoriy berikut:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

Imam Nawawi mengatakan, dosa yang diampunkan tersebut merupakan dosa ringan. Meski begitu, dosa-dosa besar bisa diringankan dengan amalan tersebut.

Jika tidak menghapus dosa, amalan ini dapat mengangkat derajat seseorang yang mengerjakannya. Adapun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat secara mutlak dosa bisa terhapus dengan puasa Asyura 10 Muharram.

Puasa Asyura Tanggal 10 Tanpa Didahului Tasua 9 Muharram

Seperti yang disebutkan sebelumnya, puasa 9 Muharram dikerjakan sebagai pembeda umat muslim dengan Yahudi. Akan tetapi, bagaimana jika hanya mengerjakan puasa 10 Muharram saja?

Menukil NU Online, mazhab Syafi'i berpendapat bahwa puasa Asyura 10 Muharram saja tanpa diiringi puasa lainnya hukumnya tidak masalah. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab I'anatut Thalibin berikut:

وفي الأم لا بأس أن يفرده (أي لا بأس أن يصوم العاشر وحده

Artinya: "(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya)," (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I'anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar'i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).

Puasa 10 Muharram boleh dilakukan tanpa didahului puasa lainnya bukan berarti menyamakan umat muslim dengan Yahudi. Akan tetapi, berpuasa sehari sebelum puasa 10 Muharram atau Asyura bersifat penyempurnaan saja.

Demikianlah ulasan mengenai niat puasa 9 dan 10 Muharram. Jangan lupa diamalkan,ya!




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads