Menjelang hari raya Idul Adha 1445 H, umat Islam umumnya mengerjakan amalan puasa sunah. Puasa ini dianjurkan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah yang terdiri dari puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Pertanyaannya, apakah boleh puasa Arafah dikerjakan 1 hari saja sebelum Idul Adha? Jika seseorang tidak mengerjakan puasa Dzulhijjah selama 7 hari dan puasa Tarwiyah sebelumnya, bolehkah ia mulai puasa di tanggal 9 Dzulhijjah saja?
Seperti diketahui puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Mengutip laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang." (HR Muslim).
Nah untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan terkait pelaksanaan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah selengkapnya. Yuk di simak!
Bolehkah Puasa Arafah 1 Hari Saja?
Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), puasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah hukumnya sunah. Artinya, jika dikerjakan mendapatkan pahala dan keutamaan, dan jika ditinggalkan pun tidak berdosa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa berpuasa hanya pada tanggal 9 Dzulhijjah atau puasa Arafah 1 hari saja hukumnya boleh. Ia akan mendapatkan pahala dan keutamaan puasa Arafah tersebut.
Tidak ada ketentuan bahwa mengerjakan puasa Arafah harus didahului dengan puasa Dzulhijjah lainnya.
Hal serupa disampaikan oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah dalam kanal Youtube resminya Syafiq Riza Balamah Official. Ia menjelaskan bahwa puasa Dzulhijjah adalah amalan yang dianjurkan sehingga tidak ada paksaan dalam mengerjakannya.
"Yang tidak mau puasa gak apa-apa, jadi kita bicara amalan anjuran, jadi bukan kita (mengatakan) puasa 9 hari. Enggak boleh kita mengatakan kau harus puasa 9 hari. Ini anjuran puasa, anjuran sedekah, anjuran berdzikir, anjuran shalat malam, anjuran untuk berbuat amal shaleh. Yang jelas Nabi SAW puasa tanggal 9 Arafah dan beliau menganjurkan untuk melakukan puasa di 9 Dzulhijjah," terang Ustadz Syafiq.
Lebih rinci lagi, Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan puasa Dzulhijjah tanggal 1-7 disunnahkan bagi umat Islam baik bagi mereka yang sedang berhaji maupun yang tidak, adapun puasa tanggal 8 (Tarwiyah) dan tanggal 9 (Arafah) disunahkan hanya bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Keutamaan Puasa Arafah Tanggal 9 Dzulhijjah
Adapun keutamaan puasa Arafah yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah telah dijelaskan dalam sejumlah hadits Rasululah SAW, di antaranya:
1. Diampuni Dosa-dosa Setahun yang Lalu dan Setahun yang Akan Datang
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
Menurut mayoritas ulama dosa-dosa yang dihapus dari puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim).
2. Dilipatgandakan Pahala Ibadahnya
Puasa Arafah juga termasuk dalam puasa 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Di mana Rasulullah SAW bersabda setiap amalan yang dikerjakan di bulan ini akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam lailatul qadar." (HR At-Tirmidzi) Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari', Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
3. Hari Pembebasan dari Siksa Neraka
Hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah juga merupakan hari di mana Allah SWT lebih banyak membebaskan hamba-hambanya dari api neraka di banding hari-hari lainnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?." (HR Muslim)
Niat dan Tata Cara Puasa Arafah
Nah, bagi detikers yang ingin mengerjakan puasa Arafah tahun ini, perlu mengetahui niat dan ketentuan pelaksanaannya.
Adapun niat puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."
Niat ini dapat dilafalkan pada malam hari hingga subuh sebelum masuk waktu imsak. Adapun bagi orang yang lupa membaca niat pada malam hari, dan ia ingin berpuasa maka dapat membaca niat pada pagi hingga siang harinya, dengan catatan ia belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Niat yang dibaca adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."
Adapun tata cara mengerjakan puasa Arafah ini sama saja dengan puasa pada umumnya. Puasa dikerjakan dari terbit hingga terbenam matahari. Selama berpuasa seseorang harus menjaga dan menahan diri dari perbuatan yang membatalkan atau mengurangi pahala puasanya.
Nah, demikianlah penjelasan tentang 'apakah puasa arafah dapat dikerjakan hanya 1 hari saja'. Semoga menjawab ya!
(edr/urw)