Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan, Ini Penjelasan Ulama

Niat Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan, Ini Penjelasan Ulama

Edward Ridwan - detikSulsel
Senin, 10 Jun 2024 23:00 WIB
breakfast time concept with alarm clock plate, fork, knife, spoon,
Foto: Getty Images/Kseniya Ovchinnikova
Makassar -

Memasuki bulan Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah Dzulhijjah. Puasa ini dapat dikerjakan dari hari pertama hingga hari ke-9 Dzulhijjah.

Kendati demikian, sebagian orang yang masih memiliki utang puasa Ramadhan ingin melaksanakan puasa Dzulhijjah dan qadha Ramadhan ini secara bersamaan.

Lantas, apakah boleh menggabung puasa Dzulhijjah dan puasa qadha Ramadhan tersebut? Jika ya, bagaimanakah bacaan niat yang bisa dilafalkan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, untuk menjawab pertanyaan detikers, berikut penjelasan selengkapnya seperti dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber. Yuk disimak!

Bolehkah Puasa Dzulhijjah Sekaligus Qadha Ramadhan

Mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU Online), Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Ustadz Alhafiz Kurniawan menjelaskan, seseorang tetap akan mendapatkan keutamaan puasa Dzulhijjah dengan niat membayar puasa di hari yang disunnahkan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah," tulis Ustadz Alhafiz.

Hal ini sesuai dengan keterangan ulama Syekh Zakariyah Al-Anshari,

قَوْلُهُ وَصَوْمُ عَاشُورَاءَ) أَفْتَى الْبَارِزِيُّ بِأَنَّ مَنْ صَامَ عَاشُورَاءَ مَثَلًا عَنْ قَضَاءٍ أَوْ نَذْرٍ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَوَافَقَهُ الْأَصْفُونِيُّ وَالْفَقِيهُ عَبْدُ اللَّهِ النَّاشِرِيُّ وَالْفَقِيهُ عَلِيُّ بْنُ إبْرَاهِيمَ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ (قَوْلُهُ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ اُحْتُسِبَ عَلَى اللَّهِ إلَخْ) الْحِكْمَةُ فِي كَوْنِ صَوْمِ عَرَفَةَ بِسَنَتَيْنِ وَعَاشُورَاءَ بِسَنَةٍ أَنَّ عَرَفَةَ يَوْمٌ مُحَمَّدِيٌّ يَعْنِي أَنَّ صَوْمَهُ مُخْتَصٌّ بِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَاشُورَاءَ يَوْمٌ مُوسَوِيٌّ

Artinya: "(Puasa Asyura). Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad. (Puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS," (Lihat Syekh Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 388).

Kendati demikian, orang yang memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk segera membayar utang puasanya terlebih dahulu baru melaksanakan puasa sunnah. Namun jika memang utang puasa tersebut baru teringat jelang jadwal puasa Dzulhijjah, maka sebaiknya orang tersebut membayar puasanya di hari tersebut.

Niat Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membayar utang puasa (qadha Ramadhan) hendaknya diutamakan daripada melaksanakan puasa sunnah. Seseorang hendaknya mendahulukan untuk puasa qadha Ramadhan sebab puasa ini hukumnya wajib.

Hal senada disampaikan oleh Buya Yahya dalam kajian di Channel Youtube Al-Bahjah TV. Ia menyebutkan seseorang hendaknya membaca niat puasa qadha Ramadhan.

"Yang lebih baik adalah, bayar utangmu terlebih dahulu, karena bayar utang adalah puasa wajib. Dan puasa wajib pahalanya lebih gede," terang Buya Yahya.

"Bagaimana niatnya? Anda niat bayar utang. Jangan digabung dengan niat (puasa sunnah), sebab niat puasa fadhu tidak boleh digabung dengan lainnya," lanjut Buya Yahya.

Adapun bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang dapat dibaca di bulan Dzulhijjah seperti dikutip dari detikHikmah adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah

Sementara itu, bagi yang ingin membaca niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, berikut bacaan niat selengkapnya.

1. Niat Puasa Tanggal 1-7 Dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'âlâ."

Niat ini dibaca pada malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak. Jika lupa membacanya di malam hari maka boleh diniatkan di siang hari sebelum masuk waktu Zuhur dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah tanggal 1-7 di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta'âlâ."

2. Niat Puasa 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah)

Puasa hari ke-8 di bulan Dzulhijjah disebut juga dengan puasa Tarwiyah. Niat puasanya sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'âlâ."

Namun, jika dibaca pada siang hari berikut lafal niat puasa Tarwiyah:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'âlâ."

3. Niat Puasa 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah)

Terakhir, yakni niat puasa hari ke-9 Dzulhijjah atau puasa Arafah. Berikut niat puasa Arafah lengkap Arab, latin, dan artinya:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'âlâ."

Apabila niat yang dibaca pada pada siang hari, berikut bacaannya:

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'âlâ."

Nah, demikianlah penjelasan terkait niat puasa qadha Ramadhan, puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(alk/alk)

Hide Ads