Hajar Aswad Ternyata Pernah Dicuri Selama 22 Tahun, Siapa Pelakunya?

Hajar Aswad Ternyata Pernah Dicuri Selama 22 Tahun, Siapa Pelakunya?

Tim detikHikmah - detikSulsel
Jumat, 07 Jun 2024 22:00 WIB
Pemerintah Arab Saudi merilis foto jarak dekat dari batu hitam Hajar Aswad. Ini adalah gambar langka yang belum pernah dipertunjukkan karena beresolusi sangat tinggi.
Ilustrasi (Foto: dok. Pemerintah Arab Saudi)
Makassar -

Hajar aswad merupakan batu yang ada di sudut tenggara Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Batu yang dianggap suci oleh umat Islam ini pernah dicuri kurang lebih 22 tahun lamanya.

Melansir detikHikmah, pencurian hajar aswad ini dilakukan oleh Abu Tahir Al Qarmuthi, yang kala itu menjadi pemimpin dari kelompok syiah Qarmatian. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 317 Hijriah atau 930 Masehi.

Pada awalnya, kelompok Qarmatian datang di Makkah dari Bahrain sebelum waktu pelaksanaan haji. Mengutip buku Jejak di Dua Tanah Haram oleh Mansya Aji Putra, kedatangan kelompok Qarmatian ini ditolak karena perbuatan pemimpinnya yakni, Abu Tahir dianggap kejam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat Makkah, akhirnya Kelompok Qarmatian berbohong dengan cara bersumpah bahwa mereka tidak akan membuat keributan selama berada di Makkah. Namun pada akhirnya, kepercayaan yang diberikan masyarakat Makkah tersebut dikhianati.

Kelompok Qarmatian ini melanggar sumpahnya. Mereka melakukan banyak perbuatan keji, seperti membunuh 30 ribu jemaah yang sedang tawaf, iktikaf, shalat. Kemudian 3.000 jasad di antaranya dibuang ke sumur air zamzam.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, kelompok ini juga mencuri sejumlah barang berharga di dalam Ka'bah, merobek kiswah atau penutupnya, melepas pintu, hingga mengambil talang emasnya. Di tengah-tengah kekejian dan kerusakan yang terjadi, Abi Tahir sebagai pemimpin kelompok memerintahkan Ja'far bin Ilaj untuk mengambil dan mencuri hajar aswad.

Setelah tragedi pencurian dan pembantaian tersebut, ibadah haji di Makkah dihentikan selama 8 tahun berturut-turut akibat rasa takut dan trauma akan kekejaman kelompok Qarmatian ini. Hajar aswad yang berhasil dicuri juga dibawa ke Masjid al Dirar yang terletak di ibu Kota baru negara mereka, al Hasa di Bahrain.

Abu Tahir berencana untuk mengalihkan pusat ibadah umat Islam dari Makkah ke wilayah mereka dengan menggunakan batu hajar aswad sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, upaya mereka tidak berhasil bahkan setelah 22 tahun lamanya disimpan.

Setelah bernegosiasi hajar aswad akhirnya dikembalikan ke Makkah dengan kekhalifahan Abbasiyah membayar sejumlah uang tebusan. Akan tetapi, batu tersebut sudah tidak utuh seperti sebelum dicuri kelompok Qarmatian.

Hajar aswad dikembalikan dengan keretakan yang membaginya menjadi tujuh bagian. Untuk lebih menjaganya, penjaga Ka'bah pun membingkai hajar Aswad dengan perak seperti yang dilihat saat ini.

Upaya Perusakan Hajar Aswad

Masih dari buku yang sama, selain pencurian selama 22 tahun, sejumlah upaya pengrusakan hajar aswad juga pernah terjadi. Berikut penjelasannya masing-masing:

Upaya pertama

Upaya pertama terjadi pada tahun 363 H. Seorang laki-laki yang berasal dari Romawi pernah menghampiri hajar aswad.

Tak berselang lama, kemudian dia mengambil cangkul dan memukulnya dengan kuat hingga meninggalkan bekas. Namun, sebelum sempat mengulangi perbuatannya itu, datanglah seorang muslim asal Yaman dan menikamnya hingga terjatuh.

Upaya Kedua

Selanjutnya, terjadi pada tahun 413 H. Bani Fatimiyah mengirim sebagian pengikutnya di bawah pimpinan Hakim al-Abidi untuk menghancurkan hajar Aswad. Mereka memukul bat tersebut sebanyak 3 kali menggunakan pahat, lalu hajar aswad pecah dan berjatuhan.

Upaya Ketiga

Perusakan terakhir terjadi pada 990 H. Ada seorang laki-laki asing yang datang membawa sejenis kapak. Ia kemudian memukul hajar aswad menggunakan benda tersebut. Namun, Pangeran Nashir datang dan menikam lelaki itu dengan belati hingga mati.

Keutamaan Hajar Aswad dan Sunnahnya

Dalam buku Al-Bait oleh Brilly El-Rasheed terdapat hadis yang menjelaskan tentang keutamaan hajar aswad. Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Barang siapa bersalaman dengannya (hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah Yang Maha Pengasih." (HR Ibnu Majah)

Adapun hadis lain yang diriwayatkan Abudllah bin Umar RA bahwa Rasulullah SAW memiliki kebiasaan mencium hajar aswad hingga dianggap sebagai sunnah tawaf. Hadis tersebut menjelaskan:

"Sesungguhnya Rasulullah SAW beristilam (menyentuh) Rukun Yamani dan Hajar Aswad setiap kali beliau tawaf." (HR Muttafaq'alaihi)




(urw/urw)

Hide Ads