Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 6.639 rumah terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar). Sebanyak 387 orang di antaranya terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut.
"Setidaknya ada 23.360 jiwa yang terdampak dan 387 warga terpaksa harus mengungsi. Sebanyak 6.639 rumah terdampak dimana ada dua rumah rusak berat karena hanyut dan satu unit rumah rusak ringan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Rabu (29/5/2024).
Banjir dan longsor menerjang enam kecamatan di wilayah Landak pada Rabu (22/5). Enam kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Ngabang, Jelimpo, Kuala Behe, Air Besar, Sengah Temila, Kecamatan Sabangki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkab Landak juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor. Kebijakan ini berlaku sejak 22 Mei hingga 6 Juli.
"Status tanggap darurat tersebut tertuang pada SK Nomor 265/BPBD/2024 yang berlaku selama 45 hari terhitung mulai tanggal 22 Mei hingga 06 Juli 2024," kata Abdul Muhari.
BNPB pun memberikan dukungan operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) Rp 200 juta ke Pemkab Landak pada Senin (27/5). Pemberian dana DSP itu dilakukan guna mendukung upaya penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor.
"Kehadiran BNPB di sini merupakan arahan langsung dari Kepala BNPB untuk memastikan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor dapat berjalan dengan baik," kata Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Deputi 5) BNPB Lilik Kurniawan.
"Untuk itu kami membawa dukungan berupa dana sebesar Rp 200 juta untuk operasional. Namanya dana siap pakai yang nantinya dapat digunakan untuk menangani bencana ini dengan baik," imbuh Lilik.
BNPB juga menyerahkan dukungan berupa peralatan dan logistik. Lilik menegaskan BNPB akan terus mengawal penanganan darurat di Kabupaten Landak dengan mengerahkan tim yang akan mendampingi melaksanakan upaya penanganan darurat.
"Kami juga membawa personel yang nantinya akan mendampingi BPBD Kabupaten Landak agar mereka secara administrasi tidak jadi masalah dimasa yang akan datang," sambung Lilik.
Mantan Deputi Pencegahan BNPB itu juga menekankan tentang pentingnya upaya pencegahan termasuk mitigasi dan kesiapsiagaan. Sebab, bencana banjir ini dapat dipicu oleh berbagai hal, mulai dari faktor cuaca termasuk bagaimana tata kelola lingkungan.
"Laporan yang saya terima 10 tahun yang lalu, 5 tahun yang lalu di Landak ini jarang ada banjir seperti ini. Sekarang ini baru bulan Mei saja sudah dua kali terjadi banjir. Artinya ada sesuatu di sini yang harus kita cari solusinya bersama dan tidak hanya BPBD saja. Ini harus semua OPD terlibat di situ," jelasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Landak Gutmen Nainggolan mengapresiasi dukungan dari BNPB. Bantuan yang diterima itu merupakan bukti nyata dukungan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Landak.
"Saya selaku Pj. Bupati Landak menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan dan sekaligus saya sampaikan terima kasih kami dan dari masyarakat Kabupaten Landak atas perhatian dan bantuan yang diberikan," ungkap Gutmen.
(sar/hsr)