Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong percepatan transformasi birokrasi di Kalimantan. Transformasi tersebut bertujuan agar Kalimantan menjadi superhub ekonomi nasional.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono di Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Kamis (2/5). Dia menekankan birokrasi tidak perlu terbelit-belit dengan kertas lagi, tetapi dengan data dan informasi berbasis digital.
"Birokrasi harus berdampak dan tidak boleh berbelit-belit dengan tumpukan kertas. Birokrasi harus lincah dan cepat ditopang oleh pemerintahan digital berbasis data dan informasi," kata Bambang Hendroyono dalam keterangannya, Jumat (3/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengemukakan bahwa transformasi birokrasi menjadi salah satu langkah mencegah tiga krisis global. Transformasi ini memerlukan komitmen masyarakat.
"Transformasi birokrasi, salah satu langkah mencegah peningkatan tiga krisis global yang terjadi di planet kita, yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan beserta limbah yang semakin meningkat," kata Bambang.
"Oleh karena itu, kita harus mendayagunakan energi dan komitmen kita semua untuk bertindak melalui proses transformasi birokrasi, lingkungan dan sosial ekonomi," terang Bambang.
Kalimantan sebagai Superhub Ekonomi Nusantara memerlukan transformasi birokrasi yang dilandasi konsep kepemimpinan transglobal. Hal itu tertuang dalam Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) untuk jangka panjang dan menengah.
"Saya meyakini bahwa transformasi birokrasi yang ditopang konsep kepemimpinan transglobal dapat mewujudkan keberlanjutan. Hal itu terlihat dalam integrasi Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) yang menjadi dasar untuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Bambang Hendroyono juga memberikan kuliah umum di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kamis (2/5). Ia mengingatkan mahasiswa soal tantangan triple planet challenges berupa perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi.
Untuk menjawab masalah tersebut, Bambang menyoroti kepemimpinan transglobal yang berlandaskan kecerdasan kognitif, kecerdasan moral, kecerdasan emosional. Menurutnya, kecerdasan tersebut dapat didayagunakan dalam proses pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup dalam suatu landscape-seascape yang terpadu.
(hmw/sar)