BMKG Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) tengah melakukan pemantauan hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1445 Hijriah. BMKG mengatakan hilal saat ini sulit terlihat karena posisi ketinggian hilal masih 0,33 derajat hingga pukul 17.00 Wita.
Pantauan detikcom di Menara Balikpapan Islamic Center, Minggu (10/3/2024), pantauan turut melibatkan Kemenag Balikpapan. Kondisi cuaca di Kota Balikpapan sempat gerimis sebelum pemantauan berlangsung.
"Jadi, masih sangat baru. Kemudian ketinggian hilalnya juga di bawah 1 derajat 0,33 derajat. Hampir di seluruh Indonesia kurang dari 1 derajat," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan Rasmid kepada wartawan di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasmid menjelaskan kondisi saat ini baru terjadi konjungsi ijtimak hingga pukul 17.00 Wita. Kondisinya, peralihan bulan lalu ke bulan awal Ramadan.
"Tetapi, umurnya baru sekitar 1 jam-an, tepatnya 1 jam 25 menit 58 detik sampai matahari terbenam," tambahnya.
Dia melanjutkan untuk kondisi saat itu kemungkinan hilal teramati dari titik pemantauan sangat kecil. Namun proses pemantauan hilal masih berlangsung.
"Kemungkinannya untuk observasi hilal tanggal 10 Maret 2024 ini kemungkinan kecil sekali. Memang kami (BMKG) harus lakukan observasi dari Sabang sampai Merauke," kata Rasmid.
Rasid menambahkan pemantauan hilal memang terkendala cuaca. Situasi langit yang mendung menghalangi pemantauan.
"Memang kendalanya karena hilal juga masih kurang dari 1 derajat dan cuaca agak-agak mendung, masih sangat tipis sekali di atas ufuk. Kemungkinannya kecil sekali teramati di Balikpapan khususnya, mudah-mudahan di tempat lain misalkan di Aceh bisa teramati," jelasnya.
Rasmid menyampaikan, hasil pemantauan hilal yang dilakukan hari ini akan dilaporkan kepada pihak Kemenag RI. Hal itu sebagai pertimbangan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah yang akan dilakukan pemerintah.
"Kami sebagai stakeholder Kemenag, data hasil observasi kami di lapangan akan kami laporkan ke Kemenag. Itu akan dibawa dalam sidang isbat, apakah dari data-data BMKG itu memenuhi syarat untuk penetapan 1 Ramadan," terangnya.
Dia mengaku pihaknya masih akan melakukan observasi hilal kembali pada Senin (11/3) besok. Rasmid menyebut, kemungkinan hilal yang akan terlihat pada esok hari akan lebih besar dan tinggi daripada hari ini.
"Kami tanggal 11 (besok) juga akan melakukan observasi hilal (rukyatul hilal). Kemungkinan besok itu lebih tinggi, sudah sampai 12 derajat di Balikpapan dengan umur bulan 25 jam dan kemunculannya juga sudah besar, 1,71 derajat dan sudah tinggi dan kemungkinan besok sudah teramati. Jadi hari ini dan besok akan dilakukan (observasi hilal)," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, BMKG Wilayah Sorong juga pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Pantauan dari Kasuari Valley Resort Sorong, ketinggian hilal masih minus 0,1 derajat.
"Untuk saat ini waktu terbenam matahari pukul 18.29 WIT sedang untuk waktu terbenan bulan 18.28 WIT," kata Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika Sorong Dedi Irjayanto kepada wartawan, Minggu (10/3).
Menurut Dedi, kriteria hilal terlihat berada di ketinggian 3 derajat. Hal ini berdasarkan hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
"Untuk ketentuan MABIMS se-Asia Tenggara minimal batas hilal 3 derajat baru bisa terlihat," ujarnya.
(hmw/hmw)