Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir menerjang 6 kecamatan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Bencana hidrometeorologi itu menyebabkan 715 rumah terendam dan satu warga meninggal dunia.
"Banjir menyebabkan 715 KK (kepala keluarga) terdampak dan 1 jiwa meninggal dunia. Sedangkan kerugian materil sebanyak 715 unit rumah terendam dan 1 unit kantor lurah terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024).
Abdul Muhari menyebutkan ada 10 kelurahan di 6 kecamatan yang terdampak banjir. Salah satunya di Kelurahan Lahundape di Kecamatan Kendari Barat, selanjutnya Kelurahan Korumba di Kecamatan Mandonga.
Selanjutnya ada Kelurahan Punggolaka dan Kelurahan Wua-Wua di Kecamatan Puuwatu; Kelurahan Bende, Pondambea, dan Anaiwoi di Kecamatan Kadia; Kelurahan Anawai dan Kelurahan Bonggoeya di Kecamatan Wua-wua; dan Kelurahan Anggoeya di Kecamatan Poasia.
"Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat dan di Kecamatan Lasolo," tambah Abdul Muhari.
Abdul Muhari menambahkan, BPBD Kota Kendari tengah berkoordinasi dengan pemerintahan setempat untuk melakukan penanganan banjir. Material banjir juga masih dibersihkan bersama Damkar Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai, dan masyarakat.
Kasi Logistik BPBD Kota Kendari Dedi menjelaskan, banjir di Kendari belum sepenuhnya surut. Dia mengaku masih ada sejumlah wilayah yang kembali dilanda banjir karena curah yang tinggi.
"Banjir setinggi 1,5-2 meter terjadi di daerah Kelurahan Sanua, dan kampung Salo. Dampak dari banjir Sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo," ujar Dedi.
Dedi menjelaskan antisipasi banjir dilakukan oleh tim gabungan. Mereka sudah melakukan pembersihan drainase secara rutin. Namun, besarnya luapan air dan terjadinya air laut pasang menyebabkan air tidak bisa mengalir ke laut.
"Kendala penanganan banjir adalah jumlah personel yang kurang karena luasnya lokasi banjir. Selain itu, lokasi banjir sulit dijangkau, akses yang kecil, dan jalan berbuki-bukit," tuturnya.
Untuk diketahui, banjir melanda Kota Kendari akibat intensitas curah yang tinggi pada Senin (4/3). Kejadian ini dipicu hujan deras yang mengakibatkan air laut pasang hingga Kali Lasolo meluap.
Bencana alam itu sebelumnya membuat anggota TNI berinisial Serka PP meninggal akibat tersengat listrik. Serka PP meninggal saat menguras air di rumahnya di Jalan Mekar Jaya 1, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kendari, Kamis (7/3) sekitar pukul 02.30 Wita.
"Beliau sempat minta tolong dan keluarga mencabut colokan alkon lalu membawa beliau ke RS Bhayangkara namun tidak tertolong," ungkap Manager PLN UP3 Kendari Munawir Liling kepada wartawan, Kamis (7/3).
Simak Video "Video: Pemobil Hilang Kesadaran Tabrak 3 Motor di Kendari, 1 Tewas"
(sar/asm)