45+ Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema, Ada tentang Sekolah-Alam

45+ Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema, Ada tentang Sekolah-Alam

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Jumat, 01 Mar 2024 23:00 WIB
Hari Puisi Sedunia 2023 diperingati pada 21 Maret. Tujuan peringatannya adalah merayakan bentuk ekspresi, identitas budaya, dan bahasa manusia dalam bentuk karya sastra puisi.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/ultramarinfoto)
Makassar -

Puisi terkadang menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan. Namun, kata-kata yang digunakan biasanya bukanlah bahasa umum yang dipakai sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi berarti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Selain itu, puisi juga bermakna gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, serta makna khusus atau juga biasa disebut dengan sajak.

Agar mudah memahami dan mempelajarinya, berikut ini 45+ contoh puisi pendek berbagai tema menarik, mulai tentang sahabat hingga lingkungan. Simak yuk!

Contoh Puisi Pendek #1

Kunang-kunang
Karya: Alvin Reza Saputra

Kunang adalah gadis cantik secantik tangkai mawar
Kunang memiliki kuku berupa surga di langit
Kunang menjumpai sang ayah yang berada di kebun

ADVERTISEMENT

Kunang pun bertemu dengan pria tampan
Hati kunang bergetar seperti suara lonceng
Ia menumpai sebuah pondok kecil untuk menghilang rasa lelah

Malam pun menghampirinya, Ia ketakutan
Melihat tempat yang sangat gelap, segelap gua
Kuku kunang pun bersinar
Berwarna kuning seperti matahari menyinari bumi

Contoh Puisi Pendek #2

Mentari Pagi
Karya: Ayu Amanda

Cahaya masuk menyapa hangat
Cerah tapi tak menyengat
Matahari mulai terang cut
Sendu yang tak merapat

Kicauan burung cantik
Menjadi hiasan musik
Pagi ini terasa menarik
Tak inginku terusik

Lembaran baru kan dimulai
Berjalan elok gemulai
Tak berharap terlerai
Ketabahan hati lagi ini terurai

Contoh Puisi Pendek #3

Umpan Tak Kasat Mata
Karya: Ghina Danilah

Dulu ku bertemu
Anak dungu tanpa ibu
Hidup sendiri di dunia tabu
Tertutup kelabu
Pandai menunggu

Sepasang sepatu ku bagi dua
Berharap dia datang dengan asa
Agar mati tidak sia-sia
Cobalah tuk bijaksana
Sudah merdeka tapi masih hidup bak dijajah

Ku beri semanggi
Tuahnya aku bagi-bagi
Sakit hati ini
Melihatnya tak kunjung pulih
Terhanyut dalam elegi

Ia buta akan warna
Tuli akan rasa
Bisu akan suara
Lumpuh akan cinta
Sukmanya hampa
Bak bahtera tanpa nakhoda berlayar di samudera

Aku mau membantu
Kapanpun kamu butuh, tidak terikat oleh waktu
Hanya, aku tunggu tanyamu!

Contoh Puisi Pendek #4

Indonesia
Karya: Nuraini

Indonesia, ke mana hati kita tanam dalam-dalam
Dimana ruh kita simpan dalam dada
Dimana bangsa kau jinjing tinggi Indonesia
Ingatlah Budi Utomo dan para pemuda dalam ikramnya
Ingatlah Soepomo, Syahrir, Soekarno dalam ide juangnya
Mereka belum mati
Ruhnya masih bersemayam di setiap nurani anak-anak bangsa
Semangatnya masih menggema dalam dada
Masihkah kita bertanya
Sudahkah kita merdeka?

Contoh Puisi Pendek #5

Tumpukan Pelangi
Karya: Fazira Rahmadani

Angin yang bertandak dengan riak cinta
Bergaung riuh menangkap segala penjuru
Tak ada sekapur sirih menyambut
Tak ada beras kunyit ditabur
Hanya nyanyian burung waktu

Beratap matahari dalam tinta alam
Sambangi malam dengan gigil embun

Ketika matahari memecahkan bumi
Menusuk tulang dengan tajam
Gedung menjulang menantang sang surya

Di depan tumpukan pelangi
Mereka bersujud
Meminta doa
Agar tidak tenggelam di kala senja

Contoh Puisi Pendek #6

Lukisan Negeri
Karya: Komang Rahayunita

Bulan tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Cermin ilusi selimuti dunia
Menikung pohon melambai sayu

Negeriku...
Tanah mulia membuka mata
Tanah subur hembuskan udara
Tanah permai ditelan dunia
Kebanggaan negeri Pancasila
Menggema ke seantero benua

Nusantara...
Manusiamu religius
Tulus halus dan bertuhan menjagamu
Berkalbu nasionalis
Etis nan manis akui bangsamu

Nilai manusiawi tiada batasnya
Ramah tamah....
Tersenyum....
Bertegur sapa....
Gotong royong.....
Itulah cintamu....

Untuk Nusantara....
Ku kumandangkan Indonesia Raya
Iringi kibaran Sang Saka
Antarkan Garuda Pancasila mengangkasa

Nusantara...
Senyawa pulau berpenghuni insani

Contoh Puisi Pendek #7

Surga Para Kijang
Karya: Sisca Amelia Ningrum

Nyanyian merdu bangunkan fajar
Desiran angin gandengkan embun
Dalam kalimat sajak terpapar
Di atas kasarnya air menimpun

Cerita senja hari ini
Pinta tentang riuh di atas kota
Dekap dengan turun kelabu
Iba tiada isu muara

Berteman dengan kijang
Siap saing siang malam
Jerit kait serupa kajang
Mengkadar jagat mengalir kelam

Bak elang di tengah sawah
Tiada serupa ingin berkawan
Terusik langkah seribu rasa
"Bebaskan kami dari surga mereka!"

Fajar ada pertengkaran
Senja ibarat perlombaan
Menepikan setapak perjuangan
Bersimpu andalkan pegkhianatan

Jika pisau senjata utama
Teriak tangis di Ibu Kota
Mungkin tak peduli atas cerita
Ujung ke ujung berlumur darah

Contoh Puisi Pendek #8

Ayah
Karya: Layli Qibtiah

Ayah....
Engkau pahlawan hidupku
Engkau bekerja keras demi keluarga
Engkau terkena hujan dan panas

Ayah...
Engkau selalu ada untukku
Engkau selalu ada untuk ibu
Engkau selalu ada untuk keluarga

Ayah...
Pahlawanku...
Ayahku...
Pedomanku...

Ayah...
Engkau selalu baik
Engkau selalu bekerja keras
Terima kasih ayah...

Contoh Puisi Pendek #9

Sahabatku yang Baik
Karya: Hetty Dwi Agustin

Halus tutur katamu
Selalu terucap buatku
Hari-hari bersamamu
Selalu ada tawa dan senyum
Berbagi cerita sehari-hari
Warnai kebersamaan kita
Saling menolong dalam mengisi hari
Sehingga ceria kita di setiap jumpa
Percayalah sahabatku
Aku akan selalu
Berusaha baik padamu
Seperti kau baik juga padaku
Persahabatan kita selalu terjaga
Sebagaimana kita menjaganya
Berprasangka baiklah selalu padaku
Karna akupun selalu prasangka baik padamu

Contoh Puisi Pendek #10

Negerti Tanah Berpulang
Karya: Zahrotun Qurrata A'yuni

Aku menyaksikan
Rumput dan gelandangan
Rakyat jelata dan cinta
membuncah angkara
Tanah menemui
tak diketahui
Menjumput daun di telinga di pusara
Ke lubuk kenangan masa

Padang ilalang bergoyang
Semakin menantang
Menjelma matahari
terbit di bilangan
Jenuh memutar menyanyikan lagu negeri tanah berpulang

Aku menyaksikan
Rumput dan gelandangan
Senin malam udara kacau
Mengantarmu menyembelih lampau
Angin meracau

Waktu berhenti takut
Rakyat menjadi kalut
Menangisi ujung tersudut

Kelak di sebuah negeri
Aku akan mengerti
Engkau menyatu dengan rumput untuk berdiri

Contoh Puisi Pendek #11

Kisah Manuskrip Pemuda dan Pria Tua
Karya: Sutrisna Jumhari

"Kebenaran tak'kan mendua"
Kata mpu-mpu pada cebisan kitabnya
Lalu, mengapa di secarik kain putih
Dengan titik-titik dibilang bernoda?
Mengapa ketidakadilan dibebaskan merajalela
Di bawah palu kayu
yang terketuk-ketuk?

Ini cerita pemuda pelosok
Kisah bermanuskrip yang dilindas toyota
Para raja
Pada temaram magenta
Pemuda pencuri jepit kaki
Meraung dalam arakan keliling pertiwi
Dengan rakyat pembenci mengiringi

Di balik senja yang sunyi
Emaknya dibisukan tanpa kejelasan
Korneanya dibutakan karena mentari digantungkan
Menanti tanpa peluh, mengucap lirih
"Kapan rembulan dinanti muncul di kaki?"
Tapi pemuda tak kembali lagi
Palu bicara, pemuda mendapat hukuman mati
tanpa amnesti

Sementara di bui sebelah
Pada gua benderang biru muda
Menggelegar nyaring artis ibu kota
Pedangdut top kalangan istana
Mengiringi sengau pria tua
dengan mata berkilat dan mulut cerah

Contoh Puisi Pendek #12

Sutra Menari dan Ladang Peluru
Karya: Rania Nur Hazima

Ini kisah,
Tentang lembut kain sutra lahir di ladang peluru
Menari dengan pipi bersimpuh debu
Mata biru bertetes darah
Mencari-cari kasih
Dari harap tinta di atas sutra

Ia menari
Bersua
Samudera merah samudera manusia
Pohon melambai pada ranting
Tersangkut gumpal darah pada akar
Tanah bosan dengan tubuh
Membusuk
Bau tangis

Ia tetap menari
Meski berkarat putih bajunya
Meski sejatinya mampu membocorkan kesunyian
Meski setiap denting waktu
Mencekik leher-leher pada kain kecilnya

Ini kisah
Tentang kain sutra membeku kaku
Ia tak menari
Ia tak lekungkan sabitnya
Kuncup
Dengan peluru tertiup
Dengan darah merah
Ia kaku
Ia mati sebagai sutra yang menari

Contoh Puisi Pendek #13

Menenteng Senyum
Karya: Aulia Najwa Saqeena

Ketika senja langit berpendar
Di sepasang bukit meruncing merah
Walet-walet berarak pulang
Bersama angin yang mendesis pelan

Ombak datang, seperti wiru
Buih-buih berbaris meliuk
Menyeret bulir-bulir pasir
Hingga ke tengah

Gadis kecil bersandar pada lengan kelapa
Rambutnya disibak angin
Ada kelikir di sela-sela jari kakinya
Karena ia datang tanpa alas
Ia menatap laut lepas
Yang tenang, bagai wajah ibu

Air menggenang di sudut matanya
Terbayang wajah bapak
Yang tak kunjung pulang

Dari kejauhan terlihat
Sebuah kapal akan bersandar
Gadis kecil berlari mendekat
Ada seorang lelaki tua di sana

Contoh Puisi Pendek #14

Sahabat Jauh
Karya: -

Di malam ini jika kau mengerti
Perasaanku saat ini
Menatap bulan sepotong
Hinggap di jendela kamar
Terbayang jelas wajahmu
Luka, darah, denyut nadi

Semuanya tentang kamu oh sahabatku

Di malam ini jika kau mengerti
Rasa ini terus membakar jiwa
Terus bergelora di dalam dada
Tiada henti kini dan nanti
Hingga kita bertemu walau cuma di mimpi

Untuk kesekian kali
Sampai engkau pergi lagi

Kuingat betul wajahmu
Membayang terus membayang dalam kepala
Senyummu bagai gula jawa
Rambutmu bagai mayang yang terurai

Jika kita bertemu
Apa itu masih sama seperti dulu?
Kuserahkan semua pada waktu
Mengetuk pintu mencari kamu

Contoh Puisi Pendek #15

Hati yang Terikat
Karya: Dara Rieska Savana Ningrum

Ku ingin melangkah menuju arahmu
Merasakan kembali belaian lembutmu
Tak ada yang bisa melukiskan dirimu dengan apapun
Kasihmu melimpah ruah

Ku ingin selalu dekat
Walau jarak menjadi sekat
Hati kita terikat erat
Berapapun jarak yang memisahkan umat

Ketangguhanmu menjadi cambuk yang kuat
Caramu mendidik
Membesarkan kami
Tak ada yang bisa menandingi

Ilmu adalah alasanmu walau dengan kekurangan
Lihatlah...

Kami hidup dengan ilmu yang melekat
Kami kuat karenamu, jasamu masih ku ingat
Kasihmu kepada semua umat
Tanpa dendam kesumat

Kasih sayangmu tiada terkira
Perhatianmu tiada tara
Perjuanganmu tak terhingga
Kehebatanmu sungguh luar biasa

Tak ku harap akan tua dan rentamu
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usiamu
Kuharapkan kau selalu bersamaku
Dengan penuh cinta dan petuahmu

Contoh Puisi Pendek #16

Anak Jalanan
Karya: Muhammad Fikri

Mentari senyum di pagi hari
membuatku terbangun
"Saatnya kumencari"
dengan penuh semangat

Anak jalanan
Kau mengorbankan dirimu untuk keluarga
Jemari kecil menggenggam kuat
Tanpa mengenal lelah

Ketika senja sudah nyaris kuat dan malam menjelang
"Kurasa saatnya ku pulang"
Semangat didapatkan dan dibawa pulang
Sesampai di rumah
"Perjuanganku tidak sia-sia
dengan menafkahi keluarganya"
Sesampai ia menutup matanya

Contoh Puisi Pendek #17

Aku dan Masa Depanku
Karya: Ulil Albab Af-Farizi

Ketika sang mentari menampakkan sinarnya
Diiringi kicauan burung yang menyapa
Detik demi detik yang berbunyi
Membangunkanku untuk menggapai cita

Buku-buku yang memandangku
Seolah tak rela menenggelamkanku dalam angan
Kutatap mentari dan berkata
Aku siap demi masa depanku
Semangat yang membara
Membangkitkan jiwa dan raga

Lonceng sekolah yang memanggil
Adalah awal mengumpulkan ilmu
Menuntut ilmu
Ialah candu bagiku
Menambah kecerdasan
Dan menjadi jembatan
Akan cita-citaku

Contoh Puisi Pendek #18

Pipit Kecil
Karya: Zuarni, S.Pd.

Awal jumpa kita, kami bukan siapa-siapa
Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka
Kami hanya berputar... berputar...
Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami

Awal jumpa kita, kami bukan apa-apa
Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna
Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami
Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan

Guruku,
Lihatlah pipitmu
Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati
Dengan ilmu dan petuahmu
Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari

Langkah seok, telah mantap menapaki jalan tajam beronak
Kini pipitmu
Telah siap terbang, terbang memetik cita-cita kehidupan

Dia meninggalkan
Secuil sejarah hidup kami di sini

Contoh Puisi Pendek #19

Sekolahku Rumah Bagiku
Karya: Cello

Dirgahayu sekolahku
Terima kasih atas jasa-jasamu
Yang telah membantu ku
Membantu tuk menimba ilmu

Tak terasa waktu terus berganti
Tak terasa diriku pun bertambah selalu usianya
Kau selalu berjalan bersama ku beriringan
Menggapai cita

Di sinilah tempat semua terjadi
Di sinilah rumah kedua bagiku
Canda, tawa, tangis, kesal semua ku rasakan
Semua berkat engkau sekolahku

Contoh Puisi Pendek #20

Sekolahku Keluargaku Kedua
Karya: Caroline

Kau tempat ku untuk belajar
Kau tempat ku untuk mendapat ilmu
Kau tempat ku untuk dapat belaian kasih
Kau tempat ku untuk mendapat pengetahuan

Sekolah ku
Kau keluarga ku kedua
Tempat kebahagiaan
Tempat kasih sayang dan tempat cinta

Contoh Puisi Pendek #21

Sahabat Pantai
Karya: Haris Nadem M.

Sinar senja membasuh wajahku
Yang bercucuran air mata dan berdebu
Mengingat episode-episode masa cilik kita
Penuh gembira dan tawa

Andai bisa kuputar roda waktu
Aku akan bermuara ke dalam lorong itu
Untuk mencarimu
Si kecil, tengil, nakal

Hari-hari diriku di panggang sinar mentari
Berenang dalam pasir putih berkilau
Memanjat pohon kelapa nan tinggi selangit
Serta berendam dalam indah karang dan ikan

Contoh Puisi Pendek #22

Pendidikan dan Harapan
Karya: Dwi Arif

Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan

Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan

Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat

Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari zaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki

Contoh Puisi Pendek #23

Lingkungan yang Indah
Karya: Afrina Hera Rahma Dini

Oh lingkungan...
Kau bagai permata di mataku
Karena kau dunia ini menjadi indah
Oh lingkungan...
Kau sudah menghias dunia ini
Dengan tanaman dan bunga-bunga
Tetapi sayang
Tanaman dan bunga-bungamu
Sering dipetik dan dirusak orang
Sehingga habis
Tetapi aku tidak akan pernah
Membuat bunga dan tanaman mu
Hilang dan layu
Aku akan merawatmu
Sampai mekar dan indah
Karena kau aku hidup
Kalau tidak ada kau
Semua manusia menghirup udara kotor
Dan karena kau
Udara kotor menjadi udara yang bersih

Contoh Puisi Pendek #24

Sekolahku
Karya: Angelica

Tetesan embun pagi
Menyegarkan tanaman yang ada di halaman sekolahku
Sekolahku...
Membangkitkan semangat belajarku
Terdengar suara nyaring
Yang sedang mengajar
Sekolah tempat untuk mencari ilmu
Yang tak pernah kulupakan
Untuk selama-lamanya

Contoh Puisi Pendek #25

Pengakuan yang Jujur
Karya: Radius S.K. Siburian

Di tiap ujung daun menjari tersimpan nada kagum
Di tiap bentangan akar bersembunyi nada taat
Di tiap pucuk pohon pinus bertunas nada syukur
Di tiap ujung paruh burung terselip rasa kagum

Di tiap auman fauna terdengar rasa taat
Di tiap alat gerak animalia terbekas rasa syukur
Di tiap bibir pantai-pantai tercium rasa kagum
Di tiap puncak gunung menjulang tersimpan rasa taat

Di tiap muara sungai terbentang rasa syukur
Di tiap hamparan samudra terbentang nada dan rasa
Kagum, taat, syukur semua menyanyi kitab Kejadian Sempurna

Contoh Puisi Pendek #26

Desaku
Karya: Ilyas

Desaku
Desa yang subur akan air mata
Tangisan selalu hadir
Kegelisahan
Rasa takut
Suram
Hingga kebodohan
Menghantui
Kekayaan
Kesuburan alam tak ada arti
Karena negeri ini lebih kaya
Akan tikus-tikus yang serakah
Penjajah keadilan dan
Pejabat yang tak tahu hitam dan putih

Contoh Puisi Pendek #27

Pertiwi Menangis
Karya: Susanti Beti Sinda

Sang penghambat kemajuan telah merajalela
Sejalan dengan itu, provokator pun melakukan aksinya
Menghancurkan masa depan bangsa
Kekacauan terjadi di mana-mana
Tak ada lagi kasih dan damai

Putra putri bangsa lihatlah
Pertiwi sedang menangis
Dengarlah pertiwi sedang menangis
Meratapi hidup kita yang penuh dengan kenistaan
Kita tak lagi rukun dan damai

Tegakah kau melihat itu
Jagalah bangsa ini
Buanglah morfin dan nikotin
Hindarilah kebiasaan miras
Dengan demikian bangsa akan aman
Damai tentram dan jaya
Pertiwi tak lagi menangis

Contoh Puisi Pendek #28

Guruku
Karya: Nurwawan

Setiap hari kau bagi ilmumu
Dengan keikhlasan dan kesabaran
Setiap hari kau bimbing aku
Dengan nasehatmu yang penuh makna

Guruku,
Tak pernah lelah kau ajar aku
Selalu semangat setiap tugasmu

Guruku,
Terima kasih
Atas semua pengorbananmu untukku
Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku

Guruku,
Kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku

Contoh Puisi Pendek #29

Ilmu Pedoman Hidup
Karya: Natasha Maylina

Di kala mentari merekah
Bergegas melangkahkan kaki
Menimba ilmu setinggi langit
Masa depan siapa yang tahu
Hanya ilmu yang kukejar
Hingga titik darah penghabisanku

Belajar, belajar, belajar
Itulah yang bisa kulakukan
Tuk menuju pintu kesuksesan
Meski kesulitan menghadang
Takkan kumenyerah meraih ilmu
Ilmu adalah pedoman hidupku

Contoh Puisi Pendek #30

Pesan Alam
Karya: Haidi S

Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut rumah
Yang perlahan membuat

Mungkin kita harus ingat
Saat perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam

Contoh Puisi Pendek #31

Benderaku
Karya: Gatot Supriyanto

Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Bahkan tubuh luluh
Dengan tangan terpotong-potong
Hati tercabik-cabik
Diaduk di tungku peperangan
Merahnya membasahi bumi pertiwi
Putihnya jadi cermin negeri

Ku ingin jadi angin
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar

Contoh Puisi Pendek #32

Pelepah Pancasila
Karya: Pingkan Agustina

Sajak ini menyeru adil
Membuncah agama yang berlayar
Adab mengeja toleransi siku gundu
Berdebar lepuh senja di telan kelam

Pelepah kelopak sosial
Tergerak dicuram hiruk pikuk amuk masa
Sabar ngilu ini bisa di rengkuh
Emak, abah hawa beku yang perlu

Teman rendam jerit geram amarah
Selalu menyimak jerumun kebersamaan
Tak perlu memisah kutuk
Kita sejarah yang sama

Kelopak benang merah keluarga guntur
Tak runtuh diterpa topan
Menyingkap laras tengkuk Pancasila
Bersama senyum garuda zaman

Contoh Puisi Pendek #33

Sumpah Pemuda
Karya: Nira Ernawa Apsari

Tak sebilah pedang, mengoyak gelora pemuda
Dirajam, oleh tajamnya peluru
Merajam tiap helaian napas pun, tak sanggup meredam gelora perjuangan
Runcingnya bambu,
Teguhnya semboyan, merdeka atau mati
Teriakan Bung Tomo, mampu membebaskan semangat perjuangan
Darah pahlawan bertumpah ruah
Membanjiri ibu pertiwi
Proklamasi telah dikumandangkan
Menggema seantero nusantara
Sumpah pemuda telah dilahirkan

Contoh Puisi Pendek #34

Ibu Malaikatku
Karya: Mosdalifah

Ibu...
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu...
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri-duri

Ibu...
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu...
Kau lah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapan pun itu
Aku akan tetap mencintaimu

Ibu, malaikatku

Contoh Puisi Pendek #35

Pahlawan
Karya: Trimo

Ajarkan aku wahai pahlawanku
Untuk cinta negeri nusantara ini
Nusantara yang engkau perjuangkan dengan gigih dan berani
Bersemboyan merdeka atau mati

Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk memiliki
Semangat juangmu
Semangat untuk merdeka
Semangat untuk berdaulat
Semangat untuk berkeadilan
Semangat untuk berkemakmuran
Sesuai dengan cita-citamu

Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk membangun negeri nusantara ini
Dengan caraku sendiri
Dengan kekuatanku sendiri
Agar aku tahu
Agar aku mampu menjadi bangsa mandiri

Contoh Puisi Pendek #36

Indahnya Persahabatan
Karya: Hetty Dwi Agustin

Selalu tersenyum di antara kita
Selalu tutur baik terucap dalam cerita kita
Kita sering berbagi cerita suka dan duka
Kita tetap ceria walau sedang dalam luka
Karena kita saling percaya
Karna kita saling menguatkan
Karna kita tetap selalu bersama
Karna kita selalu saling menerima
Bahkan kita tak saling minta maaf
Karna bila di antara kita bersalah
Tanpa terucap kata maaf pun
Kita selalu sudah saling memaafkan
Karna kita saling memahami
Karna kita selalu berbaik sangka
Karna kita selalu saling percaya
Bahwa kita selalu menjaga persahabatan ini

Contoh Puisi Pendek #37

Taman Kosong
Karya: Cheren Riry

Di dalam taman yang kosong
Kau hadir mengisi keheningan
Ketenangan yang mempunyai kebanggaan
Kelembutan yang menciptakan harapan

Senyuman dengan berbagai macam
Yang selalu menghidupkan wajah
Mata yang tak bersalah
Yang mengisi kegelapan

Kau, kau adalah bibitku
Kau telah mengisi kegelapanku
Kau telah menghidupkan putus asaku
Kau adalah bunga-bunga
Yang mengisi sudut tamanku
yang kosong
Ku ingin kau tetap bersamaku
Untuk menggapai harapanku

Contoh Puisi Pendek #38

Jalan Perubahan Nusantara
Karya: Jevon Brilian Nanlohy

Sang surya menggeliat di cakrawala ibu kota
Aku terbuai deru angin sejuk di balik gedung nan megah
Tersadar karakter ibu pertiwi porak-poranda
Negeriku masih beraroma harum langkah hancur sang penjajah

Hatiku menjadi seperti lilin luluh dalam dada
Saat kebudayaan nusantara di pandang hina
Anak negeri pertahankan budaya Indonesia
Tembangkanlah nyanyian karakter bangsa

Semerbak aroma teknologi, tercium sampai pelosok nusantara
Singa-singa muda merana kelaparan, Ibu pertiwi dimakan tikus
berdasi
Revolusi mental bangun karakter, tak akan jatuh di jurang teknologi
Pancarkan sinar identitas nasional yang bercahaya

Sang presiden berkata ubah mental anak bangsa
Bangun positifme, tanggalkan negatifme hai penerus bangsa
Gelorakan semangat jalan perubahan bumi persada
Demi kejayaan nusantara kini dan selamanya

Contoh Puisi Pendek #39

Ayah, Pahlawan Keluarga
Karya: Firdarisma

Ayah...
Ayah adalah pahlawan keluarga
Ayah tak kenal lelah dan tak pernah mengeluh
Demi keluarga Ayah tetap bertahan dan bersabar

Ayah...
Ayah adalah pemimpin keluarga
Di dalam keluarga kecil ini
Ayah memimpin keluarga ini
Untuk menjadi keluarga yang sejahtera

Ayah...
Aku berterima kasih
Atas pengorbananmu Ayah
Hanya doa yang bisa kubalaskan
Atas perjuanganmu Ayah

Contoh Puisi Pendek #40

Bendera Merah Putih
Karya: Prawoto Susilo

Berkibarlah Merah Putihku
Membentang luas ke langit biru
Merahmu cahaya semangatku
Putihmu pelita jiwaku

Tak akan ada yang berani menodaimu
Tak akan ada yang berani menghinamu
Tak akan ada yang berani menghancurkanmu
Karena seluruh nusantara ini menjagamu

Jiwa patriotku
Jiwa nasionalis kami semua
Bersatu padu
Tak terbatas ruang dan waktu
Untuk melindungimu

Contoh Puisi Pendek #41

Catatan Kecil
Karya: Warno

Catatan kecil berbuku sendu
Seakan golak terpaku
Meratap menatap nasib
Tak kuasa memandang gundah
Padahal, setia nyala berbahagia

Jengah terkesima
Pudar termakan waktu
Yang manis, yang retak, yang kelabu

Intisari telah terekam di sini
Suatu saat pasti dimengerti
Meski bukan hari ini

Pintaku, seberangi penghalang yang memadamkan
Pintaku, tunjuklah kebenaran seluas pandangan
- Demi erat hati dan kalbu

Contoh Puisi Pendek #42

Ayahku, Superman-ku
Karya: Adam Young

Ia tidak melawan kejahatan
Atau mengenakan jubah
Ia tidak membaca pikiran
Atau terbang
Namun tiap dunia membutuhkan pertolongan
Ia adalah Superman-ku
Banyak orang yang tidak percaya dengan superhero
Karena mereka belum bertemu dengan ayahku

Contoh Puisi Pendek #43

Easther
Karya: Nisfanda Bella Vizta

Sempatkah terlintas namaku
Dalam ingatan batinmu
Dalam singkatnya takdir Tuhan?
Apakah kau dapat mekar dan berbunga sesuka hati?
Sementara diriku melayu dan mati

Padamkanlah apimu
Dalam kesaksian yang menyakitkan
Bersajaklah kau
Mekarmu adalah kemenangan
Ayunkanlah rohku
Jauh di angkasa
Menuju ruang tak tertuju

Contoh Puisi Pendek #44

Lelaki Tua dan Cucunya
Karya: Catur S.R.F.M. Putra

Lelaki tua menunggang astrea
Diboncengnya cucu semata
Senyumnya menembus hati tetangga
Tak kenal tua atau remaja
Menghargai jadi pokok utama

Lelaki tua dan cucunya
Gembira menunggang astrea
Melesat ke ladang bulan
Dengan semangat berkobar
Sopan santun bersama para peladang

Lelaki tua dan cucunya
Sayangnya kepada tetangga
Menyungsepkan ikan ke samudera
Menerbangkan bulan kepada Tuhan

Romantisnya lelaki tua dan cucunya
Bercakap-cakap bersama saudara
Kasih sayangnya tak akan terbendung
Kasih cintanya tak terhalang

Ia lelaki tua dan cucunya
Begitu baik juga asik
Sangatlah ramah bukan pemurah
Menjunjung nilai insaninya

Contoh Puisi Pendek #45

Ibu Super
Karya: Joanna Fuchs

Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa
Begitu lembut, namun begitu kuat
Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli
Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan
Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya
Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal
Ibu adalah master dari setiap tugas
Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan
Ibu adalah bantalku saat aku jatuh
Ibu membantu di saat-saat sulit
Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon
Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu
Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya
Jika aku memiliki pilihan
Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!

Contoh Puisi Pendek #46

Garuda Pancasila
Karya: Prawoto Susilo

Dari Sabang sampai Merauke
Ada Garuda Pancasila di jiwa mereka
Kesaktian Pancasila tidak diragukan lagi
Sebagai pedoman hidup bernegara

Walau berbeda-beda agama
Walau berbeda-beda suku
Walau berbeda-beda bahasa
Tetap Bhineka Tunggal Ika

Entah sampai kapan
Tak terbatas ruang dan waktu
Dari anak-anak sampai tua
Semua cinta Garuda Pancasila

Contoh Puisi Pendek #47

Sumpah Abadi
Karya: Dee Lestari

Sumpah Abadi

Ketika pemuda bersumpah,
Sumpah yang bukan hanya untuk dirinya, melainkan tanah airnya

Ketika pemudi bertekad,
Tekad yang bukan hanya untuk kaumnya, melainkan segenap bangsanya

Gegar gunung dan lembah
Gemetar lautan dan pantai
Bergetar jantung dan berdesir darah

Ketika pemuda dan pemudi menyeberangi keberagaman ketidaksamaan demi bersama bekerja
Abadi bersumpah, untuk Indonesia

Nah, itulah 45+ contoh puisi pendek berbagai tema menarik, mulai tentang sahabat hingga lingkungan. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads