11 Contoh Teks Ceramah Isra Miraj yang Berkesan dan Penuh Makna

11 Contoh Teks Ceramah Isra Miraj yang Berkesan dan Penuh Makna

Irmalasari - detikSulsel
Kamis, 08 Feb 2024 03:00 WIB
Quotes Isra Miraj
Ilustrasi teks ceramah Isra Miraj 2024 (Foto: Dok. iStock)
Makassar -

Kegiatan yang tidak pernah terlewatkan saat perayaan Isra Miraj adalah ceramah keagamaan. Ceramah Isra Miraj biasanya berisi hikmah-hikmah yang terkandung dalam peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha.

Teks ceramah sangat penting dipersiapkan sebelum tampil di depan jamaah. Hal ini akan membantu detikers menguasai materi yang ingin disampaikan kepada pendengar.

Nah, bagi detikers yang akan bertugas untuk menyampaikan ceramah, berikut 11 teks ceramah Isra Miraj yang dapat dijadikan referensi.Yuk, simak selengkapnya!

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #1

Judul: Perjalanan Nabi Muhammad SAW dan Perintah Shalat 5 Waktu

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

ADVERTISEMENT

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam kepada Rasulullah menjadi dua hal yang penting untuk mengawali majelis ini. Hal penting selanjutnya adalah berwasiat takwa yang menjadi kewajiban bagi khatib untuk senantiasa sampaikan kepada jamaah karena memang menjadi rukun dalam khutbah Jumat. Apabila rukun dalam Jumat ditinggalkan, termasuk wasiat taqwa, maka konsekuensinya adalah tidak sah ibadah shalat Jumat yang dilaksanakan.

Oleh karena itu mari kita tingkatkan dan kuatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT sebagai wujud penghambaan kita kepada-Nya yang menumbuhkan rasa takut pada diri kita untuk melanggar perintah-perintah-Nya. Kuatnya ketakwaan juga bisa diukur dari kemampuan kita menjalankan seluruh perintah Allah SWT. Takwa akan menjadikan kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung dan masuk ke dalam surga Allah SWT. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Naba 31:

اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ

Artinya: "Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (ada) kemenangan (surga)"

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 3:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,"

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa orang yang bertakwa itu percaya kepada hal yang tak tampak mata dan juga tidak bisa dirasa dan direkam oleh indra serta tak bisa dinalar secara akal manusia. Hal ini disebut dengan istilah ghaib. Orang yang bertakwa juga dicirikan dengan konsistensinya dalam menjalankan shalat sebagai ibadah vertikal menyembah Allah SWT.

Dua hal ini, yakni percaya pada hal yang ghaib dan menjalankan shalat, menjadi dua hal relevan dengan keberadaan kita saat ini berada di bulan Rajab. Di bulan inilah sebuah peristiwa ghaib yang tak masuk akal dan hanya dipercayai oleh orang-orang yang beriman terjadi, yakni peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad saw. Peristiwa ini menjadi peristiwa ghaib yang harus diterima oleh keimanan terlebih dahulu sebelum akal kita.

Pengertian Isra ini sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjid al-Haram di Kota Makkah ke Masjid al-Aqsa di Palestina yang berjarak lebih kurang 1.500 kilometer. Sedangkan Mi'raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidratul Muntaha yakni tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indra manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran. Dua perjalanan ini ditempuh Nabi Muhammad hanya dalam satu malam.

Peristiwa agung ini telah diterangkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad mendapatkan 'oleh-oleh' yang sangat monumental dan menjadi hal yang paling sering disebut pada bulan Rajab yakni perintah shalat lima waktu. Maka kurang lengkap rasanya jika peringatan Isra Mi'raj yang sering dilakukan masyarakat di Indonesia tidak mengangkat dan membahas tentang shalat. Baik pembahasan tentang shalat dari perspektif fiqih, tasawuf, kesehatan, maupun dari perspektif lain yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pembahasan tentang shalat ini penting untuk diingatkan kembali kepada umat Islam pada bulan Rajab ini sebagai upaya untuk menguatkan kembali kesadaran bahwa shalat adalah sebuah kebutuhan bagi umat Islam. Bukan hanya sekedar kewajiban saja. Mengapa kita butuh? Karena shalat menjadi satu media penting untuk mendekatkan diri dan menyembah Allah SWT. Dengan shalat kita telah menunjukkan komitmen untuk menjalankan misi utama diciptakannya manusia ke dunia yakni untuk beribadah. Hal ini sudah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Ad-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam pelaksanaan shalat sendiri, penting untuk diingat oleh kita semua untuk senantiasa mengedepankan kualitas shalat. Bukan hanya kuantitas shalat saja. Kewajiban shalat yang difokuskan kepada kuantitas atau jumlah saja akan menjadikan diri terbebani dalam menjalankannya. Jika kewajiban shalat kita kerjakan dengan mengedepankan kualitas, maka shalat yang dilakukan akan benar-benar bisa dinikmati dan akan berdampak pada perilaku serta kualitas kehidupan kita.

Rasulullah pernah mengingatkan dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ

Artinya: "Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat".

Hadits ini mengingatkan kepada kita untuk senantiasa menjalankan perintah ini dengan sempurna mulai dari aspek fiqihnya sampai dengan aspek hakikat dari shalat itu sendiri. Dari sisi fiqih kita harus mengetahui syarat dan rukun shalat dan beberapa hal lain terkait seperti cara berwudhu, waktu-waktu shalat dan sejenisnya. Terminologi shalat ini sendiri adalah:

أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ مُفْتَتِحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتِمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ بِشَرَائِطَ مَخْصُوْصَةٍ

Artinya: "Ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu".

Sementara dari sisi hakikat, shalat memiliki dimensi ibadah rohani yang di dalamnya berisi doa-doa untuk mendatangkan ketenangan dan ketentraman jiwa. Allah berfirman:

وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. At-Taubah 103).

Selain berbuah ketenangan jiwa, shalat juga akan membuahkan ketentraman bagi orang lain. Kenapa? Karena orang yang melakukan shalat dengan benar akan membuahkan komitmen untuk tidak berbuat hal yang keji dan mungkar. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ankabut ayat 45:

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Mari di bulan Rajab ini kita jadikan peristiwa Isra Mi'raj sebagai media untuk lebih menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada hal-hal yang ghaib serta menjadikan shalat sebagai ibadah yang benar-benar bisa membuahkan hasil nyata yang berdampak pada kehidupan diri dan masyarakat sekitar. Upaya ini dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas shalat yang kita lakukan. Semoga Allah mengabulkan harapan-harapan kita. Amin

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #2

Judul: Isra Miraj: Jejak Langkah Nabi dalam Memperkuat Iman dan Taqwa

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam keadaan sehat dan saling berbagi ilmu. Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang peristiwa yang sangat luar biasa dan penuh keagungan, yaitu Isra' dan Mi'raj.

Isra' dan Mi'raj adalah dua peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Peristiwa ini merupakan bukti nyata keagungan Allah dan keistimewaan Rasul-Nya. Mari kita bahas satu per satu.

Pertama-tama, Isra' mengacu pada perjalanan malam yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis. Perjalanan ini dilakukan dengan menggunakan al-Buraq, sebuah hewan yang lebih cepat dari kilat. Ini menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah dalam memberikan kemudahan kepada Rasul-Nya.

Ketika Rasulullah sampai di Masjidil Aqsa, beliau dipimpin oleh para nabi yang hadir pada waktu itu, dan bersama-sama mereka melaksanakan shalat. Ini adalah penghormatan kepada para nabi dan menggambarkan persatuan umat Islam dari masa ke masa.

Kemudian, Mi'raj mengacu pada perjalanan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ke langit, melalui tujuh lapis langit. Di setiap langit, beliau bertemu dengan para nabi seperti Nabi Adam, Nabi Musa, dan Nabi Isa, serta mendapatkan berbagai wahyu dan petunjuk. Puncak dari Mi'raj adalah saat Rasulullah berada di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Keajaiban Isra' dan Mi'raj ini mengandung pelajaran dan hikmah yang mendalam bagi umat Islam. Pertama, peristiwa ini mengingatkan kita akan keagungan dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Allah mampu mengabulkan setiap mukjizat dan memperlihatkan kebesaran-Nya kepada hamba-Nya.

Kedua, Isra' dan Mi'raj menunjukkan keutamaan dan keistimewaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau dipilih oleh Allah untuk mengalami pengalaman luar biasa ini sebagai bentuk kehormatan dan kepercayaan Allah terhadap beliau sebagai utusan-Nya.

Ketiga, peristiwa ini mengajarkan pentingnya shalat. Shalat merupakan kewajiban yang diwajibkan oleh Allah kepada umat Islam sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Melalui Isra' dan Mi'raj, kita diajarkan tentang nilai dan keutamaan shalat sebagai kunci untuk meraih kedekatan dengan Allah.

Dengan memahami dan merenungkan Isra' dan Mi'raj, semoga kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan kualitas shalat kita, dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Semoga Allah memberikan kita keberkahan dan hidayah-Nya. Amin.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #3

Judul: Hikmah Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang terhormat (...)

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa bertemu dengan bulan yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah, yaitu bulan Ramadhan.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW pada keluarga dan para sahabat beliau serta semua pengikut ajaran-ajaran beliau. Karena lantaran beliaulah sehingga kita mendapat petunjuk melalui ajaran-ajaran Islam dan dengan demikian kita bisa membedakan mana perkara yang haq dan mana perkara yang batil.

Hadirin yang saya hormati

Pada bulan Rajab kita senantiasa mengingat kembali peristiwa yang sangat besar, di mana dalam peristiwa Isra Miraj itulah Rasulullah SAW menerima perintah salat lima waktu yang asal mulanya lima puluh waktu dalam sehari semalam.

Adapun yang dimaksud dengan Isra dalam arti bahasa adalah perjalanan di malam hari. Namun, yang dimaksud dalam agama Islam adalah perjalanan Rasulullah SAW di malam hari dari Masjidil haram menuju Masjidil Aqsa yang penuh berkah di sekelilingnya. Hal tersebut sudah difirmankan oleh SWT dalam Al-Quran surat Al Isra ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Setelah kita perhatikan sejenak tentang ayat Al-Quran tersebut, maka kita bisa ambil kesimpulan bahwa apa yang difirmankan oleh Allah tersebut telah terbukti seperti kita saksikan pada zaman sekarang ini, yakni di sekeliling Masjidil Haram benar-benar diberkati dengan rizki yang melimpah serta kewibawaan yang luar biasa sehingga setiap tahun berduyun-duyun orang mengunjungi untuk menunaikan ibadah haji sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini.

Adapun yang dimaksud dengan Miraj menurut arti bahasa adalah naik ke atas dengan menggunakan tangga, tetapi yang dimaksud menurut syariat agama Islam adalah Allah menaikkan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa sampai Sidratul Muntaha, yaitu suatu tempat yang paling tinggi yang tak akan mampu manusia manapun, sekaligus menggunakan alat-alat canggih dalam kemajuan teknologi yang serba canggih ini, selain Rasulullah SAW yang telah dikehendaki Allah SWT.

Di sanalah beliau menerima perintah salat lima waktu yang semua lima puluh waktu dalam sehari, namun dengan kemurahan Allah SWT dimohon keringanannya hingga tinggal lima waktu yang tidak mengurangi pahalanya lima puluh kali tersebut yang wajib dikerjakan oleh beliau beserta segenap umat beliau.

Hadirin yang saya hormati,

Tepat peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW terjadi dengan kehendak Allah SWT pada malam 27 Rajab tahun 11 H.

Adapun hikmah dari Isra Miraj ini adalah menanamkan kekuatan batin beliau Rasulullah SAW atas cobaan atau musibah yang menimpa pada beliau sepeninggalan paman, kakek, serta istri tercintanya,

Selain menanamkan kekuatan batin kepada nabi, Allah juga memberikan ujian terhadap segenap umat Islam baik di zaman Rasulullah SAW maupun di zaman sekarang. Dengan peristiwa Isra Miraj tersebut akan nampak bagi siapa yang beriman secara murni, maka akan lebih tebal imannya dengan peristiwa tersebut, karena peristiwa yang sehebat bagaimanapun tidak akan ada kesulitan apabila dikehendaki Allah SWT. Dan bagi orang yang imannya tipis akan berubah menjadi murtad, karena tidak percaya dengan peristiwa Isra Miraj tersebut.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #4

Judul: Hikmah dari Isra Miraj dalam Membangun Kesejahteraan dan Persatuan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, hadirin yang dirahmati Allah.

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kehidupan ini, berada dalam negeri damai yang akan segera menggelar Pemilu Serentak. Semoga Allah memberikan keamanan, kelancaran, dan kedamaian dalam prosesnya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umat yang dicintai-Nya dan mendapatkan syafaat di yaumil qiyamah.

Dalam kesempatan ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kesadaran akan kehadiran-Nya menjadi kunci menjaga diri dari penyimpangan dan memotivasi kita untuk berbuat kebaikan. Taqwa adalah bekal yang akan menyelamatkan kita di akhirat.

Salah satu wujud ketaqwaan adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat hidup di negeri yang damai. Sayangnya, kadang kita kurang menyadari keberuntungan ini. Allah berfirman, "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim [14]: 7).

Kaum Muslimin, marilah kita memanfaatkan momentum bulan Rajab untuk merenungkan peristiwa agung Isra Miraj. Sejarah spiritual ini mengandung nilai-nilai luhur yang tetap aktual. Kita harus mengaktualisasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi Pemilu Serentak mendatang, mari kita perkuat persatuan. Isra Miraj mengajarkan bahwa manusia perlu membangun hubungan sosial yang harmonis, baik di masjid maupun di tengah masyarakat. Kualitas keislaman bukan hanya diukur di dalam masjid, tetapi juga di luar, melalui interaksi yang baik dengan sesama.

Miraj mengajarkan pula pentingnya transendensi, mendekatkan diri kepada Allah untuk terhindar dari godaan materi dunia. Kesalehan sejati adalah ketika seseorang membangun relasi harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam sekitar.

Peristiwa Isra Miraj mengingatkan kita akan keluhuran Nabi Muhammad SAW. Kendati bertemu langsung dengan Allah, beliau turun lagi ke dunia demi menyampaikan pesan Tuhan. Kita diajak untuk tidak egois, melainkan menjadi orang yang menjadikan orang lain baik.

Dalam Miraj, Nabi mendapat perintah sholat. Sholat bukan sekadar ritual, melainkan ajaran moral yang harus dijiwai. Kesalehan seseorang tercermin dari disiplin dan menghargai waktu, kesederhanaan, dan penyebaran nilai-nilai kedamaian.

Semoga peringatan Isra Miraj ini membawa hikmah dan pelajaran berharga dalam membangun kesejahteraan dan persatuan. Mari kita jadikan Islam sebagai sumber kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #5

Judul: Kisah dan Hikmah yang Terkandung dalam Isra Miraj

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada kesempatan ini kita kembali memperingati peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui apa makna Isra' Mi'raj, bagaimana kisah perjalanan Nabi dalam Isra' Mi'raj? Dan apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?

Isra' Mi'raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata'ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat Isra' ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra' Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab: "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi." Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam 'alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam 'alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.

Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam, di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk bertawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wa ta'ala. Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardhu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu wata'ala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. Kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah.

Hadirin rahimakumullah

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra' Mi'raj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy ingkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra' Mi'raj Nabi, beliau mengatakan: sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat jujur.

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra' Mi'raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: 'Irdlu Waqâi' wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan, pertama, Isra' Mi'raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Dewi Khadijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wata'ala. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapapun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majelis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba'i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra' Mi'raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi setiap Muslim menghadap (mi'raj) kepada Allah subhanahu wata'ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu'. Dengan shalat yang khusyu', seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Isra' Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.

Keempat, dalam perjalanan Isra' Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra' Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #6

Judul: Meneladani Sikap Nabi Muhammad melalui Peristiwa Isra Miraj

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

اِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِىاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَلَهُ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِىَّ بَعْدَهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّ مَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحسر: 18)

Hadirin rahimakumullah

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat hadir dalam keadaan sehat wal'afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rahimakumullah

Kata "Isra" dari bahasa Arab, berarti berjalan malam. Menurut istilah, Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi'raj berarti naik ke atas. Menurut istilah Mi'raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa menuju Arasy untuk menghadap Allah SWT.

Allah SWT menceritakan kisah ini pada surat Bani Israil, ayat 1 :

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram menuju ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya dari tanda-tanda kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Hadirin rahimakumullah

Setelah mengalami kedukaan, karena dua orang yang amat dicintai dan dihormati telah meninggal dunia, Allah SWT ingin menghibur dan memuliakan Nabi Muhammad SAW, Allah telah mengutus Malaikat Jibril untuk menjemput Nabi Muhammad SAW untuk menghadap-Nya. peristiwa ini terjadi setelah sebelas tahun Muhammad menjadi Nabi.

Setelah berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril membaringkan Nabi Muhammad SAW. Dada Nabi Muhammad dibelah, kemudian dibersihkan sifat-sifat buruk dan menggantinya dengan sifat baik ke dalam dadanya. Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril menaiki Buraq, yaitu kendaraan yang sangat cepat. Perjalanan mereka pertama menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Selama di perjalanan mereka singgah di lima tempat yaitu:

Pertama, Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah Al-Munawwaroh. Kedua, Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa dari Fir'aun. Ketiga, Thur Sina, yaitu tempat Nabi Musa menerima Kitab Taurat. Keempat, Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa AS. Kelima, Masjidil Aqsa di Palestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut. Palestina merupakan tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Pada tiap persinggahan, Nabi Muhammad SAW selalu melakukan shalat dua rakaat. Sesampainya di Masjidil Aqsa, disuguhi dua buah gelas yang masing-masing berisi susu dan arak.

Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat padanya karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Setelah menjadi imam, Rasulullah diangkat ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT bersama Malaikat Jibril. Dalam perjalanan menuju Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad dan Malaikat jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu:

Langit pertama bertemu dengan Nabi Adam As. Langit kedua bertemu Nabi Yahya dan Nabi Ishaq As. Langit ketiga bertemu Nabi Yusuf As. Langit keempat bertemu dengan Nabi Idris As. Langit kelima bertemu dengan Nabi Harun As. Langit keenam bertemu dengan Nabi Musa As. Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As

Hadirin rahimakumullah

Setelah melewati tujuh lapis langit tersebut Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur Yaitu tempat Malaikat melaksanakan Thawaf. Kemudian naik ke Sidratul Muntaha dan dalam perjalanan ini Malaikat Jibril tidak ikut serta.

Kemudian Rasulullah bertemu dengan Allah SWT, dalam pertemuan tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat sebanyak lima puluh waktu.

Ketika hendak turun Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa AS, dan beliau bercerita tentang perintah shalat yang diterimanya, dari Allah SWT. Mendengar cerita tersebut Nabi Musa menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Allah kembali guna meminta keterangan. Nabi Muhammad berulang kali menghadap Allah untuk memberikan keringanan, akhirnya Allah memberikan keringanan perintah shalat kepada Nabi Muhammad menjadi 5 waktu setiap harinya. Allah memberikan pahala yang sama bagi umat Nabi Muhammad seperti melaksanakan shalat sebanyak 50 waktu setelah peristiwa itu Nabi dikembalikan ke Makkah.

Pagi harinya Nabi berniat menceritakan hal tersebut kepada kaum Quraisy. Nabi Muhammad bertemu dengan Abu Jahal dan meminta Abu Jahal mengumpulkan kaum Quraisy. Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk meyakinkan kaum kafir Quraisy tentang kebohongan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menyeru kaum Quraisy untuk berkumpul. Setelah kaum Quraisy berkumpul Nabi Muhammad menceritakan segala kejadian yang dialaminya dalam Isra Mi'raj. Ceramah Nabi Muhammad tersebut disambut dengan ejekan dan cemoohan, Abu Jahal menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad yang penuh dengan kebohongan. Kemudian menemui Abu Bakar dan menceritakan apa yang mereka dengar dari Nabi Muhammad. Mereka bertanya kepada Abu Bakar "Apakah Abu Bakar mempercayainya?' dengan tegas Abu Bakar menyatakan "bahwa dia meyakini apa yang telah diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW'. Kemudian Nabi Muhammad SAW memberikan gelar Assidiq kepada Abu Bakar hingga menjadi Abu Bakar Assidiq.

Hadirin rahimakumullah

Nabi Muhammad SAW dalam menerima wahyu mengalami peristiwa yang tidak pernah dirahasiakannya. peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad dalam waktu yang singkat telah tersiar ke seluruh kota Makkah, ejekan dan cemoohan sering diterima Nabi Muhammad mengenai peristiwa yang dialaminya. Sebagai contoh, waktu Nabi Muhammad duduk di Masjidil Haram dan bertemu dengan Abu Jahal, Abu Jahal duduk di samping Nabi Muhammad SAW, serta berkata dengan nada mengejek "Apa kabar pagi ini Muhammad? Adakah sesuatu yang engkau anggap penting yang engkau terima dari Tuhanmu?, Nabi Muhammad menjawab "Ya tadi malam aku telah diisra'kan " Abu Jahal bertanya "Kemana?" Nabi menjawab "Ke Baitul Maqdis". Kata Abu Jahal "Kemudian pagi ini engkau telah ada di sini?'" Nabi Muhammad menjawab "Ya". Mendengar jawaban itu Abu Jahal tertawa dan mengejek Nabi dan berkata "Beranikah engkau menceritakan perkataanmu itu kepada penduduk Makkah? Saya akan mengumpulkan mereka di sini, lalu sampaikan perkataanmu kepada mereka! Nabi menjawab "Baiklah saya akan menerangkan peristiwa ini kepada mereka peristiwa ini".

Setelah penduduk Makkah berkumpul di Masjidil Haram, kemudian Nabi menceritakan peristiwa Isra Mi'raj dari awal sampai akhir, tidak ada sedikitpun yang terlewat, kejadian ini menjadikan mereka yang sudah masuk Islam berbalik menjadi murtad. Tetapi bagi umat Islam yang kuat imannya tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu sebab mereka telah yakin akan kebenaran Nabi Muhammad. Lain halnya dengan Abu Bakar, ia mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain. Setelah didatangi oleh orang-orang yang merasa sangsi dengan peristiwa Isra dan Mi'raj ia mendatangi Nabi Muhammad SAW dan meminta penjelasannya kepadanya peristiwa yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW langsung diterimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad memanggilnya dengan sebutan As Siddiq.

Hadirin rahimakumullah

Adapun Tamsil dalam Isra, yaitu :

  1. 1. Nabi Muhammad SAW melihat orang memotong padi (panen) terus menerus, beliau bertanya kepada Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibaratmu yang gemar beramal jariah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah SWT".
  2. Melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya, Nabi Muhammad bertanya : "Siapakah mereka itu Ya Jibril?" Dijawabnya: "mereka itu ibaratmu yang enggan bershalat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya".
  3. Melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya, Nabi bertanya: "Apakah itu Ya jibril?" dijawabnya: "itu kuburan Siti Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa dengan digodok oleh Raja Fir'aun, karena ia mempertahankan imannya kepada Allah Swt sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala.
  4. Melihat orang yang di hadapannya ada dua hidangan, sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk, orang itu dengan lahapnya memakan makanan busuk. Nabi bertanya: "Ya Jibril siapakah mereka itu?" Jibril menjawab :"Ya Rasulullah itu ibarat umatmu yang suka membiarkan nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal yang baik dan berpahala".
  5. Nabi Muhammad SAW melihat orang-orang yang gagah perkasa, orang itu menengok dan melihat ke kirinya merasa sedih dan menangis tersedu-sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke kanannya dia berseri-seri gembira dan tersenyum senyum. Nabi bertanya: "Siapakah orang itu Ya Jibril?" jawab jibril: "dia itu bapakmu yang pertama yaitu Nabi Adam As. Bila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat anak cucunya berbuat jahat dan dosa. Sebaliknya, bila mereka menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya di dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh".

Hadirin rahimakumullah

Hikmah Isra Mi'raj yaitu :

  • Menghilangkan perasaan sedih dalam diri Nabi Muhammad SAW yang disebabkan oleh meninggalnya pembelanya yang utama yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Khadijah. Allah SWT ingin meyakinkan utusanNya itu bahwa kebenaran dan keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh apa pun dan siapa pun.
  • Allah hendak memperlihatkan kemahakuasaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW agar ia tetap yakin bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi musuh yang menghalangi penyiaran agama Islam.
  • Allah mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan para Nabi dan Rasul terdahulu, agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.
  • Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas kejayaan bangsa-bangsa terdahulu yang hancur luluh karena kedurhakaan kepada Allah dan RasulNya.
  • Menguji para pengikut Nabi, apakah mereka itu akan tetap beriman kepada agama yang selama ini dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.
  • Nabi Muhammad SAW dapat bertemu dengan hadirat Allah Swt.
  • Allah menyampaikan perintah melakukan Shalat kepada Nabi dan umatnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #7

Judul: Mengambil Hikmah dari Peringatan Isra Miraj

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin Sayyidina wa Maulana Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi ajma'in. Amma ba'du.

Yang saya muliakan seluruh hadirin majelis istimewa ini. Mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT atas segala kebesaran-Nya, kita diberi kesempatan untuk berkumpul di hari yang cerah ini.

Sholawat dan salam juga kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Atas tuntunannya, kita bisa mengetahui kehidupan yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan.

Hadirin sekalian yang saya sayangi...
Saat ini kita berkumpul dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Sebuah peristiwa langka yang berada di luar nalar manusia. Firman Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 1 menerangkan:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١

Arab Latin: Sub-ḫânalladzî asrâ bi'abdihî lailam minal-masjidil-ḫarâmi ilal-masjidil-aqshalladzî bâraknâ ḫaulahû linuriyahû min âyâtinâ, innahû huwas-samî'ul-bashîr

Artinya: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Kemudian diikuti surah An-Najm ayat 13 sampai dengan 18.

"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."

Hadirin wal hadirat rahimakumullah...

Kita bisa mengetahui tentang kisah yang dijalani Rasulullah SAW pada tanggal 27 Rajab atau tahun 621 Masehi silam dari kandungan 2 surah tersebut. Meskipun sudah berlalu selama berabad-abad kemudian, peristiwa ini menjadi tonggak penting bagi Islam hingga melahirkan perintah sholat 5 waktu yang turun langsung dari Allah SWT.

Diceritakan, Isra Miraj diawali ketika Nabi didatangi Jibril, Mikail, dan malaikat lain. Mereka membawa air zamzam ke kediaman Rasul. Peristiwa berikutnya adalah proses penyucian hati Nabi dengan menggunakan air zamzam.

Selama perjalanan, Rasul menaiki Buraq yang berwarna putih. Dengan didampingi Jibril, Nabi memulai perjalanan mulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan menuju Sidratul Muntaha hanya dalam tempo semalam saja. Nabi Muhammad SAW sebenarnya mendapatkan perintah sholat 50 kali hingga dipotong menjadi 5 kali saja setiap hari.

Jamaah sekalian yang dipenuhi kebahagiaan...
Sebagai umat Islam, selayaknya kita memperingati peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya berupa acara, namun juga senantiasa dapat mengambil segala hikmah dari kejadian langka tersebut. Isra Miraj telah memberikan ketentuan terkait sholat wajib 5 waktu. Oleh karena itu, mari kita jalankan perintah Allah SWT ini dengan sebaik-baiknya.

Langkah yang bisa dilakukan ialah dengan tetap menjaga sholat setiap hari dan tepat waktu sampai kelak meninggal dunia. Selain itu, Isra Miraj juga memberikan pesan keimanan. Melalui sebuah peristiwa yang berada di luar akal manusia, kita diuji untuk mempercayai kejadian langka tersebut. Setiap muslim wajib meyakini perjalanan yang hanya terjadi semalam hingga semakin meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Berikutnya adalah kita gunakan momen Isra Miraj sebagai pengingat agar tetap berpegang teguh pada keimanan dan keislaman yang sudah diajarkan Rasulullah SAW.

Hadirin wal hadirot rahimakumullah...

Peristiwa Isra Miraj tidak hanya sekedar dirayakan melalui pesta dimanapun kita berada. Lebih dari pada itu, hendaknya Isra Miraj menjadi motivasi untuk semakin meningkatkan ibadah dan amal perbuatan positif lainnya.

Sebagai seorang Muslim, mari kita selalu mengingatkan kepada diri sendiri dan saudara-saudara seiman untuk tetap berdiri di jalan kebenaran.

Demikian kultum singkat yang bisa saya sampaikan. Apabila ada salah tutur kata, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #8

Judul: Hikmah dari Isra Miraj dalam Membangun Kesejahteraan dan Persatuan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, hadirin yang dirahmati Allah.

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kehidupan ini, berada dalam negeri damai yang akan segera menggelar Pemilu Serentak. Semoga Allah memberikan keamanan, kelancaran, dan kedamaian dalam prosesnya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umat yang dicintai-Nya dan mendapatkan syafaat di yaumil qiyamah.

Dalam kesempatan ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kesadaran akan kehadiran-Nya menjadi kunci menjaga diri dari penyimpangan dan memotivasi kita untuk berbuat kebaikan. Taqwa adalah bekal yang akan menyelamatkan kita di akhirat.

Salah satu wujud ketaqwaan adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat hidup di negeri yang damai. Sayangnya, kadang kita kurang menyadari keberuntungan ini. Allah berfirman, "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim [14]: 7).

Kaum Muslimin, marilah kita memanfaatkan momentum bulan Rajab untuk merenungkan peristiwa agung Isra Miraj. Sejarah spiritual ini mengandung nilai-nilai luhur yang tetap aktual. Kita harus mengaktualisasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi Pemilu Serentak mendatang, mari kita perkuat persatuan. Isra Miraj mengajarkan bahwa manusia perlu membangun hubungan sosial yang harmonis, baik di masjid maupun di tengah masyarakat. Kualitas keislaman bukan hanya diukur di dalam masjid, tetapi juga di luar, melalui interaksi yang baik dengan sesama.

Miraj mengajarkan pula pentingnya transendensi, mendekatkan diri kepada Allah untuk terhindar dari godaan materi dunia. Kesalehan sejati adalah ketika seseorang membangun relasi harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam sekitar.

Peristiwa Isra Miraj mengingatkan kita akan keluhuran Nabi Muhammad SAW. Kendati bertemu langsung dengan Allah, beliau turun lagi ke dunia demi menyampaikan pesan Tuhan. Kita diajak untuk tidak egois, melainkan menjadi orang yang menjadikan orang lain baik.

Dalam Miraj, Nabi mendapat perintah sholat. Sholat bukan sekadar ritual, melainkan ajaran moral yang harus dijiwai. Kesalehan seseorang tercermin dari disiplin dan menghargai waktu, kesederhanaan, dan penyebaran nilai-nilai kedamaian.

Semoga peringatan Isra Miraj ini membawa hikmah dan pelajaran berharga dalam membangun kesejahteraan dan persatuan. Mari kita jadikan Islam sebagai sumber kedamaian dan keberkahan dalam kehidupan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #9

Judul: Empat Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Peristiwa Isra Miraj

Assalamualaikum wr. wb.

Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah...
Alhamdulillah pada kesempatan ini kita kembali memperingati peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW. Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui apa makna Isra' Miraj, bagaimana kisah perjalanan Nabi dalam Isra' Miraj? Dan apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW?

Isra' Miraj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah SWT memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam semesta.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Isra' ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra' Miraj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab: "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi." Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam AS, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam AS, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.

Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris AS, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun AS. Kemudian di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratul Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk bertawaf di dalamnya.

Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah SWT. Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardhu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari.

Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu.

Kemudian Rasul menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu.

Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi Musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah.

Hadirin wal hadirot...

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra' Miraj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy ingkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi.

Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra' Miraj Nabi, beliau mengatakan: Sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat jujur.

Lantas, apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra' Miraj?

Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: 'Irdlu Waqâi' wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan:

Pertama, Isra' Miraj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad SAW. Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Khadijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy.

Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah SWT. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapapun yang berjuang di jalan Allah dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majelis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.

Kedua, kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba'i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra' Mi'raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi setiap Muslim menghadap (miraj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu'.

Dengan shalat yang khusyu', seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Isra' Miraj adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.

Keempat, dalam perjalanan Isra' Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqsa di Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta.

Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra' Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin.

Demikianlah pelajaran yang dapat kita petik dari perjalanan luar biasa Rasulullah SAW pada peristiwa Isra' Miraj. Akhir kata, wassalamualaikum wr. wb.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #10

Judul: Isra Miraj sebagai Perjalanan Ajaib

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita. Terima kasih atas kehadiran saudara-saudara sekalian dalam ceramah ini yang mengangkat tema luar biasa, "Perjalanan Ajaib Isra Miraj: Kekuatan Spiritual di Malam Hari."

Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang luar biasa. Dalam waktu singkat, Rasulullah berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual hingga ke puncak Sidratul Muntaha. Tetapi, mengapa Allah memilih malam hari untuk perjalanan ini?

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha..." (QS Al-IIsra [17]: 1). Kata 'lailah' tidak hanya berarti malam secara harfiah, tapi juga mengandung makna kegelapan, keheningan, dan kesyahduan. Malam memberikan suasana yang mendalam untuk bermunajat kepada Allah.

Dalam kehidupan spiritual, malam memiliki keistimewaan tersendiri. "Dan pada sebahagian malam hari, sholatlah kalian sebagai ibadah tambahan; mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kalian ke tempat yang terpuji." (QS Al-Isra [17]: 79). Sholat malam menjadi momen dekat dengan Allah, dan banyak prestasi spiritual tercapai di malam hari.

Rasulullah SAW, dalam suasana duka yang mendalam, memanfaatkan malam sebagai kekuatan untuk bermunajat. Isra Miraj terjadi di malam, menggambarkan kekuatan emosional dan spiritual malam. Dalam ayat-ayat yang menunjukkan kelebihan malam, kita ditekankan untuk memanfaatkannya sebagai momen penuh kekhusyukan.

Isra Miraj juga menunjukkan hubungan antara surah-surah Al-Quran yang menyimbolkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan emosional (EQ). Rasulullah mengalami kecerdasan emosional yang luar biasa di malam hari, menjadi teladan bagi kita.

Keutamaan malam juga membawa kesadaran akan kesalahan dan air mata taubat. Malam adalah momentum untuk menentukan cita-cita luhur. Pondok pesantren memahami keistimewaan malam untuk memperbaiki akhlak santri. Sayangnya, sekolah-sekolah umum jarang memanfaatkannya untuk pembinaan budi pekerti.

Perjalanan Isra Miraj yang dramatis menandai pentingnya malam dalam kehidupan spiritual. Mari kita manfaatkan malam sebagai waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan-Nya.

Akhir kata, semoga ceramah ini memberikan inspirasi dan pemahaman yang mendalam tentang keajaiban spiritual malam hari. Terima kasih atas perhatian saudara-saudara sekalian.

Wassalamualaikum wr. wb.

Contoh Teks Ceramah Isra Miraj #11

Judul: Peristiwa Isra Miraj dan Pentingnya Shalat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin rahimakumullah.

Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala. Bersyukur atas segala nikmat yang telah kita rasakan, termasuk nikmat menjadi umat Muslim yang hidup di tengah negeri tercinta yang sebentar lagi menyelenggarakan hajatan besar Pemilu Serentak, semoga semuanya berjalan dengan aman, lancar, tentram dan damai. Semoga keadaan yang kondusif ini tetap terus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan yang semakin kokoh.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam keluarga, serta sahabat dan seluruh pengikutnya ila akhiriz zaman. Semoga kita tergolong bagian dari umat yang dicintainya, sehingga kelak akan mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah, Aamiin.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Kita kini telah memasuki bulan Rajab bulan di mana terdapat peristiwa agung yang senantiasa diperingati kaum muslimin yaitu peringatan Isra dan Mi'raj, salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah dakwah Islam. Peristiwa diisra dan dimi'rajkannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Isra mi'raj adalah peristiwa bersejarah, perjalanan spiritual yang pernah dialami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang memiliki nilai-nilai luhur yang akan tetap aktual sepanjang zaman. Oleh karena itu adalah hal yang sangat wajar kalau peristiwa penting ini selalu diperingati oleh umat Islam di seluruh penjuru bumi, termasuk di negeri kita tercinta ini.

Terlebih dalam suasana kehidupan kita saat ini yang diwarnai dengan berbagai intrik menjelang pelaksanaan pemilu serentak ini yang jika tidak segera diantisipasi maka dapat mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Mari kita jadikan peristiwa isra mi'raj ini sebagai momentum mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin damai, tertib dan bermartabat. Kehidupan berbangsa yang damai dan tentram adalah prasyarat utama menuju bangsa yang maju dan sejahtera.

Hadirin Rahimakumullah

Penegasan tentang Islam sebagai agama rahmatan lil alamin menjadi sangat relevan, terutama dalam kondisi bangsa yang Tengah menghadapi tantangan besar yaitu gelaran pemilu serentak yang saat ini kita selenggarakan.

Sedikitnya ada 4 (empat) nilai fundamental yang sangat penting untuk kita maknai dari peristiwa Isra' Mi'raj sebagai salah satu cerminan Islam rahmatan lil alamin tersebut dalam konteks kehidupan beragama maupun berbangsa pada saat ini:

Pertama, peristiwa Isra', yang berarti perjalanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di malam hari dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Peristiwa itu memberikan isyarat kepada kita, bahwa manusia perlu membangun komunikasi sosial/horizontal.

Pada peristiwa Isra', perjalanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersifat horizontal: dari bumi yang satu ke bumi lainnya, yang disimbolkan dari masjid ke masjid, yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Maka, masjid yang merupakan "simbol" pusat kegiatan keagamaan umat Islam, harus pula ditransformasikan nilai-nilainya di tengah kehidupan sosial atau kemasyarakatan secara nyata.

Umat Islam harus mampu membangun relasi sosial (hablum minannas) yang rukun dan harmonis di tengah tengah kehidupan nya. Karena bukankah telah disebutkan sendiri oleh Nabi al-dinu mu'amalah (bahwa agama, salah satu inti ajarannya adalah bagaimana seseorang harus berinteraksi atau berhubungan baik dengan sesamanya).

Dengan kata lain, kualitas keislaman seseorang tidak cukup hanya diukur ketika ia berada di dalam masjid. Akan tetapi, bagaimana nilai-nilai ibadah dan kekhusyukan yang telah dilakukannya di dalam masjid itu, diwujudkan pula di luar masjid, yakni ketika berada di lingkungan kerja maupun di tengah-tengah masyarakatnya, melalui jalinan interaksi, silaturahmi, dan komunikasi yang baik dengan sesama. Inilah yang disebut dengan "kesalehan sosial".

Sebab, tidak jarang sewaktu berada di dalam masjid seseorang tampak khusyuk beribadah, namun begitu keluar masjid, nilai-nilai kekhusyukan ibadahnya itu ia tanggalkan.

Akibatnya, di tempat kerja maupun di lingkungan masyarakatnya ia masih kerap melakukan perilaku-perilaku yang justeru bertentangan dengan nilai-nilai ibadah yang telah dilakukannya, seperti melakukan korupsi, kecurangan, penipuan, membicarakan aib dan kejelekan orang lain, menyebarkan fitnah, hingga memelihara perpecahan dan konflik berkepanjangan.

Model beragama seperti itu jelas merupakan wujud keberagamaan yang semu. Sebab salah satu wujud keberagamaan yang hakiki, ditandai dengan kemampuan seseorang menjalin komunikasi dan interaksi sosial yang baik dengan sesamanya, sesuai dengan akhlak-akhlak luhur yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sebagaimana hal ini telah diajarkan pula oleh Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) dalam salah satu "piwulang" nya kepada Raden Sa'id (Sunan Kalijaga): "marsudi urip rukun, nuju nur alam cahyaning sejati" (bahwa menjalin hubungan baik dengan sesama, adalah wujud kematangan spiritual dan kesempurnaan iman seseorang).

Di samping itu, peristiwa Isra' dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha juga memberi isyarat bahwa, mestinya antara satu masjid dengan masjid lainnya harus ada sinergi atau kerjasama yang harmonis dalam membangun kegiatan dakwah dan pendidikan keagamaan kepada masyarakat secara luas. Jangan sampai, masjid justru hanya dijadikan sebagai ajang untuk membentuk ideologi sektoral secara eksklusif dan sempit, yang justru merusak jalinan ukhuwah antar umat Islam.

Misalnya, dengan mudah orang lalu mengkafirkan atau membid'ahkan kelompok lain yang berbeda, apalagi masjid lalu dijadikan sebagai tempat untuk menanamkan ideologi politik "keislaman sempit" yang anti-Pancasila dan NKRI sebagaimana yang saat ini marak di berbagai tempat. Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.

Kedua, peristiwa Mi'raj, di mana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari Masjidil Aqsha kemudian naik ke Sidratul Muntaha, berjumpa dengan Allah subhanahu wata'ala. Perjalanan spiritual itu memberikan pelajaran penting bagi kita bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya harus melakukan upaya "transendensi", yakni mendekatkan diri kepada Tuhannya:

Allah subhanahu wata'ala, sehingga terhindar dari jebakan-jebakan materi-duniawi yang seringkali membuat manusia kalap dan lupa diri, hingga berani melakukan tindakan tindakan penyelewengan atau pun pelanggaran hukum yang banyak merugikan orang lain. Sebagai makhluk yang disebut homo religius, manusia harus mampu membangun relasi atau hubungan yang harmonis dengan Tuhan-nya. Dengan begitu, maka sifat-sifat Tuhan sebagai Dzat yang Maha Pengasih dan Sumber Kebaikan, harus dapat diterjemahkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Nilai-nilai kejujuran harus terus ditegakkan, untuk melawan segala bentuk demoralisasi. Kita tentunya sangat prihatin dan sedih, ketika kejujuran tidak lagi dianggap penting.

Fenomena seperti "nyontek massal" yang masih sering dilakukan para pelajar pada saat Ujian Nasional, ataupun "budaya" korupsi yang dilakukan semakin terang-terangan, adalah potret buram bagi dunia pendidikan maupun birokrasi pemerintahan kita, bahkan fenomena ini telah menjalar ke tengah-tengah kehidupan masyarakat yang sarat dengan praktik-praktik manipulatif.

Nilai falsafah Jawa yang menyatakan "sopo sing jujur bakale mujur" (orang yang jujur akan beruntung) telah dicampakkan sedemikian rupa, dan diganti dengan slogan "sopo sing jujur malah kajur" (orang yang jujur akan hancur). Padahal kita tahu, bahwa kejujuranlah yang akan membawa kita pada ketenangan dan kedamaian. Kita mungkin saja bisa membohongi puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, namun, kita tidak akan bisa membohongi hati nurani kita sendiri, apalagi membohongi Allah subhanahu wata'ala.

Ketiga, dalam peristiwa Mi'raj dari Masjidil Aqsha ke Sidratil Muntaha, Nabi SAW berjumpa langsung dengan Allah SWT. Ini merupakan puncak pengalaman spiritual sekaligus nikmat yang sangat indah dan tak tertandingi oleh nikmat-nikmat apapun. Namun, disinilah nampak sifat keluhuran dan ke-luar biasa-an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, di mana setelah bertemu dengan Tuhannya, beliau justeru masih mau turun lagi ke dunia untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan demi keselamatan umatnya.

Seandainya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang egois dan hanya memikirkan kepentingan dan keselamatan dirinya sendiri, niscaya beliau enggan untuk turun lagi ke dunia. Itulah cermin bahwa beliau adalah seorang manusia paripurna (insan kamil) sekaligus seorang sufi sejati, yang tidak hanya berpredikat shalih (berkepribadian baik secara personal), tetapi juga seorang muslim (menjadikan orang lain menjadi baik).

Peristiwa ini mengandung pelajaran yang sangat penting, bahwa kita tidak boleh terjebak pada kesalehan ritual-spiritual yang bersifat personal semata. Sebab kesalehan yang sejati adalah manakala seseorang bisa membangun relasi yang harmonis dan seimbang: baik antara dirinya dengan Tuhannya (hablun min Allah); antara dirinya dengan sesamanya (hablun min al-nas); maupun antara dirinya dengan alam dan lingkungan sekitarnya (hablun ma'a al-bi'ah).

Keempat, dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapat perintah yang sangat penting, berupa perintah shalat. Sedemikian pentingnya shalat, sehingga perintah itu diterima langsung oleh Nabi tanpa melalui perantara Malaikat Jibril.

"Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama, barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia menghancurkan agama." Demikian sabda Nabi. Namun hal yang sesungguhnya paling penting adalah bagaimana kita menjiwai dan menerapkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam ritual shalat tersebut.

Jangan sampai kita memahami shalat hanya sebatas rutinitas dan "seremonial" belaka, tanpa memahami makna apa-apa di dalamnya. Al-Qur'an mengkritik orang-orang yang melakukan shalat sebagai "pendusta agama" dan bahkan dianggap celaka, manakala mereka melalaikan atau tidak melaksanakan pesanpesan moral yang terkandung di balik shalat yang dilakukannya (sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Ma'un: 3-4).

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Shalat mengajarkan kita akan pentingnya disiplin dan menghargai waktu. Maka, salah satu ciri dari kualitas shalat seseorang adalah sejauh mana ia disiplin dan menghargai waktu, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Di dalam shalat juga terkandung pesan ke-tawadlu'-an (rendah hati), sebab betapa di dalam shalat kita rela meletakkan kepala kita, yang merupakan mahkota atau anggota tubuh yang paling mulia, merunduk ke tempat sujud, sejajar dengan kaki kita. Maka kesombongan dan sikap kesewenang-wenangan jelas bukanlah sifat orang yang baik shalatnya.

Shalat juga mengajarkan kita akan pentingnya menebarkan nilai-nilai kedamaian, keharmonisan, dan persaudaraan. Karena bukankah setiap kali kita mengakhiri shalat, kita selalu mengucapkan salam (assalamu'alaikum warahmatullah) sambil menoleh ke kanan dan ke kiri?!

Maka indikator lain dari orang yang baik shalatnya adalah ia senantiasa menebarkan rasa kedamaian, persaudaraan, dan kasih sayang di tengah-tengah masyarakatnya.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan berbagai pelajaran penting dari peristiwa Isra' Mi'raj sebagai wujud nilai Islam rahmatan lilalamin serta betul-betul mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata. Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Nah, itulah tadi contoh teks ceramah Isra Miraj yang berkesan dan penuh makna. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(urw/urw)

Hide Ads