7 Contoh Ceramah tentang Isra Miraj Singkat dan Penuh Pesan

7 Contoh Ceramah tentang Isra Miraj Singkat dan Penuh Pesan

Anindya Milagsita - detikJateng
Jumat, 24 Jan 2025 13:12 WIB
Contoh Ceramah tentang Isra Miraj Singkat dan Penuh Pesan
Ilustrasi ceramah Isra Miraj. (Foto: storyset/Freepik)
Solo -

Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW biasanya akan diwarnai dengan berbagai kajian hingga pengajian yang bertemakan momentum tersebut, sehingga diperlukannya contoh teks ceramah untuk disampaikan. Berikut akan dipaparkan 7 contoh ceramah tentang Isra Miraj secara singkat dan penuh pesan mendalam untuk dapat dijadikan sebagai referensi bagi kaum muslim.

Dijelaskan dalam buku '99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran' oleh Ridwan Abqary, bahwa Isra Miraj merupakan peristiwa luar biasa yang begitu luar biasa dalam Islam. Melalui peristiwa tersebut Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakan sholat lima waktu.

Tak hanya itu saja, Isra Miraj juga dikenal sebagai peristiwa luar biasa karena melibatkan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa bersama Malaikat Jibril. Bahkan Nabi Muhammad SAW juga melakukan perjalanan menuju Sidratul Muntaha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat Isra Miraj adalah salah satu peristiwa yang dapat diteladani oleh kaum muslim, biasanya peringatan tersebut akan dimaknai dengan berbagai amalan baik. Salah satunya dengan menyampaikan atau mendengarkan ceramah bertemakan peristiwa tersebut.

Nah, bagi detikers yang tengah mencari referensi ceramah tentang Isra Miraj, ada sejumlah contoh yang bisa didapatkan melalui artikel ini. Simak baik-baik rangkumannya berikut ini, ya.

ADVERTISEMENT

7 Contoh Ceramah tentang Isra Miraj

Dihimpun dari buku 'Tausiyah Populer Tradisi Televisi Seputar Ibadah Amaliyah dan Akhlak' karya Didik Yulianto Al Paresi dan kumpulan khutbah yang dibagikan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Masjid Istiqlal, hingga publikasi 'Hari Besar Islam' oleh Kementerian Agama RI, berikut rangkuman contoh ceramah tentang Isra Miraj secara singkat yang penuh makna.

Contoh Ceramah Isra Miraj #1: Sholat

Sholat adalah komunikasi antara hamba dengan tuannya. Berdiri di hadapan Allah SWT dalam sholat memiliki efek yang sangat besar dalam memperbaiki jiwa manusia, bahkan seluruh manusia.

"Dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar" (QS. Al-Ankabut: 45).

"Dan setiap kali dirundung masalah, beliau selalu melaksanakan sholat" (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Sholat seperti apakah yang dapat mempererat hubungan komunikasi antara makhluk dan penciptanya? Sholat seperti apakah yang dapat memberikan efek yang positif di dalam diri pelakunya, sehingga dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, dan bisa membantunya dalam urusan agama dan dunianya; mendorongnya untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan? Apakah itu sholat jasmani tanpa ruh, badan tanpa hati, gerakan tanpa kekhusyukan, bentuk tanpa esensi, kata-kata tanpa makna? Bukan! Sama sekali bukan! Tetapi sholat Syar'iyah nabawiyah yang dilaksanakan menurut rambu-rambu Al-Quran dan sunnah Nabi SAW.

Sesungguhnya sholat yang diserukan Islam merupakan mi'raj ruhani bagi seorang mukmin. Karena rohnya bisa membawanya mi'raj (naik ke langit) setiap kali ia melaksanakan sholat kepada Allah, baik sholat fardhu maupun sholat sunnah. Rohnya mengajaknya pindah dari alam materi menuju alam yang tinggi, jernih, suci dan bersih. Di situlah sumber kebahagiaan dan ketenteraman.

Sahabatku yang rajin sholat, berbahagialah dengan sholat. Bergembiralah bila Allah melapangkan dada Anda untuk melaksanakan kewajiban yang agung ini. Selamat buat Anda yang akan menerima balasan dan anugerah dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Karena Anda telah melaksanakan kewajiban agama yang agung ini.

Wahai orang-orang yang rajin sholat, ketahuilah bahwa sholat yang diterima oleh Allah harus memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, dan adab-adab tertentu. Di samping itu, banyak masalah penting dan kesalahan yang berkembang luas seputar kewajiban ini yang harus diketahui oleh orang-orang yang sholat. Di dalam Musnad Ahmad disebutkan :

"Orang yang paling buruk pencuriannya ialah orang yang mencuri sebagian dari sholatnya" (Al-Musnad, 5/310). Yang dimaksud dengan mencuri di dalam sholat ialah tidak menyempurnakan rukuknya, sujudnya dan khusyuknya.

Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa orang yang selesai sholat akan dicatat dari sholatnya sebesar 25 persen, atau 20 persen, hingga 10 persen saja (HR. Ahmad, 4/321 dan Abu Daud). Untuk itu setiap muslim yang melaksanakan sholat agar memperhatikan urusan sholatnya, supaya ia tidak kehilangan pahala dan mendapatkan siksa.

Contoh Ceramah Isra Miraj #2: Hikmah Terjadinya Isra dan Miraj

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Salah satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan ini adalah Isra Miraj. Perjalanan yang sangat jauh dan sulit untuk digambarkan dengan akal, namun bisa Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang sangat singkat, bahkan akal tidak bisa menerima kenyataan itu jika tidak dilandasi dengan keimanan yang matang.

Isra adalah peristiwa ketika Allah SW memperjalankan Rasulullah dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan yang dimaksud dengan Miraj adalah peristiwa berikutnya, yaitu dinaikkannya Rasulullah melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin. Semua itu terjadi dalam satu malam.

Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Quran:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya, "Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat" (QS Al-Isra' [17]: 1).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Ayat tersebut menjelelaskan bahwa hikmah adanya isra mi'raj adalah Allah hendak memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada nabi. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Syekh at-Thanthawi dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Wasith lil Qur'anil Karim, halaman 259, untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan amanahnya.

Tanda-tanda kebesaran Allah itu di antaranya, Rasulullah mampu melihat malaikat Jibril dengan wujudnya yang asli, ia memiliki enam ratus sayap hingga bisa menutup langit. Allah juga memerlihatkan surga, neraka, dan beberapa keajaiban lainnya. Selain untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, terdapat hikmah lain yang juga sangat penting untuk kita ketahui bersama, yaitu untuk menenangkan dan membahagiakan Rasulullah dari kesedihan yang menimpanya.

Kejadian itu sebagaimana dikisahkan oleh Syekh Ali Muhammad as-Shalabi dalam kitab Sirah Nabawih-nya, ia mengatakan bahwa sebelum peristiwa isra mi'raj, Rasulullah mendapatkan ujian bertubi-tubi. Di antaranya, pada tahun ketujuh setelah hijrahnya nabi, orang Quraisy membuat kesepakatan untuk tidak menjalin hubungan dengan nabi.

Kemudian nabi pindah ke Syi'ib (lembah) Abi Yusuf untuk berkumpul dengan kerabat dan keluargnya. Di lembah itu nabi hidup terlunta-lunta, karena orang Quraisy berupaya keras agar tidak ada bahan makanan yang sampai pada tempat tersebut. Di tempat inilah Rasulullah menjalani hidup selama tiga tahun.

Tiga tahun setelah itu, orang Quraisy sepakat untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Mereka merobek piagam perjanjian yang tergantung di Ka'bah. Dengan kesepakatan tersebut, akhirnya Rasulullah keluar dari lembah pada tahun kesepuluh nubuah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Sudahkah ujian Rasulullah saat itu? Ternyata tidak ma'asyiral muslimin. Pamannya, Abu Talib yang selalu mendukung dakwahnya dan menjaganya dari gangguan orang-orang Quraisy wafat. Dua bulan setelah itu, istri Rasulullah Sayyidah Khadijah, wanita yang sangat membantu perjuangan dakwahnya juga wafat.

Dengan demikian, hikmah dari terjadinya Isra Miraj ini adalah untuk menenangkan dan menguatkan tekad dakwah Rasulullah setelah ujian yang datang silih berganti kepadanya.

Contoh Ceramah Isra Miraj #3: Refleksi Isra Miraj Mencegah Kemungkaran dengan Sholat

Hadirin rahimakumullah,

Sholat adalah amal pertama akan dihisab di hari kiamat nanti. Jika bagus maka ibadah yang lainnya juga baik. Menilai amaliyah sholat seorang hamba harus dilihat dari kedua aspek (fiqih dan tasawuf), bukan aspek fisiknya saja.

Sholat yang benar secara fiqih (sesuai aturan) dan tasawuf (ikhlas dan khusyū') akan menjadi benteng diri pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, tanhā anil fahsyā-i wal munkar (fahsyā [perbuatan jahat yang berimbas kepada dirinya saja] dan munkar [perbuatan jahat yang berimbas kepada orang lain]). Sholat yang sesuai aturan akan berefek kepada seluruh lini kehidupannya.

Kita harus ada dalam puncak perhatian ketika sholat. Seperti penonton sepak bola yang berada dalam satu fokus pertandingan yang dilihatnya, 'gol gol gol', itu puncak perhatiannya. Dalam sholat juga harus dalam puncak perhatian. Maka untuk meraihnya bangkitkan kesadaran hati sebelum memasuki sholat. Jangan sampai qalbu kemana-mana. Bangkitkan kesadaran hati akan Keagungan Dzat Yang Maha segalanya.

Sebelum sholat kosongkan dulu qalbu dan pikiran. Kalau dalam sholat masih memikirkan pekerjaan, nanti sholatnya menjadi tidak fokus. Keluarkan dunia dan makhluk dari dalam hati, maka nanti Allah akan memenuhinya dengan Asma (Nama) dan Sifat Allah Yang Sempurna.

Kita perlu mengevaluasi, selama ini dalam sholat 5 (lima) waktu yang kita kerjakan, ke manakan hati bergerak?. Sholat itu adalah media yang menghubungkan antara hamba dengan Allah. Untuk mendeteksi dan merasakan hadir-Nya Allah, hanya bisa dilakukan oleh qalbu.

Di sinilah pentingnya menghadirkan qalbu dalam setiap ibadah. Kalau hati belum hadir bersama Allah maka pertanda belum mendapatkan hakikat ibadah. Dengan jalan tasawuf-lah akan meraih hakikat ibadah. Syekh Ibnu Athaillah as Sakandari mengatakan bahwa amal ibadah itu seperti bangunan yang kosong. Yang menjadi ruh bangunan itu adalah hatinya hadir dan ikhlas dalam beribadah. Dalam shalat jangan hanya fiqihnya saja yang dihadirkan, tapi ilmu tasawufnya juga dihadirkan. Kalau sholat sudah menggabungkan fiqih dan tasawuf maka akan merasakan kelezatan ibadah.

Hadirin rahimakumullah,

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika menghadapi tantangan berat memerintahkan kepada Bilal, "wahai Bilal tenangkan qalbuku, ayo dirikan sholat". Sholat adalah media penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Ketika sholat hati menjadi tenang. Saat itu semua problem diserahkan kepada Allah. Qalbu bersandar kepada Allah. Maka pantas kalau sholat terpadu antara ilmu fiqih dan tasawuf akan mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Semakin mendekat kepada Allah, kita akan merasa semakin kerdil di hadapan Allah. Semakin banyak sholatnya, akan semakin kuat qalbunya.

Contoh Ceramah Isra Miraj #4: Isra Miraj dalam Perspektif Keimanan dan Ilmu Pengetahuan

Alhamdulillah, pada malam hari ini kita bisa bersamasama hadir dalam majlis yang mulia ini untuk memperingati suatu peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu Isra dan Miraj Nabi Besar Muhammad SAW. Tema yang akan saya sampaikan dalam acara peringatan Isra dan Miraj ini adalah: Isra dan Miraj dalam perspektif keimanan dan ilmu pengetahuan

Ketika peristiwa ini disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada masyarakat Makkah, maka kaum Qurays Makkah memperolok-oloknya. Mereka yang belum mau beriman kepada kerasulan Muhammad SAW merasa mendapat amunisi baru untuk membantah semua cerita Muhammad itu, bahkan juga ada sebagian kecil yang sudah beriman, meragukan kebenaran informasi yang disampaikan Muhammad SAW Namun sahabat Rasulullah, Abu Bakar ra, tanpa ragu membenarkan semua yang disampaikan Rasulullah itu. Beliau bersabda, "Aku membenarkan dan meyakini apa yang disampaikan oleh Engkau ya Rasulullah, bahkan andaikata lebih dari itu pun aku percaya."

Keimanan Sayyidina Abu Bakar ra ini berbasiskan pada kekuatan keimanan Beliau, yaitu hila kita beriman bahwa Allah adalah Yang Maha Kuasa, maka apa sulitnya mengimani peristiwa Isra-Miraj, dimana Rasulullah diperjalankan oleh Allah SWT untuk menghadap-Nya di Sidratul Muntaha. Allah Yang Berkuasa memperjalankan benda-benda langit yang begitu besar, seperti matahari, bintang, galaksi, yang semuanya beredar menurut orbit-orbitnya masing-masing, dan tidak pernah saling bertabrakan, begitu pula Allah Yang Berkuasa memperjalankan benda-benda mikro yang mengelilingi inti-sel yang begitu kecil, yang terdapat di dalam sel-sel makhluk hidup; tentu Dia juga berkuasa memperjalankan hamba-Nya secepat kilat menghadapNya di Sidratul Muntaha, dan mengembalikannya secepat kilat itu juga ke Makkah. Keimanan Abu Bakar seperti inilah, yang kemudian Rasulullah memberikan gelar sebagai ash-Shiddiq (yang membenarkan); dan keimanan seperti Abu Bakar ra inilah yang kemudian menjadi contoh untuk untuk umat Islam di kemudiannya, termasuk kita semuanya.

Peristiwa Isra dan Miraj yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW merupakan peristiwa yang sangat fenomenal; baik bagi Rasulullah sendiri, maupun untuk umat Islam secara keseluruhan. Selama lebih-kurang 1400 tahun, Peristiwa Isra dan Miraj selalu diperingati dan dikaji oleh ummat Islam serta para ulama terkemuka.

Sebagai penutup, perkenankanlah saya menyampaikan rangkumannya. Bahwa peristiwa Isra dan Miraj yang berlangsung pada diri junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW 15 abad yang lalu, telah memperkuat keimanan Rasulullah SAW maupun kita semua umat Islam, akan ke-Maha Kuasaan Allah SWT. Apapun yang dikehendaki-Nya, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk terjadi; karena memang ilmu Allah sangat luas dibanding kekuatan nalar manusia untuk memahaminya.

Bandingan ilmu Allah dengan ilmu yang telah dikuasai oleh peradaban manusia sampai saat ini, hanya seperti perbandingan samudera dengan setetes air di ujung jari. Namun demikian, Peristiwa Isra dan Miraj memberikan tantangan sekaligus inspirasi kepada para ilmuwan, untuk melakukan "penalaran/pemahaman" tentang peristiwa itu. Khazanah ilmu pengetahuan telah terakumulasi begitu banyak, tidak ada salahnya para ilmuwan menambah dan memperkuat keimanannya dengan mencoba menalar secara saintifik semua fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT ini, termasuk fenomena-fenomena yang ada di balik peristiwa Isra-Miraj ini. Akhir kata mohon maaf jika ada kesalahan dan tutur kata yang salah dan tidak menjadi perkenan hadirin.

Wassalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Contoh Ceramah Isra Miraj #5: Makna Spiritual Isra dan Miraj Rasulullah SAW

Peristiwa Isra Miraj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo singkat kurang dari semalam (minal lail) tetapi Nabi berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil Muntaha). Walaupun terjadi dalam sekejap, tetapi memori Rasulullah SAW berhasil menyalin pengalaman spiritual yang amat padat di sana.

Kalau dikumpulkan seluruh hadis Isra Miraj (baik shahih maupun tidak), maka tidak cukup sehari-semalam untuk menceritakannya. Mulai dari perjalanan horizontalnya (ke Masjid Aqsa) sampai perjalanan vertikalnya (ke Sidratul Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari langit pertama hingga langit ketujuh dan sampai ke puncak Sidratul Muntaha.

Ada pertanyaan yang mengusik. Mengapa Allah SWT memperjalankan hambanya di malam hari (lailan), bukan di siang hari (naharan)?

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS al-Isra [17]: 1).

Dalam bahasa Arab kata lailah mempunyai beberapa makna. Ada makna literal berarti malam, lawan dari siang. Ada makna alegoris (majaz) seperti gelap atau kegelapan, kesunyian, keheningan, dan kesyahduan; serta ada makna anagogis (spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu'), kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Allah.

Arti lailah dalam ayat pertama surah al-Isra di atas menunjukkan makna anagogis, yang lebih menekankan aspek kekuatan spiritual malam (the power of night). Kekuatan emotional-spiritual malam hari yang dialami Rasulullah, dipicu oleh suasana sedih yang sangat mendalam, karena sang istri, Khadijah, dan sekaligus pelindungnya telah pergi untuk selama-lamanya. Rasulullah memanfaatkan suasana duka di malam hari sebagai kekuatan untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Kesedihan dan kepasrahan yang begitu memuncak membawa Rasulullah menembus batas-batas spiritual tertentu, bahkan sampai pada jenjang puncak yang bernama Sidratul Muntaha. Di sanalah Rasulullah di-install (diisi) dengan spirit luar biasa sehingga malaikat Jibril sebagai panglima para malaikat juga tidak sanggup menembus puncak batas spiritual tersebut. Inilah kehendak Allah untuk Nabi Muhammad SAW.

Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad yang maha dahsyat itu dilakukan di malam hari. Intensitas perjalanan malam tidak perlu diragukan. Nabi pada umumnya melakukan perjalanan jauhnya di malam hari. Di samping lebih dingin juga nuansa ibadahnya lebih kental.

Sebenarnya peristiwa Isra-Miraj mempunyai dua macam peristiwa. Pertama, perjalanan horizontal dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha. Dan kedua, perjalanan vertikal dari Masjid Aqsha ke Sidratul Muntaha. Perjalanan Isra mungkin masih bisa dideteksi dengan sains dan teknologi, tetapi perjalanan Miraj sama sekali di luar kemampuan otak pikiran manusia.

Perjalanan Miraj ini, juga masih diperdebatkan banyak ulama, apakah dengan fisik dan roh Rasulullah atau hanya rohaninya saja. Mayoritas ulama Suni memahami bahwa yang diperjalankan Tuhan ke Sidratul Muntaha ialah Nabi Muhammad SAW secara utuh, lahir dan batin.

Sementara pendapat lain memahami hanya rohaninya saja. Bagi kita tidak terlalu penting untuk dipersoalkan apakah fisik dan rohani atau hanya fisik saja, karena perjalanan suci tersebut bukanlah kehendak dan keinginan Rasulullah, tetapi kehendak dan keinginan Allah SWT.

Yang pasti, perjalanan singkat itu berhasil merekam berbagai pemandangan spiritual bagi Rasulullah SAW, dan hendaknya bisa dijadikan pelajaran dan hikmah bagi umat Islam. Sebab, perjalanan malam hari itu, telah membangkitkan semangat baru Rasulullah dalam menyebarkan dakwah Islam.

Contoh Ceramah Isra Miraj #6: Makna Memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Umat Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu setahun banyak memperingati hari-hari besar Islam. Peringatan Tahun Baru Hijriyah, peringatan Maulid Nabi SAW, peringatan Nuzulul Quran dan sekarang kita berada dalam bulan Rajab, memperingati pula hari besar Islam yaitu Isra Miraj. Yang semuanya itu merupakan kegiatan rutin yang setiap saat diselenggarakan.

Yang perlu kita renungkan apakah makna dari peringatan-peringatan yang kita laksanakan tersebut. Apakah ada pengaruhnya terhadap kehidupan kemanusiaan?

Dalil mengenai Isra yang dilakukan oleh junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dalam Al-Quran terdapat dalam Surat Al-Isra' ayat 1 yang berbunyi:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: "Maha Cuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Sedang mengenai Miraj diungkapkan dalam Surat an-Najm ayat 1 sampai 18:

﴿ وَالنَّجْمِ اِذَا هَوٰىۙ مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰىۚ وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰىۙ ذُوْ مِرَّةٍۗ فَاسْتَوٰىۙ وَهُوَ بِالْاُفُقِ الْاَعْلٰىۗ ثُمَّ دَنَا فَتَدَلّٰىۙ فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ اَوْ اَدْنٰىۚ فَاَوْحٰىٓ اِلٰى عَبْدِهٖ مَآ اَوْحٰىۗ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَاٰى اَفَتُمٰرُوْنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى ﴾

Aritnya: "1 Demi bintang ketika terbenam, 2. kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, 3. dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. 4. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), 5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, 6. yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa) 7. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. 8. Kemudian dia mendekat (pada Muhammad), lalu bertambah dekat, 9. sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi). 10. Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. 11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. 12. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? 13. Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, 14. (yaitu) di Sidratul Muntaha, 15. di dekatnya ada surga tempat tinggal, 16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, 17. penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. 18. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."

Isra artinya adalah perjalanan Rasulullah saw pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Miraj artinya naiknya Rasulullah SAW ke langit sampai ke Sidratul Muntaha.

Secara kontekstual Isra Miraj memiliki makna simbolis yang cukup luas pengertiannya, dimana tidak hanya sekadar melakukan perjalanan dan naik dari tempat ke tempat yang lain secara harfiah. Tetapi lebih dari itu di mana seluruh perilaku Nabi Muhammad SAW merupakan pedoman hidup manusia yang sempurna.

Sholat adalah miraj, yakni tangga. Dengan menggunakan tangga tersebut umat Islam dapat meningkat, bertambah kuat tenaga imannya dan bertambah tinggi rohaninya.

Dengan mendirikan sholat, maka umat Islam bertambah kebutuhannya yang menjadi penyempurna sholat. Sebelum sholat wajib, wudhu, bersih dari segala najis. Perintah ini mendorong umat Islam untuk selalu hidup bersih, hidup sehat dengan meningkatkan kebersihan dan kesucian dirinya. Demikian pula tempat, pakaian dan waktu sholat.

Dengan mendirikan sholat itu, hendaknya kita meningkatkan kepada derajat para salihin, karena sholat dapat menghilangkan sifat-sifat jelek, seperti kejam, bengis dan menimbulkan sifat-sifat yang baik serta halus. Dengan melaksanakan sholat hilang sifat bakhil, malas, sombong, ujub, riya dan takabur. Kemudian akan timbul sifat-sifat pemurah, pengasih, rajin, dan lain-lain.

Apabila semua itu telah menjadi kenyataan dan kegiatan hidup kita umat Islam sehari-hari, maka ini merupakan tanda bahwa kita telah meningkat dari mengerjakan sholat kepada tingkat "muqiimas shalaati" atau golongan yang mendirikan sholat.

Contoh Ceramah Isra Miraj #7: Isra Miraj dan Sholat

Setiap memasuki bulan Rajab, umat Islam antusias memperingati perjalanan monumental Rasulullah dari Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Palestina (isra) dan naiknya beliau ke langit (miraj) dalam rangka menerima risalah sholat lima waktu yang dilaksanakan umat Islam saat ini.

Pada masa sekarang, fenomena keagamaan memang semarak yang ditandai dengan antusiasnya masyarakat dalam mengikuti acara-acara yang berkaitan dengan agama, mulai dari tahajud bersama, dzikir bersama, dan lainnya. Hanya saja, pada saat fenomena keagamaan itu meningkat, ada fenomena lain yang tidak kalah semaraknya, seperti maraknya perjudian dan bentuk- bentuk kemaksiatan lainnya. Semestinya, ketika fenomena keagamaan tersebut menggeliat menurunkan fenomena kemaksiatan tersebut.

Memperhatikan hal itu, apakah karena pengaruh sekularisme atau karena kedangkalan pemahaman agama, saat ini sepertinya sudah berkembang opini bahwa agama hanya berkaitan dengan ibadah (sholat, haji, zakat, puasa, dan lainnya) sedangkan di luar itu merupakan persoalan duniawi yang tidak ada kaitannya dengan agama. Opini tersebut jika tidak mendapatkan perhatian serius akan semakin memarjinalkan peran agama dalam lingkup rumah ibadah saja. Padahal, selaku umat Islam semestinya menghayati, firman Allah, "Sesungguhnya sholat (bisa) mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (QS. Al-Ankabut: 45).

Untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana sholat semestinya dilakukan oleh setiap muslim, perlu dimengerti tentang ada' atau ta'diyah dan iqamah yang berarti menunaikan dan mendirikan.

Oleh sebab itu, berkaitan dengan pemenuhan kewajiban sholat-di samping nash mereferensi penggunaan kata iqamah, ulama juga menggunakan kosa kata serupa dalam penjelasan mereka agar umat dalam melakukan sholat itu tidak semata-mata memenuhi kewajiban, tapi sebagai kebutuhan untuk pencerahan jiwa. Bukankah Allah telah berfirman, "Hanya dengan berdzikir hati menjadi tenang?" Dan, sholat sebagai bentuk dzikir tertinggi semestinya berdampak kepada hal itu. Dalam rangka menuju kepada maksud tersebut. Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits Nabi yang maksudnya bahwa sholat bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan membuka mata hati pelakunya. Karena itu maknailah sholatmu!

Oleh sebab itu, kesemarakan peringatan Isra-Miraj pada bulan Rajab ini, semestinya dijadikan evaluasi bagi setiap muslim dalam melaksanakan perintah sholat. Apakah sholat yang dilakukan berdampak kepada ketenangan jiwa dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jika hal itu tidak dilakukan, kesemarakan peringatan Isra-Miraj hanya akan melahirkan budaya konsumtif saja, sedangkan sholat sebagai media pencerahan jiwa diabaikan.

Demikian tadi rangkuman 7 contoh ceramah tentang Isra Miraj singkat dan penuh pesan yang dapat menjadi referensi bagi kaum muslim. Semoga informasi ini membantu.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads