Pakar Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Endang Sari menilai tiga calon presiden (capres) dalam debat pamungkas atau debat terakhir Pilpres 2024 bermain aman. Dia menyebut Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo menghindari perdebatan publik seperti pada debat-debat sebelumnya.
"Kita lihat ketiganya berusaha cari aman dengan tidak lagi menghadirkan hal-hal yang bisa mengundang perdebatan dan pembicaraan publik yang luas seperti gimik yang dikurangi bahkan tidak ada sepanjang debat," ujar Endang kepada detikSulsel, Minggu (4/2/2024) malam.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unhas ini menilai debat berjalan tanpa saling serang antar capres. Mereka cenderung menggunakan kalimat-kalimat yang santun sehingga nada menyerang antar capres tidak terasa selama debat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebagian besar waktu debat habis dengan saling menanggapi dengan pernyataan yang aman-aman saja dari kalimat-kalimat mereka," ujarnya.
Endang menyebut ketiganya tidak melancarkan serangan untuk menghindari kesalahan atau blunder. Mereka cenderung berusaha tampil sebaik mungkin untuk menunjukkan kapasitas masing-masing.
"Justru karena ini debat terakhir maka mereka betul-betul mereka seperti berusaha menghindari agar tidak ada kesalahan yang berarti pada debat ini," ujarnya.
Komisioner KPU Makassar Periode 2018-2023 ini mengatakan, pada debat sebelumnya perhatian publik justru tertuju pada gimik, gestur dan serangan-serangan antar capres. Bahkan di debat pamungkas ini gestur yang memancing emosi lawan debat tidak ditampilkan lagi.
"Seperti kita tahu lebih banyak energi publik, perbincangan masyarakat pada gestur, gimik, kalimat menyerang, itu hampir tidak ada kita lihat," kata Endang.
Dia pun mengapresiasi kesejukan yang ditampilkan para capres dengan tidak menampilkan gimik dan tidak menyerang secara personal. Menurutnya, masing-masing capres berusaha menahan diri untuk menyerang demi menarik elektoral.
"Kita tahu hari pemilihan sisa kurang lebih sepekan lagi ini pasti ada kaitannya bagaimana mereka menarik potensi elektoral dengan menampilkan versi terbaik masing-masing," tambahnya.
Bahkan, selama debat kata Endang, justru ketiga capres saling menyepakati gagasan dan tanggapan masing-masing. Akhirnya, gagasan pada debat ini tidak menyentuh ke akar persoalan terkait tema yang ditawarkan.
"Kalau saya sih masih lebih menarik debat-debat sebelumnya dan seharusnya kita melihat eksplorasi sampai ke dasar persoalan dan apa yang menjadi tawaran jalan keluar," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Isu Perempuan dan Disabilitas Tak Tuntas
Endang juga menyoroti ketiga capres tak mengulas tuntas tentang tema inklusi khususnya menyangkut isu perlindungan perempuan dan pelayanan terhadap disabilitas. Padahal, kelompok rentan ini butuh perhatian serius dari segi kebijakan.
"Tema yang sangat penting ditunggu itu justru tidak muncul, yaitu tema tentang perempuan," ujarnya.
Isu perempuan sempat dimunculkan oleh capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan, namun tidak dieksplorasi secara mendalam. Jawaban capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pun terkesan normatif dan tidak menyentuh akar persoalan, termasuk tanggapan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
"Sayang sekali kalau tidak bicara soal perempuan, karena yang menjadi persoalan dari semua tema seperti pekerja migran yang paling bermasalah itu adalah kaum perempuan," ujarnya.
Para tenaga kerja wanita (TKW), kata Endang, keluar negeri bekerja karena persoalan kemiskinan. Namun TKW kerap bekerja tanpa standarisasi yang jelas hingga keluar negeri mengabaikan legalitas.
"Mereka menjadi sasaran pelecehan, sasaran kontrak kerja yang tidak berpihak kepada mereka dan upah yang minim di negeri orang. Tadi kita lihat jawaban cari capres sangat normatif misalnya memaksimalkan infrastruktur, stakeholder dan hal-hal yang formal lainnya," ujar Endang.
Menurutnya, perempuan yang berada pada situasi itu karena terpaksa. Selain desakan ekonomi, mereka juga tidak mendapat kesempatan untuk menempuh jalur yang legal.
"Banyak yang mengabaikan legalitas dan standarisasi sehingga sangat rentan keberadaannya di luar negeri. Ini sayang sekali tidak dielaborasi lebih jauh," jelasnya.
Sementara persoalan terkait perlindungan disabilitas hanya disinggung pada satu segmen. Itupun isunya tidak dikulik secara mendalam oleh para capres.
"Padahal kita menunggu kalau bicara soal pemerintahan yang inklusif artinya akan merangkul semuanya," jelasnya.
Misalnya, kata Endang, bagaimana gagasan capres menghadirkan lapangan kerja untuk disabilitas. Namun dia menyayangkan, hal itu tidak disampaikan oleh ketiganya.
"Ada banyak sekali catatan dari tema debat ini tapi tidak berhasil dielaborasi lebih jauh dan kita melihat betapa ketiga capres bermain pada main aman saja sampai tidak menyentuh persoalan dasar dari tema yang diangkat tadi," pungkas Endang.
Simak Video "Video: Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol-Pimpinan Lembaga Negara di Istana"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)