Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) menggagas program sekolah virtual untuk jenjang SMP dan SMK. Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel menyebut program ini akan difokuskan ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Ini bisa dipergunakan nanti yang sekolah-sekolah yang masuk ke dalam wilayah 3T. Jadi tidak perlu lagi kita bangunkan sarana prasarana nanti di wilayahnya," ujar Kepada Disdik Sulsel Iqbal Najamuddin kepada detikSulsel, Kamis (1/2/2024).
Iqbal mengatakan para peserta didik sekolah virtual tersebut nantinya akan didaftarkan ke dalam sekolah induk dan dimasukkan ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dengan begitu, proses belajar mengajar dapat berlangsung tanpa khawatir terkendala sistem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup nanti dia bisa terdaftar di Dapodik, masuk di sekolah induk. Nanti pembelajarannya melalui virtual. Karena itu tadi, akses yang jauh itu," bebernya.
Dia menyebut sekolah virtual ini juga membantu mereka yang putus sekolah untuk tetap mendapatkan hak pendidikannya sebagai warga negara. Iqbal menuturkan mereka dapat kembali bersekolah meski tak bertatap muka secara langsung dengan pengajarnya.
"Bahkan, bisa juga menjadi model sebenarnya. Karena kita punya angka putus sekolah ada. Model pembelajaran virtual ini, misalnya nanti kita berlakukan pada angka putus sekolah. Model virtual begini bisa menjadi model mereka. Model untuk dia tetap bisa belajar tapi tidak perlu lagi dia tatap muka," sebutnya.
Iqbal menambahkan sekolah virtual atau daring ini sudah pernah dilakukan saat pandemi COVID-19 melanda. Dia menyebut paling tidak Disdik Sulsel telah punya gambaran umum tentang pelaksanaan teknis sekolah virtual tersebut ke depannya.
"Kita harus tahu bahwa SMP dan SMK virtual itu sebenarnya model pembelajarannya e-learningnya pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran daring. Waktu pandemi juga kan sudah dilakukan," ujarnya.
Meski begitu, dia mengaku tak tahu pasti berapa jumlah total angka putus sekolah di Sulsel. Iqbal memastikan angka putus sekolah ini menjadi salah satu perhatiannya.
"Ini yang mau didata kembali, supaya jelas metode apa yang bisa kita lakukan. Kebijakan apa yang bisa supaya angka putus sekolah tadi bisa mendapatkan kembali strata ilmunya di SMP, SMA, sampai bisa di Perguruan Tinggi," urai Iqbal.
Di samping itu, Iqbal mengatakan Disdik Sulsel juga akan berkolaborasi dengan pemkab/pemkot untuk menerapkan sekolah virtual di tingkat SMP sederajat. Penerapan program ini difokuskan kepada daerah di wilayah 3T dan mereka yang putus sekolah.
"Artinya bisa saja nanti kita kerjasama dengan kabupaten/kota. Kabupaten/kota yang punya wilayah 3T itu. Mungkin ada mekanisme pembelajaran, kita bisa sama-sama SMP, SD, dan SMA," paparnya.
"Artinya ini kan persoalan akses saja sebenarnya. Akses sekolah yang terbatas, makanya virtual ini kita bisa jadikan model. Ini mungkin bisa menjadi pola kerjasama nanti dengan kabupaten/kota. Minimal kita supaya bagaimana tidak ada anak-anak yang tidak mendapatkan pembelajaran," sambung Iqbal.
Sebelumnya diberitakan, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menggagas sekolah virtual untuk jenjang SMP dan SMK pertama di Sulsel. Hal ini dilakukan demi membantu anak putus sekolah untuk kembali melanjutkan pendidikannya.
Bahtiar menyebut sekolah virtual ini dikenal dengan nama sekolah terbuka. Menurutnya, sekolah virtual sangat dibutuhkan bagi anak usia didik utamanya yang putus sekolah atau belum sempat mengenyam pendidikan.
"Kita akan melakukan pengembangan sekolah virtual di seluruh daerah di Sulsel," ungkap Bahtiar, Senin (29/1).
Dia menuturkan sekolah virtual atau daring menjadi tren di negara-negara maju saat ini. Dengan demikian, dia berikhtiar agar Sulsel turut melakukan hal yang sama dalam mendukung pertumbuhan SDM di Sulsel.
"Dulu sekolah terbuka tidak dilirik, tapi sekarang yang paling maju. Kita juga akan membangun SMP Virtual atau terbuka di seluruh Sulsel," sebutnya.
(asm/hmw)