Warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah digemparkan dengan peristiwa pembunuhan sadis Achmadi dan seluruh anggota keluarganya di Jalan Karunrung, 28 tahun silam. Konon, di balik pembunuhan itu, kejadian-kejadian horor kerap 'menghantui' warga hingga saat ini.
Achmadi 34 tahun, istrinya bernama Cecilia alias Syamsiah 30 tahun, dan 4 anaknya masing-masing Mashita 10 tahun, Andrianto 9 tahun, Indrawan 4 tahun, dan Lizanti 3 tahun tewas mengenaskan dibunuh 5 pelaku eksekutor dalam peristiwa itu. Seorang pembantu cuci baju di rumah Achmadi, Piddi 12 tahun turut menjadi korban pembantaian.
Hingga kini, cerita pembunuhan Achmadi sekeluarga pada Minggu, 12 Maret 1995 itu masih mendekam di ingatan warga Makassar. Baik yang menyaksikan langsung detik-detik mencekam mayat Achmadi sekeluarga ditemukan maupun yang mendengar potongan-potongan kisah mistis dari peristiwa pembunuhan tersebut.
Banyak orang mengaku pernah melihat dan merasakan arwah Achmadi sekeluarga masih bergentayangan sampai saat ini. Cerita horor Achmadi sekeluarga paling banyak dialami tak lama setelah Achmadi sekeluarga dibunuh dengan sadis.
Tim detikSulsel menelusuri cerita-cerita horor pembunuhan Achmadi sekeluarga dari sejumlah warga. Berikut 4 cerita horor 'arwah gentayangan' Achmadi sekeluarga yang dirangkum detikSulsel dari beberapa narasumber:
1. Kisah Penjual Ayam
Warga Karunrung bernama Muh mengaku sempat mengalami kejadian aneh setelah insiden pembunuhan Achmadi sekeluarga. Kala itu, Muh hendak pergi ke pasar beberapa hari sebelum hari raya Lebaran, pasca pembunuhan. Saat itu dia sedang melintas di depan rumah Achmadi dan menemukan seorang pria penjual ayam singgah di depan rumah tersebut. Muh awalnya tak begitu peduli dengan keberadaan penjual ayam itu.
Muh baru heran ketika pulang dari pasar. Si penjual ayam ternyata masih belum beranjak dari tempatnya. Muh lalu memanggil penjual ayam itu dan menanyakan dia sedang menunggu apa di depan rumah Achmadi. Si penjual ayam mengaku singgah karena ada perempuan yang ingin membeli jualannya. Sementara perempuan yang dimaksud masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang. Dia menunggu perempuan itu keluar dari rumah, namun batang hidungnya tak kunjung kelihatan.
Muh lantas memberitahu, rumah yang disinggahi si penjual ayam adalah rumah milik Achmadi, rumah tempat Achmadi sekeluarga tewas dibunuh. Penjual ayam itu lantas lari terbirit-birit meninggalkan rumah Achmadi bersama dagangannya.
"Itu kan ayamnya digantung di pagar. (Akhirnya) dibawa ke sini (menjauh dari depan rumah Achmadi). (Saya tanya) 'Kita tahu itu rumah di sana? Itu mi rumah kejadian yang mati satu keluarga'," tutur Muh saat ditemui Tim detikSulsel di rumahnya, Sabtu, 2 Desember 2023.
2. Kisah Sopir Taksi
Warga lainnya, Fatriani juga menuturkan peristiwa horor di balik Tragedi Karunrung saat ditemui di sanggar seni tempatnya mengajar, Minggu, 3 Desember 2023. Perempuan yang akrab disapa Ria ini merupakan anak Ketua RW, Amir Lasirang saat insiden pembunuhan Achmadi sekeluarga di tahun 1995.
Suatu ketika, Ria menuturkan, seorang sopir taksi datang ke rumah Achmadi di Karunrung. Padahal waktu itu rumah Achmadi sudah kosong dan tidak pernah ditinggali pasca pembunuhan. Di sisi lain, beberapa bulan sejak insiden mengerikan tersebut, daerah Karunrung sangat sepi. Hanya sedikit orang yang mau keluar rumah di malam hari.
Ria mengatakan, tetangga di sekitar rumah Achmadi, Haji Simba yang melihat keberadaan sopir taksi lantas memanggil sang sopir. Saat ditanya sedang apa, sang sopir mengaku baru saja mengantar seorang wanita bersama dua anaknya yang ia jemput di Tempat Pemakaman Islam (TPI) Panaikang, Makassar.
"Jadi magrib itu ada mobil Bosowa berhenti di sebelah kiri, heranlah si tetangga kenapa ada yang begitu kan. Akhirnya dipanggil, tapi awalnya sopir itu menolak, dia bilang mau tunggu dibayar, argonya Rp 17.500," tutur Ria.
Sang sopir akhirnya menuruti panggilan Haji Simba. Dia lantas diberitahu perihal peristiwa pembunuhan sadis yang dialami Achmadi sekeluarga. Sopir itu kaget bukan main ketika mengetahui orang yang diantarnya adalah sosok makhluk halus. Sang sopir sempat pingsan.
"Dikasih tahu bawah bapak pernah dengan orang yang dibantai sekeluarga di rumah. Akhirnya ditunjuk rumah yang dia tempati singgah. Itu sopir langsung pingsan," lanjut Ria.
Cerita kejadian serupa juga diungkapkan oleh penjaga makam Achmadi bernama Sangkala saat ditemui Tim detikSulsel di Tempat Pemakaman Islam (TPI) Panaikang, Senin, 4 Desember 2023. Sangkala masih ingat dengan cerita sopir taksi seperti yang diungkapkan Ria.
Dia menyebut seorang sopir taksi singgah mengambil penumpang di TPI Panaikang pada sore hari. Penumpangnya adalah seorang ibu dan dua anaknya. Namun Sangkala tak mengira jika tujuan dari taksi itu adalah sebuah rumah di Jalan Karunrung.
"Ada dulu. Waktu baru-baru meninggal. Gentayangan. Ambil taksi di depan (gerbang Panaikang). (Sopir taksi sudah) Setengah mati menunggu di rumahnya (Achmadi). Dia tunggu lama, ada orang yang kasih tahu. Aih, pingsan," beber Sangkala.
Simak kejadian horor lainnya di halaman berikutnya: Kisah Pelukan dari Bawah Ranjang Rumah
(asm/nvl)