Wacana Pemprov Sulsel Manfaatkan Olahan Batang Pisang Jadi Pembalut

Wacana Pemprov Sulsel Manfaatkan Olahan Batang Pisang Jadi Pembalut

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Senin, 04 Des 2023 08:30 WIB
Plt Kepala BKD Sulsel Imran Jausi
Kepala Dinas Tanaman Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Sulsel Imran Jausi. Foto: Istimewa
Makassar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) bertekad hasil budi daya pisang tak hanya mengandalkan buahnya. Kini Pemprov mewacanakan batang pohon pisang bisa diolah menjadi pembalut wanita.

Kepala Dinas Tanaman Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Sulsel Imran Jausi mengatakan wacana mengolah batang pisang menjadi pembalut disampaikan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Dia menyebut sudah ada negara yang melakukan pengolahan batang pisang menjadi pembalut.

"Dari batangnya, dari pelepahnya pisang itu yang paling dalam. Itu katanya di India atau di Cina. Pj Gub bilang gitu, sudah ada industri pengolahan itu (batang pisang jadi) pembalut," ujar Imran kepada detikSulsel, Minggu (3/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, industri pengolahan batang bisa menjadi pembalut itu patut untuk dijadikan contoh. Makanya, dia akan mendorong kerja sama riset dengan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

"Artinya kalau kita melihat sekarang ini dia kan berkembang, orang kan sering melakukan riset. Nah kenapa kita selalu mengajak perguruan tinggi karena kita berharap akan muncul riset-riset baru terkait dengan pisang, contohnya pemanfaatan itu tadi jadi pembalut," terangnya.

ADVERTISEMENT

Imran mengatakan, sejauh ini belum ada langkah khusus untuk mengembangkan olahan batang pisang menjadi pembalut. Namun kata dia, apa yang disampaikan Pj Gubernur merupakan sebuah motivasi untuk mengembangkan pemanfaatan hasil budi daya pisang.

"Belum (langkah khusus). Hanya sebagai informasi, motivasi bagi perguruan tinggi untuk melakukan riset. Membuat penelitian bagaimana pemanfaatan ini pisang tidak hanya daunnya, tidak hanya bonggolnya sebagai calon perbanyakan (anakan pohon pisang)," sebutnya.

Lebih lanjut, Imran menjelaskan hasil riset yang dibuat oleh para akademisi di kampus bisa menjadi peluang yang baik bagi industri olahan dari tanaman pisang. Utamanya menggaet perhatian pelaku bisnis untuk mewujudkan pembuatan pembalut dari batang pisang.

"Kalau nda salah Pak Pj Gubernur cerita itu di India. Itu hanya sebagai tantangan bagi perguruan tinggi. Bahwa siapa tahu ada perusahaan yang berminat untuk itu silakan dia ke sana," imbuhnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Masih Fokus Industri Buah Pisang

Imran mengungkapkan, saat ini pihaknya masih fokus untuk memperbanyak hasil produksi buah pisang. Sementara untuk produksi olahan batang pisang menjadi pembalut disebut masih terlalu jauh.

"Kita kan tidak membuat industri seperti itu. Pemprov kan tidak membangun industri pembalut paling kita itu pemanfaatan limbah kemudian industri buah segarnya. Kalau jadi industri pembalut saya kira terlalu jauh," tuturnya.

Di sisi lain, Imran menjelaskan tupoksinya adalah berupaya agar tanaman pisang yang sedang ditanam saat ini menghasilkan kualitas yang baik. Sehingga, untuk urusan hasil olahan dari budi daya pisang tersebut merupakan kewenangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

"Nah terkait dengan apa hasil olahannya inilah binaan di perindustrian. Karena kami itu mengawal pertanamannya bagaimana menjaga budi dayanya sehingga bisa menghasilkan kualitas yang baik. Itu tugasnya pertanian berada di hulu," jelasnya.

"Jadi perindustrian yang akan olah apakah dijadikan keripik atau ada olahan lain jadi tepung pisang. Nah setelah itu bagi yang sudah memenuhi standar ekspor itu urusan di perdagangan," sambung Imran.

Target Ekspor di 2025

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulsel Ahmadi Akil mengatakan Pemprov Sulsel menargetkan budi daya pisang cavendish bisa mencapai 1 miliar pohon tahun depan. Selanjutnya, ekspor ditarget sudah bisa dilakukan di tahun 2025.

"Target Pak Gubernur untuk tahun 2023-2024 adalah 1 miliar pohon dari 500 ribu hektare rencananya akan kita tanam pisang di Sulsel. Jadi target 1 miliar pohon itu yang akan diekspor pada tahun 2025," ucap Ahmadi Akil kepada detikSulsel, Kamis (30/11).

Ahmadi menuturkan saat ini Pemprov tengah fokus memasifkan penanaman bibit pisang. Dia berharap tahun depan sudah ada hasil yang bisa dipanen.

"Ini kan baru proses penanaman mulai sekarang. Jangka waktu panennya pisang itu kan 8 sampai 9 bulan, berarti baru bisa mulai ekspor di triwulan ketiga dan keempat di 2025," katanya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia mengatakan budi daya pisang akan diperhatikan grade atau mutunya. Pisang yang dipanen akan dibagi ke berbagai sektor dengan mempertimbangkan kualitasnya.

"Kalau dia grade 1, berarti kualitas ekspor. Grade 2 mungkin untuk regional. Grade 3 dan 4 itu akan diolah menjadi industri. Seperti itu modelnya, jadi tidak semua hasil pisang dari 500 ribu hektare akan diekspor secara keseluruhan," lanjut Ahmadi.

Pemprov Sulsel telah menggandeng PT Cipta Agri Pratama sebagai off taker yang akan menadah dan menjamin harga dari produksi pisang tersebut selama 5 tahun. Petani pisang diimbau tidak risau jika harga menurun sementara produksi melonjak.

"Ini kan belum, baru berproses (untuk kesepakatan harga per tandan pisang). Untuk off taker-nya dengan Pemprov sementara berproses, tetapi harganya flat selama 5 tahun. Jadi jangan khawatir ketika produksi pisang banyak, harganya turun, tidak, jangan khawatir," tegasnya.

Ahmadi mengatakan Pemprov Sulsel juga telah menjalin kerja sama dengan PT Yas Exports International pada Senin (27/11) lalu. PT Yas Exports International ini mengawali rencana ekspor lebih dulu ke wilayah Timur Tengah.

"Jadi yang dikerjasamakan (dengan PT Yas Exports International) kemarin itu adalah antara eksportir buyer yang ada di dunia. (Kerja sama itu) Memperlihatkan bahwa jangan khawatir masyarakat Sulsel, ini sudah ada yang mau beli barangmu," beber Ahmadi.

Namun penjajakan kerja sama ekspor tidak sampai di situ saja, Pemprov Sulsel akan menyasar empat negara sebagai tujuan ekspor pisang. Keempat negara itu, yakni Thailand, Jepang, Malaysia, dan Australia.

"Kita akan buka nanti lagi ke depan lagi direct place (untuk produk hasil budi daya pisang). Itu pesawat argo yang sekarang ini baru terbuka Thailand, Bangkok, sekarang menyusul Jepang, Malaysia, Australia," tutur Ahmadi.

Halaman 2 dari 3
(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads