Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Ina Kartika memuji program budi daya pisang yang digaungkan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. Dia menilai program itu ide brilian.
"Seperti yang disampaikan Pak Gubernur, seperti apa program (budi daya pisang) beliau dalam menjalani jabatan sebagai Pj Gubernur. Tentu kita, khususnya kami di DPRD Sulsel memberikan apresiasi atas ide-ide brilian dari Pak Gubernur," ujar Andi Ina kepada wartawan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (12/10/2023) malam.
Andi Ina mengatakan program tersebut bertujuan untuk memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat. Namun belakangan disalahpahami oleh beberapa pihak sebagai kewajiban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tentu tujuannya adalah bagaimana ekonomi masyarakat naik. Tujuannya juga adalah bagaimana pemberdayaan masyarakat. Yang ujungnya adalah pasti untuk kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Dia pun memastikan DPRD Sulsel akan mengawal setiap program yang dicanangkan oleh Bahtiar. Andi Ina menegaskan pihaknya menjaga agar progam budi daya pisang ini benar-benar terealisasi.
"Nah, sekali lagi saya sampaikan, apapun program utama Pak Gubernur kami yang akan memback-up itu. Benar-benar tentu bisa terealisasi," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar mendorong gerakan budi daya pisang. Bahtiar menargetkan 500 hektare lahan yang bisa dikelola untuk menghasilkan satu miliar pohon pisang.
Bahtiar mengatakan program ini bagian dari upaya meningkatkan daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi. Di satu sisi, kebijakan ini diklaim bisa memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan.
"Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel," ujar Bahtiar dalam keterangannya, Sabtu (30/9).
Menurut Bahtiar, jika program budi daya pisang ini berhasil, Sulsel akan menyaingi Davao, Thailand yang memiliki 450 hektare tanaman pisang. Dia menyebut Sulsel memiliki potensi lahan yang tidak produktif untuk ditanami pohon pisang.
"Sulsel bahkan punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. Satu tahun ke depan, hingga 2024 mendatang, minimal kita budidaya pisang di 100 ribu hektare lahan," tuturnya.
(asm/ata)