Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengklaim angka kemiskinan di wilayah Papua Barat mengalami penurunan. Dalam setahun terakhir, angka kemiskinan ekstrem turun 1,29 persen di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Paulus saat sambutan dalam kegiatan pembukaan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (Maba) di Auditorium Politeknik Negeri Fakfak, Senin (4/9/2023). Paulus mengatakan, penurunan angka kemiskinan tersebut terjadi pada periode tahun 2021 hingga 2022
"Kondisi kemiskinan ekstrem di Papua Barat, pada tahun 2021 hingga 2022 terjadi penurunan jumlah kemiskinan ekstrem dari 9,64 persen menjadi 8,35 persen dengan persentase penurunan 1,29 persen," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Paulus mengatakan Pemerintah Papua Barat masih harus bekerja keras untuk memenuhi target penurunan angka kemiskinan. Sebab target secara nasional harus 0 persen di tahun 2024.
"Sedangkan target nasional berdasarkan arahan presiden adalah 0 persen pada tahun 2024, masih menjadi pekerjaan besar bagi Provinsi Papua Barat untuk mencapai target tersebut," ujarnya.
Dia melanjutkan pihaknya juga telah membentuk tim Satgas Percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penanganan stunting bagi anak-anak di Papua Barat. Tahun 2022 data stunting di Papua Barat meningkat 30 persen atau naik 3,8 persen dibandingkan 2021.
"Berdasarkan data tahun 2022 stunting di Papua Barat meningkat menjadi 30 persen (mengalami kenaikan sebesar 3,8 persen) yang sebelumnya pada tahun 2021 sebesar 26,2 persen. Sedangkan target nasional berdasarkan arahan bapak presiden adalah pada tahun 2024 angka stunting di bawah 14 persen," ungkapnya.
"Pemerintah Provinsi Papua Barat tidak tinggal diam, melalui tim satgas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penanganan stunting, terus melakukan intervensi kepada anak-anak stunting di Papua Barat, sehingga pada pada bulan Juli ini dalam waktu hanya 3 bulan, dapat mengembalikan 524 anak dari 2.659 dengan prevalensi stunting sebesar 14,46 persen," tambahnya.
Sementara itu dari sisi indeks pembangunan manusia (IPM), Papua Barat saat ini menduduki peringkat ke-2 terendah di tahun 2022. Nilai IPM di wilayah tersebut tercatat berada di angka 65,89 persen.
"Kondisi papua barat saat ini berdasarkan data indeks pembangunan manusia (IPM) menduduki peringkat ke-2 terendah setelah Provinsi papua, nilai IPM papua barat tahun 2022 adalah 65,89 persen. Sedangkan rata-rata IPM nasional tahun 2022 adalah 72,91 persen," ungkapnya.
(urw/urw)