Mengungkap Fakta di Balik Mitos Otak Kanan dan Kiri

Mengungkap Fakta di Balik Mitos Otak Kanan dan Kiri

Tim detikEdu - detikSulsel
Senin, 21 Agu 2023 21:30 WIB
Ilustrasi senam otak
Ilustrasi otak kanan dan kiri (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jomkwan)
Jakarta - Masyarakat sering kali mengaitkan otak kanan dan kiri dengan sisi logis dan artistik. Seseorang dengan dominan otak kanan dikelompokkan sebagai orang yang berjiwa bebas dan artistik, sedangkan seseorang dengan dominan otak kiri dianggap memiliki pemikiran yang lebih logis.

Lantas, apakah anggapan ini benar adanya? Ataukah hanya mitos belaka?

Dilansir dari detikEdu yang mengutip dari Encyclopaedia Britannica, anggapan tentang orang dominan otak kanan dipandang sebagai seseorang yang kreatif dan dominan otak kiri dinilai cenderung analitis adalah sebuah mitos.

Teknologi pencitraan otak yang digunakan dalam penelitian terbaru menunjukkan, belum ditemukan dominasi dari separuh otak manusia terhadap perbedaan bakat dan kepribadian yang dimiliki setiap orang.

Kelemahan dari mitos yang beredar bergantung pada konsepsi samar tentang kemampuan otak. Contohnya, selama ini pelajaran yang membutuhkan pemikiran logis seperti matematika, biasanya dikatakan didominasi oleh otak kiri, jauh dari kemampuan otak kanan yang berkaitan dengan seni. Namun, untuk menyelesaikan persoalan matematika dibutuhkan pula kreativitas di samping logika.

Seperti halnya kreativitas artistik. Karya ini bukan hanya memerlukan kreativitas dalam mengatur emosi, pemikiran yang tepat dan teliti juga diperlukan untuk menghasilkan produk karya seni.

Mitos Otak Kanan dan Otak Kiri Bersumber dari Sains Nyata

Mitos modern mengenai orang dengan otak kanan dan otak kiri rupanya berkembang dari studi sains nyata tahun 1940-an. Ketika itu, para dokter menemukan bahwa pembedahan dengan memotong corpus callosum (bundel serabut saraf yang menghubungkan dua belahan otak), dapat mengurangi kejang pada pasien yang mengalami epilepsi tidak terkendali.

Selepas operasi selesai dilakukan, pasien hanya mengalami gangguan ringan namun masih memiliki fungsi intelektual dan emosional yang normal. Saat pemeriksaan lebih menyeluruh dilakukan, terungkap adanya gangguan spesifik dalam persepsi dan kognisi yang menyoroti bagaimana dua bagian otak berbeda satu sama lain dan bagaimana otak bekerja.

Sepanjang riset dilakukan, para ahli menemukan pembagian sisi otak kanan dan kiri tidak sesederhana seperti mengkotakkan sisi otak kiri berfungsi sebagai pusat bahasa dan pemecahan masalah sedangkan sisi otak kanan lebih mahir dalam tugas-tugas spasial. Namun, pembagian kerja otak jauh lebih kompleks daripada hal tersebut.


(urw/urw)

Hide Ads