Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten (Disparbud) Sinjai Andi Dewi Angriani menjadi pembicara dalam dua kegiatan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin angkatan 110. Ia membawakan presentasi tentang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.
KKNT merupakan bentuk pendidikan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus. Mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sinjai, Andi menjelaskan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang.
Dampak yang dimaksud berkaitan dengan lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal, menghasilkan lebih banyak hubungan 'memberi dan menerima' yang saling menguntungkan," kata Andi dalam keterangan tertulis, Senin (14/8/2023).
"Di Kabupaten Sinjai kita semua tahu bahwa Hutan Mangrove Tongke-Tongke merupakan pengembangan pariwisata berkelanjutan, dengan menerapkan prinsip lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi," sambungnya.
Adapun kegiatan pertama ini turut dihadiri oleh Kades Tongke-tongke diwakili oleh Sekdes Tongke-Tongke, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sinjai (diwakili oleh Kabid Tahura), dan seluruh Mahasiswa KKNT Unhas yang berposko di Desa Tongke-Tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Hadir pula masyarakat Desa Tongke-tongke dalam kegiatan yang digelar di Aula Kantor Desa Tongke-Tongke.
Selain di Desa Tongke-Tongke, kegiatan serupa juga digelar di Desa Bua, Kecamatan Tellu Limpoe. Andi membahas presentasi tentang Pengembangan Desa Bua, Kecamatan Tellu Limpoe sebagai desa wisata yang berbasis lokal.
Ia membahas pengembangan Desa Wisata Bua dalam pemulihan kepariwisataan pasca-COVID. Andi menilai pembangunan desa wisata tidak lagi sebatas bertujuan mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan. Namun juga mendorong kualitas kunjungan menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Andri mendukung pengelola obyek wisata Pantai Bulokkong di Desa Wisata Bua agar serius dan fokus mengelola sektor pariwisata, khususnya Pantai Bulokkong. Sebab obyek wisata ini dinilai akan memberikan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.
Menurutnya, pengembangan desa wisata dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk melengkapi dan meningkatkan fasilitas wisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. Baik domestik maupun mancanegara.
Kegiatan yang digelar di Pantai Bulokkong ini dihadiri oleh Kepala Desa Bua, Kadis Koperasi, UMKM dan Ketenagakerjaan Kabupaten Sinjai, praktisi Akademisi Universitas Muhammadiyah Sinjai, dan tokoh budaya Desa Bua Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sinjai.
Sebagai informasi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sinjai berhalangan hadir dalam kegiatan ini karena bertepatan dengan Lomba Jalan Cepat dalam rangkaian peringatan HUT RI ke 78 di Hutan Mangrove Tongke-Tongke.
(akd/ega)