Sebanyak 5.000 pengungsi hingga kini belum dipulangkan pascapenyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya 2021 silam. Pemerintah setempat mengaku pemulangan para pengungsi masih terkendala infrastruktur hingga biaya.
"Untuk pemulangan para pengungsi kami terkendala infrastruktur (jalan) kemudian kedua adalah biaya," kata Ketua Tim Pemulangan Eksodus Maybrat Melianus Saa kepada detikcom, Rabu (9/8/2023)
Melianus mengatakan upaya pemulangan telah dilakukan sejak terbentuknya tim pemulangan eksodus Maybrat oleh Pj Bupati Maybrat Benrhard Rondonuwu. Upaya pemulangan itu sudah dilakukan selama 9 bulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat Bupati tiba, membentuk tim yang diketuai oleh saya sendiri dibantu dengan tiga koordinator di wilayah Aifat Timur Jauh, Aifat Timur Tengah dan Aifat Timur Selatan. Kami telah upaya dengan semua cara dan gaya baik himbauan dan pembiayaan-pembiayaan yang diberikan kepada kami dalam lakukan pelayanan selama 9 bulan," ujarnya.
Selain itu, proses pemulangan ini juga terkendala karena ribuan pengungsi tidak tertampung di satu lokasi. Mereka tersebar di rumah keluarga sehingga kesulitan untuk dijangkau. Infrastruktur (jalan) pun masih dalam perbaikan.
"Melihat kondisi ini para pengungsi ini tidak tertampung 1 tempat, semua tersebar di rumah rumah keluarga jadi sulit untuk kami jangkau ke sana kemari dan memerlukan waktu yang lama," ujarnya.
Dia mengaku Pj Bupati Maybrat telah masukkan proposal kepada pemerintah provinsi hingga pusat perihal bantuan biaya. Namun hingga kini belum mendapatkan tanggapan.
"Pj Bupati sudah masukkan proposal di Pemprov dan pemerintah pusat, tapi belum ada tanggapan. Hanya Kementerian Sosial yang tanggapi tapi melalui gereja GKI sementara dibantu sudah tahap ketiga sekarang," ungkapnya.
Kendala pemulangan pengungsi ini juga disampaikan oleh Pj Bupati Maybrat Benrhard Rondonuwu. Dia mengaku pihaknya masih terkendala infrastruktur sehingga pengungsi belum dipulangkan.
"Contohnya, di Aifat Timur Selatan, Aifat Timur dan Aifat Timur Jauh tidak ada jalan. Kami hanya sampai di Aifat Timur Tengah paling ujung karena jalannya sedang dikerjakan sekarang dengan dana Pemda," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Bernhard mengatakan, sebelum kepulangan para pengungsi, ratusan rumah yang rusak telah diperbaiki. Pemda memberikan bantuan material berupa seng, pintu, jendela hingga peralatan makanan untuk mengisi rumah rumah warga.
"Kami sudah berikan dukungan material seperti perbaikan seng, pintu dan jendela untuk perbaikan rumah rumah yang rusak," kata Bernhard.
Lebih lanjut, dia menyebut para pengungsi juga meminta jaminan keamanan jika nantinya mereka kembali ke Maybrat. Bernhard pun menjamin keamanan itu dengan kehadiran Satgas TNI/Polri di wilayah tersebut.
"Permintaan masyarakat yang paling pertama kalau mereka kembali adalah jaminan keamanan. Cara jawab saya itu menghadirkan Satgas," ungkapnya
Selain memperbaiki rumah warga dan memberikan jaminan keamanan, pihaknya juga telah memberikan bantuan kebutuhan makanan selama 6 bulan kepada para pengungsi selama berada di pengungsian.
"Kami juga siapkan makan selama 6 bulan kepada para pengungsi," ujarnya.
Kendati demikian, Bernhard mengaku Pemerintah daerah masih kesulitan dukungan bahan makanan (Bama) yang akan dialokasikan ke daerah pengungsian. Karena itu, dia berharap pemerintah provinsi maupun pusat turut memberikan dukungan untuk kebutuhan tersebut, termasuk juga untuk mengatasi kendala pemulangan para pengungsi.
"Kami masih kesulitan bahan makanan untuk para pengungsi," ujarnya.
"Kami berharap dari provinsi dan kementerian serta lembaga terkait mendukung kita karena pemulangan ini memerlukan waktu," imbuhnya.