600 Warga Maybrat 3 Tahun Mengungsi di Sorong Imbas Serangan KKB

Papua Barat Daya

600 Warga Maybrat 3 Tahun Mengungsi di Sorong Imbas Serangan KKB

Paulus Pulo - detikSulsel
Kamis, 09 Jan 2025 20:17 WIB
Pengungsi Maybrat saat menggelar ibadah Natal bersama di Sorong.
Foto: Pengungsi Maybrat saat menggelar ibadah Natal bersama di Sorong. (Paulus Pulo/detikcom)
Sorong -

Sebanyak 600 warga Maybrat masih mengungsi di Sorong, Papua Barat Daya, imbas serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mengakibatkan 4 anggota TNI gugur dalam tugas. Mereka sudah bertahan 3 tahun di Sorong dengan segala keterbatasan.

"Jumlah pengungsi berdasarkan data tahun 2023 dan 2024 terdapat 600 orang, yang menyebar di sejumlah wilayah, di antaranya di Intim Pura, SP2, SP3, Bambu Kuning, dan Malanu. Pada awal pertama mengungsi satu rumah bisa dihuni 7 kepala keluarga (KK) namun kini para pengungsi sudah bisa membangun pondok kecil untuk bertahan," kata Direktur Sekretariat Keadilan dan Perdamaian dan Keutuhan Cipta-Ordo Santo Agustinus (SKPKC-OSA), Pastor Heribertus Lobya kepada detikcom, Kamis (9/1/2025).

Lobya menganggap para pengungsi belum ada kebebasan untuk bertempat tinggal. Para pengungsi juga membutuhkan bahan makanan dan tempat tinggal yang layak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Situasi yang dihadapi para pengungsi masih sulit, baik itu makanan, tempat tinggal maupun pendidikan bagi anak-anak. Namun kesulitan pendidikan tersebut bisa teratasi dengan hadirnya sekolah swasta seperti YPK St Agustinus dan YPK Santo Stefanus," ungkap Lobya.

Para pengungsi dibekali pembinaan dari aspek literasi dengan memberikan pembelajaran menulis dan berdoa. Mereka juga diberikan bibit tanaman untuk bisa bercocok tanam di samping Pemkab Maybrat mempersiapkan kepulangan mereka secara bertahap.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah Kabupaten Maybrat, membentuk tim pemulangan para pengungsi sejak tahun 2022. Tugas tim tersebut di antaranya untuk memulangkan para pengungsi baik di hutan maupun di Sorong Selatan dan Sorong," kata Ketua Tim Pemulangan Pengungsi Maybrat, Melianus Saa yang dikonfirmasi terpisah.

Melianus melanjutkan, tim yang dibentuk tersebut bertugas membantu pemulangan para pengungsi berdasarkan perintah Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Tim tersebut berkolaborasi dengan TNI/ Polri untuk melakukan pemulangan pengungsi.

"Pada tahun 2022 para pengungsi di Distrik Aifat Selatan, Distrik Aifat Timur Jauh, Distrik Aifat Timur Tengah dan sekitarnya perlahan dilakukan pemulangan. Sejumlah tokoh kunci juga dilibatkan dalam melakukan pertemuan dengan para pengungsi baik yang berada di hutan maupun di sejumlah wilayah," paparnya.

Melianus menegaskan tim yang dibentuk tersebut bekerja sesuai dengan kondisi anggaran yang telah disiapkan. Sehingga pada tahun 2024 para pengungsi sudah kembali ke kampung halamannya.

"Kami tidak mungkin tangani terus para pengungsi sampe sekarang. Kami sudah melakukan pemulangan pengungsi hingga Kampung Aisa. Biaya sangat terbatas sehingga perbaikan infrastruktur seadanya. Bahkan tim yang dibentuk itu menggunakan biaya pribadi," tegas Melianus.

Melanus memastikan situasi kondisi di Distrik Aifat Timur Jauh, Distrik Aifat Timur Tengah, sudah aman. Anggota TNI disiagakan di setiap wilayah untuk memastikan keamanan.

"Kami juga dibantu oleh TNI/polri untuk membantu melakukan pemulangan para pengungsi. Menurut kami situasi di sana sudah sangat aman. Oleh sebab itu para pengungsi yang masih menetap di Sorong diharapkan agar bisa kembali ke kampung halamannya," ucap Melianus.

Untuk diketahui, ribuan warga mengungsi buntut Posramil Kisor diserang 30 orang KKB pada Kamis, 2 September 2021 lalu. Para pelaku menyerang menggunakan parang.

Penyerangan yang terjadi pada pukul 03.00 WIT atau pada saat prajurit sedang tertidur. Penyerangan tersebut membuat 4 personel TNI gugur.




(sar/sar)

Hide Ads