Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Zudan Arif Fakrulloh diadukan ke polisi buntut pidatonya menggunakan analogi 'burung'. Zudan dianggap melontarkan pernyataan yang mengandung unsur pornografi.
Pernyataan Zudan soal analogi 'burung' itu disampaikan saat menghadiri acara coffee morning bersama DPRD Sulbar dan ASN lingkup Pemprov Sulbar di Taman Marasa Corner Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (3/8). Video Zudan kemudian diunggah di akun Diskominfo Sulbar hingga viral di media sosial.
"Yang kami laporkan adalah Pak Pj Gubernur dengan videonya yang diduga mengandung porno. Sedangkan Pak Kadis Kominfo adalah UU ITE karena menyebarluaskan video yang tidak layak ditonton," kata Ketua HMI MPO Badko Sulselbar Muhammad Ahyar saat dikonfirmasi, Senin (7/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahyar analogi Zudan dengan menggunakan diksi itu sangat disayangkan. Dia menilai diksi 'burung' yang digunakan Zudan mengarah pada unsur pornografi.
"Sangat disayangkan seorang Pj Gubernur mengeluarkan statement yang dinilai mengandung pornografi. Dan videonya sudah tersebar di medsos akun TikTok dan Instagram milik Pemprov Sulbar dan tentu sudah banyak yang komentar miring," ujarnya.
Ahyar mengatakan HMI telah membuat laporkan di SPKT Polda Sulbar terkait dengan dugaan unsur pornografi itu. Dia menyertakan rekaman video Zudan sebagai alat bukti.
"Hari ini kita laporkan di SPKT Polda Sulbar. Dengan kita lampirkan juga alat bukti seperti video dan foto yang diunggah Kominfo di akun medsos Pemprov Sulbar, kemudian percakapan publik (komentar warganet) yang sempat viral di medsos," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulbar Kombes membenarkan terkait rekaman video Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif yang menjadi sorotan. Namun dia menyebut hal itu masih bersifat aduan di Polda Sulbar.
"Iya (terkait dugaan UU Pornografi). Masih aduan," kata Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan saat dikonfirmasi detikcom, Senin (7/8).
Klarifikasi Diskominfo Sulbar di halaman selanjutnya.
Duduk Perkara Video Analogi 'Burung' Viral
Terkait video viral tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sulbar buka suara. Kadis Kominfo Sulbar Mustari Mula meminta maaf dan mengaku tidak bermaksud menyebarkan informasi yang mengandung unsur pornografi.
"Saya selaku penanggung jawab media informasi publik Pemprov Sulbar memohon maaf kepada Pj Gubernur Sulbar dan masyarakat," kata Kadis Kominfo Mustari Mula dikutip dari situs resmi Pemprov Sulbar, Senin (7/8).
Menurut Mustari, pihaknya dalam hal ini lalai sehingga video tersebut diunggah di akun media sosial Diskominfo Sulbar. Dia mengakui pihaknya tidak memilah dan memilih informasi yang layak dikonsumsi masyarakat umum.
"Atas kelalaian Tim Redaksi Media dalam memilah dan memilih mana informasi yang hanya dikonsumsi untuk kalangan internal atau audiensi tertentu dan mana informasi yang ditujukan untuk masyarakat umum," ujar Mustari.
Selain itu, Mustari mengatakan pernyataan Zudan Arif soal analogi 'burung' tidak bermaksud untuk menyebarluaskan informasi yang mengandung unsur pornografi. Dia menilai Pj Gubernur Sulbar hanya ingin memuji sejumlah pejabat di acara yang dihadiri.
"Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh dalam pidatonya pada forum Coffee Morning di Marasa Corner tak bermaksud menyebarluaskan informasi yang mengandung pornografi, namun Pj Gubernur bermaksud memuji sejumlah pejabat hadir pada acara tersebut, dengan harapan terbangunnya sinergitas dalam pembangunan. Materinya pun memang hanya untuk internal yang hadir dalam forum dimaksud," terangnya.
"Hanya saja, itu disalahartikan, sehingga untuk menghindari dampak terhadap publik dari tersebarnya video tersebut, video sudah dicopot dari akun medsos Diskominfopers dan Diskominfopers Sulbar memohon maaf," imbuhnya.
Pernyataan Zudan Soal Analogi 'Burung'
Dalam rekaman video yang dilihat detikcom, Zudan awalnya menyebut para peserta coffee morning rendah hati bagaikan burung. Dia pun menyinggung di lokasi acara bahwa semua hadirin sudah dewasa.
"Bapak dan Ibu itu rendah hati, humble, seperti burung. Burung, burungnya Pak Herdin, Pak Amir Marikar. Burung itu burung, ini gak ada yang anak-anak kan? Dewasa semua kan? Jadi burung itu rendah hati," kata Zudan dalam video.
"Dia hanya dibutuhkan menonjol saat akan bekerja. Dan burung itu menyerang untuk membahagiakan. Dan yang diserang itu merasakan kepuasan, kebahagiaan, kenikmatan," sambung Zudan.
Zudan kemudian meminta para hadirin untuk membayangkan hal tersebut. Dia turut menyinggung soal memproduksi anak hingga kepuasan.
"Coba bayangkan, menyerang untuk membahagiakan dan menyerang untuk produktif. Memproduksi anak, memproduksi kebahagiaan, memproduksi kerukunan. Setelah perang selesai, lawannya puas, bahagia. Yang punya burung juga puas, bahagia gak pernah sombong," ujarnya.