Pemprov Sulsel Tegaskan Virus ASF Bunuh 9.928 Babi Tak Menular ke Manusia

Pemprov Sulsel Tegaskan Virus ASF Bunuh 9.928 Babi Tak Menular ke Manusia

Ahmad Al Qadry - detikSulsel
Rabu, 17 Mei 2023 15:46 WIB
Bangkai babi di Desa Non Blok, Kecamatan Kalaena, Luwu TImur.
Foto: Bangkai babi di Desa Non Blok, Kecamatan Kalaena, Luwu TImur. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan Virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika yang membunuh 9.928 ekor ternak babi di 3 kabupaten di Sulsel tidak menular ke manusia dan hewan ternak lainnya. ASF merupakan virus yang khusus menjangkit ternak babi.

"Jadi dia bukan penyakit zoonosis ya, Ini khusus untuk babi, jadi amanlah, tidak seperti PMK kemarin bisa ke kambing, domba, sapi, kerbau," kata kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Nurlina Saking kepada detikSulsel, Selasa (16/5/2023).

Nurlina menerangkan, semenjak virus ASF ada dan masuk ke Indonesia tahun 2019, belum ada laporan terkait penyebarannya ke manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kan belum ada di dunia yang melaporkan tertular ASF, belum ada. Ini bukan penyakit yang menular ke manusia," tegas perempuan yang bergelar dokter hewan tersebut.

Lebih lanjut, Nurlina mengatakan, saat ini ada 3 daerah di Sulsel yang ternak babinya terpapar virus ASF. Yakni Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara dan Gowa.

ADVERTISEMENT

Nurlina pun menyarankan agar ternak babi yang mati dan terpapar ASF untuk tidak dikonsumsi. Meskipun pada umumnya virus tersebut tidak menular ke manusia.

"Sebenarnya tidak masalah untuk dikonsumsi, karena tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Cuma namanya ternak sudah sakit, itukan secara ada yang berubah di dalam tubuhnya, walaupun tidak mengganggu manusia, alangkah baiknya tidak dikonsumsi," ucapnya.

Salin itu, Nurlina menghimbau agar babi yang mati akibat virus ASF segera dikuburkan. Menurutnya, langkah tersebut dapat meminimalisir penyebaran virus ASF ke ternak babi lainnya.

"Kemarin berita tersiar kalau bangkai tersebar di mana-mana di Luwu Timur, tapi sudah dilakukan penguburan massal, ada tu video-videonya. Orang bebas lalu lalang, jalan ke mana mana, tidak ada kandang isolasi jadi kalau sakit cepat menularnya," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel mendata pertama kali virus flu babi afrika masuk di wilayahnya terjadi di Kabupaten Gowa. Kemudian menyebar di Luwu Timur dan ke Luwu Utara.

"Sekarang ini ada 3 yang terkonfirmasi positif, Kabupaten Gowa itu sudah dari Januari sudah dinyatakan positif. Kemudian bulan Maret terdeteksi di Luwu Timur, kemudian April di Luwu Utara," kata kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking kepada detikSulsel, Selasa (16/5).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Nurlina menduga, penyebaran virus melalui perpindahan ternak atau daging babi yang berada di Kalimantan dan NTT. Hingga kematian ternak babi di Sulsel pun terus meningkat.

Dinas Peternakan Sulsel mendata, saat ini kematian babi akibat virus ASF di Luwu Timur mencapai 1.336 ekor, Luwu Utara mencapai 4.592 ekor dan Gowa sebanyak 4.000 ekor. Totalnya sebanyak 9.928 ekor.

Pemkab Luwu Data 17.105 Babi Mati Akbat Virus ASF

Sementara itu, Pemkab Luwu Timur juga melaporkan babi mati di wilayahnya mencapai 17.105 ekor hanya dalam sebulan atau sejak April hingga 15 Mei 2023. Kematian babi tersebar di 11 kecamatan di Lutim.

Wilayah dengan kematian babi tertinggi terjadi di Kecamatan Tomoni Timur yang mencapai 8.598 ekor. Kematian babi tertinggi disusul Kecamatan Mangkutana sebanyak 2.102 ekor dan Kecamatan Burau 1.928 ekor.

Masuknya virus ASF juga membuat populasi ternak babi di Lutim menurun drastis. Populasi babi di Lutim tersisa 21.440 ekor dari total populasi sebanyak 38.556 ekor.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kemenkes Ungkap Cara Penularan Demam Babi Afrika"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/nvl)

Hide Ads