"Batas akhir pengerjaan Bola Soba itu di akhir bulan Juli 2023. Kita sudah sampaikan rekanannya supaya ada percepatan," kata Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Bone Askar kepada detikSulsel, Sabtu (29/4/2023).
Askar mengatakan, kendala yang dihadapi selama ini terkait pengadaan bahan baku kayu. Proses pengangkutan kayu dari hutan di Kalimantan ke pelabuhan membutuhkan waktu lama.
"Kayu itu berada di hutan Kalimantan dan cukup besar. Makanya itu yang kadang membuat lama diangkut ke pelabuhan, belum lagi kalau kondisinya hujan," sebutnya.
"Sesuai konfirmasi dari rekanan belum ada tanggal dia kasih. Tapi dia berusaha secepatnya sebab belum terkumpul semua kayunya di pelabuhan Kalimantan," sambung Askar.
Dia juga menegaskan bahwa lahan untuk pembangunan Bola Soba sudah tidak ada masalah. Pemkab sudah melunasi biaya pembebasan lahan.
"Kami anggap tidak ada masalah soal lahan, saya sudah cek di lokasi rekanan sudah bekerja. Pembebasan lahannya juga sudah dibayar," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga bernama Muh Saleh Madeali mengklaim kepemilikan lahan di lokasi proyek Bola Soba. Dia menegaskan tanah seluas 3,8 hektare itu adalah miliknya.
"Kami punya lahan itu yang akan dibanguni Bola Soba. Kami pasangi plakat untuk diketahui bahwa tanah tersebut adalah milik kami," kata Saleh Madeali, Sabtu (25/2).
Saleh mengatakan, pihaknya memiliki bukti surat tanah Petok D yang diterbitkan pada tahun 1969. Ia mengaku akan memperjuangkan tanah miliknya.
"Saya juga lahir di lokasi itu pada tahun 1943. Pada saat itu orang tua saya menggarap itu tanah sejak saya masih kecil sampai sekarang," bebernya.
Untuk diketahui, proyek Bola Soba dibangun di Kelurahan Watangpalakka, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Bone.
(hsr/hmw)