Inspektorat Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) turun tangan mengusut pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru. Pemeriksaan ini buntut kasus bayi 4 bulan meninggal karena dianggap lamban ditangani.
Wakil Bupati Bone Ambo Dalle menegaskan keputusan ini sebagai tindak lanjut atas sorotan warga. Inspektorat ditugaskan untuk mengusut dugaan unsur kelalaian manajemen RS.
"Inspektorat Daerah Kabupaten Bone diberikan tugas untuk melakukan penelusuran apakah ada pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan oleh pegawai ataukah ada pelanggaran SOP yang dilakukan oleh pihak rumah sakit umum daerah," tegas Ambo Dalle kepada detikSulsel, Kamis (13/4/2023).
Pihaknya akan menindak tegas jika RSUD Tenriawaru terbukti melanggar. Pemeriksaan inspektorat akan menjadi rujukan dalam memberikan sanksi.
"Jika memang ada, kami akan berikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," paparnya.
Ambo Dalle berharap RSUD Tenriawaru segera membenahi pelayanannya. Dia menekankan layanan kesehatan harus diutamakan ketimbang urusan administrasi.
"Jangan lagi ada pertanyaan mengenai rujukan dan lainnya. Nyawa pasien hal utama, persoalan administrasi belakang, yang didahulukan adalah bagaimana masyarakat segera mendapat tindakan medis," sebut Ambo Dalle.
RSUD Tenriawaru juga diminta tidak membeda-bedakan pelayanan. Semua pasien yang hendak melakukan perawatan tanpa terkecuali mesti mendapat pelayanan secara adil.
Apalagi Pemkab Bone sudah menerapkan Universal Health Coverage (UHC). Program UHC menjamin masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
"Semua masyarakat Bone harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama," jelasnya.
Pemkab Bone pun meminta maaf kepada masyarakat terutama keluarga bayi 4 bulan yang meninggal karena terlambat ditangani. Dia berharap kasus itu tidak terulang.
"Atas kejadian ini kami minta maaf, dan akan melakukan evaluasi serta tidak akan mengulangi kejadian seperti ini terjadi lagi," imbuh Ambo Dalle.
Direktur RSUD Tenriawaru dr Andi Muhammad Syahrir juga berkomitmen kasus seperti itu tidak bakal terjadi lagi. Kejadian bayi 4 bulan meninggal di RS menjadi evaluasi bagi manajemen.
"Apa yang telah terjadi menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus meningkatkan layanan kesehatan di RSUD Tenriawaru Bone," sebut Syahrir.
Investigasi Internal RSUD Tenriawaru
RSUD Tenriawaru juga tengah melakukan investigasi internal terkait kasus bayi 4 bulan meninggal karena lamban ditangani. Sekuriti RS pun menjadi sasaran pemeriksaan setelah disebut menghambat pasien untuk dirawat atas dalih tidak membawa surat rujukan.
"Sudah dilakukan pemeriksaan kepada satu orang sekuriti. Dia (sekuriti) bertanya, 'apakah ada rujukan ta. Kalau tidak ada ke puskesmas maki ambil rujukan', karena dia berdasar sama penyampaian pasien mau berobat," sebut Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman, Selasa (11/4).
Sejauh ini pihak RS belum memberikan kesimpulan pemeriksaan karena masih mengumpulkan informasi. Namun RSUD Tenriawaru menyesalkan adanya kejadian tersebut.
"Dengan kejadian ini kami segenap Pihak RSUD menghaturkan permohonan maaf jika dalam pelayanan kami tidak maksimal baik itu dalam hal penyampaian informasi. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(sar/ata)