Pemkab Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada RSUD Tenriawaru atas bayi 4 bulan bernama Alisa Hayana meninggal gegara lamban ditangani. Pemkab terlebih dahulu akan menelusuri letak permasalahan kasus ini.
"Kalau RSUD melanggar SOP saya akan memberikan sanksi tegas. Yang pasti kalau ada pelanggaran yang dilakukan rumah sakit saya akan memberikan sanksi yang tegas, siapapun itu termasuk kalau direkturnya," kata Wakil Bupati Bone Ambo Dalle saat menerima pengunjuk rasa di Halaman Kantor Bupati Bone, Selasa (11/4/2023).
Ambo Dalle meminta waktu untuk menelusuri letak permasalahan di RSUD Tenriawaru. Pihaknya berjanji akan memperbaiki kekurangan pelayanan di RSUD Tenriawaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena perintah bapak bupati tidak boleh begitu, tidak boleh minta mana rujukan. Utamakan pelayanan," tegasnya.
"Jangankan adik-adik, saya pun juga mengatakan kalau harus ditingkatkan pelayanan kesehatan. Apa yang terjadi ini menjadi pelajaran bagi kita semua," sambungnya.
Ambo Dalle menambahkan, Pemkab Bone akan menindaklanjuti seluruh fasilitas kesehatan yang dimiliki, termasuk dengan puskesmas. Tujuan utamanya untuk meningkatkan layanan kesehatan.
"Akan kami tindak lanjuti berdasarkan regulasi dan aturan yang ada. Dan semua pelayanan kesehatan ke depan sudah harus memahami SOP. Utamakan pelayanan, saya tidak mau kejadian serupa terjadi lagi nantinya," pinta dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah mahasiswa menggeruduk Kantor Bupati Bone, sore tadi. Massa mendesak Pemkab Bone untuk mengevaluasi direksi RSUD Tenriawaru buntut rentetan kasus yang dianggap menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bone berlangsung di halaman Kantor Bupati Bone, Selasa (11/4).
"Kami menuntut agar Pemerintah Kabupaten Bone melakukan evaluasi terahap RSUD Tenriawaru. Kami juga mendesak agar memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Tenriawaru dan pegawai yang diduga lalai dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat dalam layanan kesehatan," kata Jenderal Lapangan Muh Akbar saat berorasi.
Ortu Bayi Ngaku Dipersulit Sekuriti RSUD Tenriawaru
Untuk diketahui bayi bernama Alisa Hayana yang baru berusia 4 bulan meninggal di RSUD Tenriawaru pada Senin (10/4) kemarin. Orang tua Alisa, Firmansyah mengaku tidak dapat menunjukkan surat rujukan saat diminta oleh sekuriti rumah sakit yang membuat anak lambat ditangani dokter.
"Saya bawa anakku ke RSUD Tenriawaru, na bilang itu sekuriti mau ki apa, saya bilang mau ka berobat. Dia tanya mi rujukan, saya bilang nda ada, na dia bilang kalau tidak ada rujukan tidak bisa," kata Firmansyah.
Karena dipersulit oleh sekuriti rumah sakit, Firman bersama istrinya lantas membawa kembali anaknya ke rumah. Setibanya di rumah ia kembali membawa anaknya ke puskesmas.
"Jam 9.30 Wita saya bawalah dia naik motor lagi ke Puskesmas. Namun orang Puskesmas tidak bisa tangani, diarahkan ke rumah sakit lagi," paparnya.
Pada pukul 12.00 Wita Firman kembali membawa anaknya ke IGD RSUD Tenriawaru. Di sana dia dibantu seorang bapak yang berkomunikasi dengan petugas sehingga anaknya langsung ditangani pihak rumah sakit.
"Sekitar setengah 12 lewat saya ke RS lagi gendong anakku. Saat itu ada mi bapak-bapak kasihan bantu ka komunikasikan dan baru ditangani sama dokter," jelasnya.
Namun malang, Alisa mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 16.00 Wita. Dokter menyampaikan kepada Firman jika anaknya terlambat dibawa ke rumah sakit. Dia lantas menceritakan momen dipersulit sekuriti.
"Kalau memang sekuriti mau bantu ka, tidak dia suruh saya urus rujukan, langsung dia arahkan saja untuk ditangani. Memang tidak bisa kita pungkiri kehendak tuhan, tapi kemarin seandainya cepat ditangani, mungkin bisa ji terselamatkan," tuturnya.
(ata/sar)