"Memang di Sulut pengalaman yang ada sejak kita melakukan Pemilu selama ini politik identitas tidak menjadi indikator yang tinggi karena isu politik identitas tidak begitu mempengaruhi kita di Sulut," ungkap Ketua Bawaslu Sulut Ardiles Mewoh dalam keterangannya, Senin (20/3/2023).
Ardilles mengatakan, IKP Sulut tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Pada Pemilu 2019 dan 2022 lalu, Sulut juga ditetapkan sebagai salah satu provinsi rawan gangguan Pemilu.
"Betul bahwa Sulut data indeksnya tinggi 87,49% peringkat dua setelah DKI Jakarta. Tapi Pemilu dan Pilkada edisi terakhir 2019 dan 2020 kita lancar kondusif," kata Ardiles.
Menurutnya, IKP Sulut pada Pemilu 2024 merupakan akumulasi dari keadaan Pemilu dan Pilkada tahun 2017, 2018, 2019, serta 2020.
"Jadi ini diakumulasi. Nah tentu kita berharap dengan pelaksanaan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 yang sudah kondusif dan lancar, ke depan kita indeksnya akan turun dan termasuk Pemilu 2024 ini kondusif. Ini akan berkontribusi pada pemilu yang akan datang," paparnya.
Menurutnya, IKP menjadi acuan bagi Bawaslu untuk melakukan pencegahan dini akan potensi gangguan dalam Pemilu. Hal ini diharapkan memaksimalkan fungsi pengawasan Bawaslu, termasuk dalam hal ini penindakan pelanggaran dan penyelesaian sengketa.
"Tujuannya melakukan proyeksi dan deteksi dini persoalan pemilu sehingga menjadi landasan atau basis penyusunan dari IKP," tuturnya.
Berdasarkan data Bawaslu, DKI Jakarta memiliki indeks kerawanan pemilu dengan skor 88,95, yang disusul Sulut 87,48. Selanjutnya Provinsi Maluku Utara 84,86, Jawa Barat 77,04 dan Kalimantan Timur 77,04.
Sebelumnya diberitakan, anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty berharap Pemilu 2024 bisa dikawal dengan baik sehingga persoalan di Pemilu 2019 lalu tidak terulang. Menurutnya IKP Provinsi Sulut yang tinggi mesti diwaspadai.
"Kita masih ingat ketika angka partisipasi pemilih rawan tinggi 100 persen, mengalahkan DKI. Kita harus waspada, tidak bisa ada warga yang menolak pilkada, di mana yang lalu ada warga yang tidak bisa memilih," ujar Lolly saat berkunjung di Manado, Sulut, Senin (20/2) lalu.
(sar/ata)