"Pertanyaannya, apakah hanya Makassar yang alami banjir? Ternyata seluruh dunia," ucap Danny dalam sambutannya dalam Rakorsus Pemkot Makassar yang digelar di Hotel Four Point By Sheratons Makassar, Selasa, (14/3/2023).
Danny menegaskan rakorsus yang bertajuk 'Resiliensi dengan Metavarese ' diharapkan menjadi momen untuk merumuskan solusi agar Makassar punya daya tahan di tengah bencana. Danny awalnya menjelaskan fenomena cuaca ekstrem yang tengah melanda dunia.
"Kenapa kita memilih resiliensi dan Metaverse karena dunia hari ini sedang tidak baik-baik saja. Skenario 6 derajat celcius suhu bumi akan meningkat sudah menjadi kenyataan. Es mencair di kutub, air laut naik," tuturnya.
Danny mengungkapkan, hal itu memicu air laut naik. Makassar disebut menghadapi dua kali cuaca ekstrem yang luar biasa.
"Kota Makassar akan mengalami kenaikan air laut setinggi 14 centimeter sampai tahun 2050. Itu penelitian yang lama, saya tidak tahu penelitian yang baru," tuturnya.
Menurutnya, pada tahun 2019 curah hujan mencapai 323 milimeter dalam dua hari. Artinya kata Danny, hujan yang seharusnya turun selama dua bulan, turun hanya dalam waktu dua hari.
"Kemarin saya mendapatkan laporan, hujan 203 milimeter. Itu artinya seharusnya hujan turun 36 hari berturut-turut tapi hanya turun dalam waktu dua hari, akhirnya kita alami musibah banjir," paparnya.
Danny Bahas Resiliensi Kota Makassar
Danny berharap, pertemuan tersebut bisa menghadirkan solusi agar Makassar bisa beradaptasi di tengah cuaca ekstrem. Dalam hal ini merumuskan daya tahan kota menghadapi bencana.
"Maka resiliensi ini ada program strategis kita, ada visi misi saya dan ibu Fatma (Wakil Wali Kota Makassar). Jadi suka tidak suka, ini adalah tanggung jawab yang harus kami lakukan," ucap Danny.
"Jadi ada dua yang ingin kita tuju pada hari ini, pertama kita akan bangun kota resiliensi, kedua kita akan bangun Kota Smart dan Sombere City," tambahnya.
Danny menjelaskan, resiliensi merupakan kemampuan suatu kota untuk bertahan. Dalam artian, berdaya tahan dari bencana alam, bencana penyakit dan bencana sosial.
"Bencana alam ini bisa banjir, angin puting beliung, dan yang lain. Bencana penyakit seperti pandemi sudah pernah kita alami. Bencana sosial itu seperti kemiskinan, stunting, dan hoax," ujarnya.
Pengurangan Emisi Karbon hingga Metaverse
Dalam rakorsus itu juga akan dibahas terkait kota berkelanjutan. Danny menekankan pada rencana strategis pengurangan emisi karbon (low carbon city).
"Yang pertama low karbon city, kita sudah bekerja dengan teman-teman dari Amerika dan hadir disini juga. Kedua, menyangkut transportasi Hijau. Yang ketiga, kita punya program Lorong Wisata," urai Danny.
"Berikutnya Kota Sombere Smart City, kita ingin bangun ekosistem Sombere Smart City. Terakhir kita akan memasuki kota Makassar Metaverse," tambahnya.
Rakorsus ini disebut Danny sudah menghadirkan ahli dan pakar di bidangnya. Dia berharap para pejabatnya mengikuti pertemuan dengan baik agar bisa merumuskan solusi atas fenomena yang terjadi.
"Selain itu sebentar kita akan berdebat juga, atau menerima kritikan. Kami juga menghadirkan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) untuk menerima masukan atas program yang kita buat. Perdebatan atau diskusi, kami siapkan di waktu yang tepat dan tempat yang benar," pungkasnya.
(sar/hsr)