Akademisi UIN Alauddin Makassar Ibnu Hajar menyoroti kehadiran Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto di forum internasional di Osaka, Jepang. Pasalnya, Danny satu-satunya kepala daerah yang diundang untuk berbicara di forum bergengsi ini.
"Kehadiran Danny Pomanto menggarisbawahi bahwa kota seperti Makassar, dengan segala tantangan dan potensinya, memiliki pengalaman yang layak untuk dibagikan di level internasional," ujar Ibnu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/1/2025).
Menurut Ibnu, yang menarik perhatian dari paparan Danny adalah penekanannya pada pendekatan holistik. Danny pada momen itu dinilai tidak sekadar berbicara teknologi, tetapi juga tentang keterlibatan masyarakat sebagai elemen penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi sosial terhadap perubahan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gagasan ini mencerminkan bahwa kebijakan kota tidak bisa hanya datang dari atas (top-down), tetapi harus didukung oleh partisipasi aktif masyarakat," katanya.
Dalam perspektif teori sosial, lanjut Ibnu, pendekatan ini sejalan dengan gagasan Anthony Giddens tentang strukturasi. Perubahan besar terjadi melalui interaksi antara struktur formal dan praktik sosial sehari-hari.
"Namun, keberhasilan ini juga perlu kita sikapi secara kritis. Meskipun undangan tersebut merupakan pengakuan atas ide-ide yang diterapkan di Makassar, pertanyaan yang tak kalah penting adalah sejauh mana gagasan ini telah terinternalisasi di tingkat lokal? Apakah masyarakat Makassar merasakan langsung dampak dari program-program yang berbasis keberlanjutan ini? Bagaimana komitmen terhadap keberlanjutan ini dapat dijaga di tengah dinamika politik dan tantangan perkotaan lainnya?" kata Ibnu.
Menurutnya, momentum ini memberikan peluang bagi Makassar untuk memperkuat posisinya sebagai kota yang inklusif dan berwawasan lingkungan. Tantangannya adalah bagaimana mengubah pengakuan global ini menjadi dorongan nyata untuk implementasi yang lebih konsisten di lapangan.
"Misalnya, penghijauan kota sebagai bagian dari program dekarbonisasi tidak hanya berhenti pada pencapaian kuantitatif, tetapi juga harus memperhatikan keberlanjutan jangka panjang," urainya.
Ibnu juga menilai kehadiran Danny Pomanto di Osaka bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga sebuah panggilan bagi seluruh elemen masyarakat Makassar untuk merefleksikan bagaimana kota ini dapat terus berkembang dan berkontribusi dalam isu global seperti perubahan iklim.
"Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Makassar berpotensi menjadi model kota yang mampu menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan," katanya.
Warga Makassar, kata Ibnu, patut menjadikan momen ini sebagai inspirasi untuk lebih peduli terhadap upaya keberlanjutan di lingkungan sekitar. Pengakuan dunia adalah langkah awal, tetapi pekerjaan sesungguhnya ada di tangan semua elemen warga.
"Yakni Makassar tetap relevan di panggung global sekaligus memberi manfaat nyata bagi warganya," ujarnya.
Diketahui, Danny Pomanto didaulat menjadi pembicara pada seminar 'On City to City Collaboration For Zero Carbon Society 2025' yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang di Congres Convention Center-Gedung Grand Front Osaka Utara B2F, Kamis (23/1/2025). Danny Pomanto menjadi satu-satunya pembicara perwakilan dari Indonesia. Danny hadir bersama dengan Wali Kota Renca-Chili Claudio Casto.
(ata/ata)