Dalam Islam, umat muslim diperintahkan mengerjakan salat fardhu 5 waktu sehari semalam yang bisa dikerjakan sendiri maupun berjamaah. Ketika salat berjamaah, imam salat akan mengeraskan suaranya di waktu Subuh, Magrib, dan Isya, namun tidak bersuara saat salat Dzuhur dan Ashar.
Mengapa imam tidak bersuara saat salat Dzuhur dan Ashar?
Dilansir dari detikHikmah, salat Dzuhur dan Ashar dikerjakan saat matahari berada di atas kepala hingga tergelincirnya matahari di ufuk barat. Pada saat salat Dzuhur dan Ashar, makmum tidak akan mendengar imam membaca lantunan surat Al-Fatihah dengan keras diikuti surat pendek lainnya di dua rakaat pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pelaksanaan kedua salat tersebut, bacaannya memang dipelankan dan hanya dapat didengar oleh orang yang melaksanakannya. Hal ini bukanlah tanpa dasar, melainkan disandarkan pada sejumlah dalil.
Dalil yang Mendasari salat Dzuhur dan Ashar Tidak Bersuara
Imam salat Dzuhur dan Ashar tidak bersuara karena didasarkan pada apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW pada saat itu. Hal ini sebagaimana dalam hadits berikut, Rasulullah SAW bersabda:
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
Artinya: "salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat" (HR Bukhari dan Muslim)
Anjuran untuk memelankan bacaan salat juga tertuang dari sebab turunnya atau asbabun nuzul surat Al-Isra ayat 110.
Dalam buku Hakekat Tasawuf karya Syaikh 'Abdul Qadir Isa, dijelaskan bahwa surat Al-Isra ayat 110 turun ketika Nabi Muhammad SAW mengeraskan suaranya saat membaca Al-Qur'an sampai terdengar oleh orang-orang musyrik, kemudian mereka mencaci maki Al-Qur'an. Kemudian Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW agar tidak mengeraskan bacaan salatnya, tetapi juga tidak merendahkannya.
قُلِ ادْعُوا اللّٰهَ اَوِ ادْعُوا الرَّحْمٰنَۗ اَيًّا مَّا تَدْعُوْا فَلَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Serulah 'Allah' atau serulah 'Ar-Raḥmān'! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) salatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!" (QS Al-Isra: 110).
Alasan Imam Salat Dzuhur dan Ashar Tidak Bersuara
Mengutip dari buku 140 Permasalahan Fiqih Seputar membaca Al-Qur'an karya Cece Abdulwaly, Abu Bakr ad-Dimyathi di dalam I'anah ath-Thalibin 'ala Hall Alfazh Fath al-Mu'in menjelaskan, imam salat Dzuhur dan Ashar disyariatkan untuk tidak bersuara atau dipelankan dikarenakan waktu siang menjadi waktunya orang-orang sedang melakukan kesibukannya sehingga sulit untuk fokus bermunajat.
Sedangkan di malam hari bacaan salat dikeraskan karena waktu malam merupakan waktu yang tepat untuk menyendiri dan menjadi waktu yang tepat untuk mengobrol. Oleh karena itu, disyariatkannya membaca dengan keras agar seseorang bisa merasakan nikmatnya bermunajat kepada Allah.
Begitupun saat melaksanakan salat Subuh, disyariatkan mengeraskan suara seperti ketika salat malam karena sama-sama bukan waktunya orang melakukan kesibukan.
Sementara alasan kenapa bacaan jahr (keras) hanya pada dua rakaat pertama saja, karena biasanya semangat orang yang sedang shalat ada pada dua rakaat pertama tersebut.
Dari sumber lainnya, Syaikh Ali Ahmad Jurjawi dalam buku Indahnya Syariat Islam menjelaskan tentang hikmah dan rahasia bacaan Al-Fatihah ketika shalat. Disebutkan bahwa manusia memuji dan bersyukur kepada Allah SWT dengan mengagungkan-Nya ketika melaksanakan salat.
Di siang hari, telinga manusia dipenuhi oleh kebisingan dan berbagai suara yang mengganggu pendengaran sehingga bacaan salat siang hari dipelankan (sirr). Hal ini dimaksudkan agar keindahannya tidak bercampur dengan kebisingan tersebut.
Sementara di malam hari menjadi tempat keheningan dan ketenangan sehingga imam menyaringkan bacaan salatnya sebab tidak bercampur dengan kebisingan dan berbagai suara lainnya.
Masih dari sumber yang sama, dalam kitab Al-Bada'i disebutkan,
"Imam membaca keras (jahr) agar makmum dapat merenungi dan mengambil manfaat darinya sehingga bacaan imam seolah-olah adalah bacaan mereka sendiri. Pada siang hari, orang-orang melakukan salat jamaah di sela-sela kesibukannya sehingga kondisi tersebut menjadikan mereka sulit merenungi makna ayat."
Demikianlah penjelasan mengapa imam salat Dzuhur dan Ashar tidak bersuara. Semoga penjelasan tersebut dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi umat muslim.
(urw/asm)