Keluarga Syarifah Haerunnisa alias Nisha (25), gadis Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) buka suara terkait penolakan lamaran pria India, Asib Ali Bhore (32) yang viral. Keluarga mengklarifikasi sejumlah pengakuan Ali.
Klarifikasi tersebut disampaikan kakak kandung Nisha, Syech Abdul Malik. Menurutnya, ada sejumlah pernyataan Ali yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Dirangkum detikSulsel, Senin (27/2/2023), berikut 5 klarifikasi keluarga Nisha usai viral menolak lamaran Ali:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bantah Telantarkan Ali di Bandara
Keluarga Nisha menegaskan tidak pernah menelantarkan Ali saat tiba di Indonesia. Termasuk ketika tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
"Kalau diterlantarkan tidaklah, karena waktu mau dijemput keluarga saya tunggui terus. Malah kami berangkat rombongan untuk jemput Asib," kata kakak kandung Nisha, Syech Abdul Malik kepada detikSulsel, Minggu (26/2/2023).
Abdul menuturkan, pihak keluarga awalnya tidak mengetahui rencana kedatangan Asib Ali ke Wajo. Namun setelah Nisha menyampaikannya, keluarganya langsung memutuskan untuk menjemput Ali di bandara Makassar.
"Atas kesepakatan keluarga, saya berangkat ke bandara, dan saat di perjalanan HP-nya Nisha selalu bunyi (dihubungi Asib Ali). Saya ambil HP-nya kemudian saya jawab, 'saya sudah di jalan mau jemput kamu di bandara'," tuturnya.
Hanya saja, Ali tidak percaya jika keluarga Nisha akan datang menjemput dari Wajo ke Makassar. Ali bahkan disebut menuding keluarga Nisha berbohong sehingga membuat Abdul kesal.
"Dia tidak percaya, dan dibilangika pembohong, saat itu saya emosi, makanya saya blokir. Meski begitu saya tetap lanjut ke Makassar untuk jemput," bebernya.
Paman Abdul kemudian diutus untuk melanjutkan komunikasi dengan Ali sembari melanjutkan perjalanan ke Makassar. Namun Ali justru memblokir pamannya.
"Tetapi Asib sendiri memblokir omku. Keluarga saya tetap ke bandara saat itu, lebih 2 jam ditunggui dan nomornya tidak bisa tembus, sehingga keluarga kami langsung pulang semua," jelasnya.
2. Ali Ancam Bunuh Diri
Abdul juga mengungkap jika Asib Ali sempat mengancam bunuh diri. Ancaman itu dilontarkan Ali saat datang ke kediaman Nisha tengah malam untuk melamar.
Mulanya, keluarga Nisha meminta Ali untuk beristirahat setelah tiba di Wajo dini dini hari sembari keluarga berunding soal lamarannya. Namun Ali menolak dan ngotot ingin bertemu dengan Nisha.
"Sekitar pukul 03.00 Wita saya sampaikan ke Asib untuk ke penginapan atau hotel, sekalian sarapan, mandi, dan akan saya temani, tapi tidak mau juga," ujar Syech Abdul Malik.
"Sembari keluarga melakukan rapat dan setelah ada keputusan, nanti disampaikan ke Asib. Dia menolak, dia cuman mau ke Nisha dan mengharapkan Nisha," sambungnya.
Ali kemudian disebut melontarkan ancaman kepada pihak keluarga. Ali mengancam akan bunuh diri di depan rumah Nisha.
"Asih selalu melontarkan pengancaman mau bunuh diri depan rumah waktu datang," katanya.
3. Keluarga Singgung Tata Krama
Abdul lantas menyinggung sikap dan tata krama Ali yang hendak melar wanita saat tengah malam. Dia juga menegaskan, lamaran biasanya dilakukan dengan menemui orang tua wanita bukan calonnya langsung.
"Tidak bisa di Wajo asal diambil anaknya orang, kemudian tata krama dalam bertamu jam 1 malam tidak layak. Kalau niatnya melamar, saya kira tidak ada orang dilamar jam 1 malam, dan melamar itu orang tuanya ditemui, bukan anaknya," tegasnya.
Abdul menambahkan, Ali baru meninggalkan kediamannya setelah azan subuh. Saat itu kepala desa serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas turun tangan membujuk Ali meninggalkan rumah Nisha.
"Karena tidak menemui titik terang, Asib dibawa ke polsek untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saya bilang antar saja ke polsek karena sudah berkerumun masyarakat. Kondisi sudah tidak kondusif," jelasnya.
Ali minta ganti rugi di halaman selanjutnya.
4. Ali Minta Ganti Rugi Rp 50 Juta
Asib Ali Bhore juga disebut sempat meminta ganti rugi ke keluarga Nisha setelah lamarannya ditolak. Ganti rugi yang diminta mencapai Rp 50 juta.
"Mediasi yang kami lakukan dengan pemerintah setempat dan polisi tidak ada penyelesaian. Asib terakhir meminta ganti rugi. Dia ngotot digantikan uangnya Rp 50 juta lebih," kata Syech Abdul Malik.
Permintaan ganti rugi itu disampaikan Ali saat berada di polsek setempat. Abdul menuturkan Ali memperlihatkan ponselnya untuk meminta ganti rugi. Berselang satu jam, dia kembali meminta ganti rugi tersebut yang jumlahnya sekitar Rp 50 juta.
"Saya sampaikan, kami bisa kembalikan uangnya, tetapi sesuai dengan bukti transfer. Bukti transfer (Ali ke Nisha) yang dicetak bank hanya Rp 9,5 juta," sebutnya.
Abdul mengatakan, Ali mengaku ingin meninggalkan Indonesia setelah uang ganti rugi itu diberikan.
"Asib katakan akan tinggalkan Indonesia kalau diganti uangnya. Akhirnya dia berdiri katakan ambilmi. Dan langsung nalempar mukaku itu kertas rekening koran baru kabur keluar," ungkapnya.
"Yang ditransfer Asib sebanyak Rp 9,5 juta, tapi saya mau kembalikan Rp 10 juta. Dia tidak mau, dan kemudian salaman sama abah saya sebelum pergi," jelasnya.
5. Nisha Lamaran Sebelum Ali Datang ke RI
Abdul kemudian menegaskan bahwa Nisha sudah lebih dulu lamaran sebelum pria India, Asib Ali Bhore datang ke Indonesia. Menurutnya, Ali juga telah mengetahui kabar tersebut.
"Nisha ini diputus lamarannya bulan Januari. Asib itu orang nekat, dia sudah tahu Nisha sudah ditunangkan tetap berangkat," kata Syech Abdul Malik.
Abdul mengatakan saat Ali mengetahui Nisha dijodohkan dia justru mengirimkan uang sebanyak Rp 1,9 juta. Uang itu dikirimkan untuk biaya Nisha melarikan diri ke Makassar.
"Dia kirim uang Rp 1,9 juta suruh kabur adekku ke Makassar. Sempat adekku ke Makassar tanpa sepengetahuan orang tua ke bandara. Bahkan sempat dilaporkan karena hilang 2 hari," sebutnya.
Nisha pun sempat datang ke bandara Makassar dengan niat menemui Ali. Namun Ali saat itu masih berada di India sehingga membuat Nisha kecewa dan mengira Ali cuman main-main.
"Kekecewaan Nisha besar sekali, dari Sengkang dengan uang Rp 1 juta, sampai di Makassar orang India itu tidak ada. Adekku hanya tinggal di masjid. Nisha mau buktikan kalau tidak bohong, tapi malah orang India itu yang berbohong," bebernya.
(asm/asm)