Pengungsi Korban Banjir di Luwu Utara Mulai Terserang Penyakit

Pengungsi Korban Banjir di Luwu Utara Mulai Terserang Penyakit

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Minggu, 29 Jan 2023 14:30 WIB
Korban banjir Luwu Utara mulai terserang penyakit di tenda pengungsian.
Korban banjir Luwu Utara mulai terserang penyakit di tenda pengungsian. Foto: Rachmat Ariadi/detikSulsel
Luwu Utara -

3 Desa di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir. Warga yang terdampak mulai terserang penyakit seperti sakit perut, diare dan gatal-gatal.

"Rumah kami sudah tenggelam, jadi kami memilih mengungsi di tenda pengungsian yang disediakan pemerintah," kata salah seorang warga, Yarda Saralindang kepada detikSulsel, Minggu (29/1/2023).

Yarda mengungkapkan, ada 62 KK yang mengungsi di tenda pengungsian Kecamatan Baebunta. Beberapa warga kata dia, sudah mulai terserang penyakit seperti diare, sakit perut dan gatal-gatal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 62 KK di sini. Bisami kita lihat apa yang dibutuhkan, yang penting sekarang itu obat-obatan karena beberapa pengungsi sudah mulai terserang penyakit diare, sakit perut sama gatal-gatal," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, di desa tempat tinggalnya di Desa Lembang-lembang memang sudah menjadi langganan banjir sejak dulu. Bahkan, 2 bulan terakhir air terus menggenangi desanya.

ADVERTISEMENT

"Sudah sering sekali memang banjir. Ini sudah 2 bulan ini banjir surut lagi, begitu terus. Jadi banyak warga tidak bisa kemana-mana," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, banjir melanda 3 desa di Luwu Utara diantaranya Desa Cenning, Desa Wara Kecamatan Malangke Barat serta Desa Lembang-lembang Kecamatan Baebunta.

Banjir dikarenakan jebolnya tanggul sungai Rongkong yang berada di Kecamatan Malangke Barat akibat tingginya intensitas hujan yang melanda wilayah tersebut.

Kondisi ini pun membuat warga desa tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Bahkan, hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari warga harus menggunakan perahu atau rakit, ini dikarenakan ketinggian air mencapai 120 cm, sehingga membuat akses jalan terputus.

"Akses terputus. Jadi kita harus menggunakan perahu, terutama mengantar anak sekolah dan membeli keperluan rumah tangga," jelas salah seorang warga Desa Cenning.




(hmw/alk)

Hide Ads