Satu pekan berlalu banjir di Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung belum juga surut meski ketinggian airnya perlahan mulai berkurang. Banjir Derwati terjadi karena merupakan salah satu titik terendah di Bandung.
Menurut data BPS, Kecamatan Rancasari berada di ketinggian 670 meter di atas permukaan laut (DPL). Selain Rancasari, kawasan Gedebage yang lokasinya tak jauh juga menjadi titik terendah di Bandung yakni 666 DPL.
"Jadi saat tanggul jebol ini jadi titik terendah, makanya harus dibuat sodetan supaya ini (genangan air) habis dulu," ucap Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, Selasa (11/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sumber resapan sebenarnya tidak berkurang ya, cuma air limpahan sangat besar akibat tanggul jebol itu makanya kami akan tambah kolam retensi," sambungnya.
Erwin mengungkapkan, Pemkot Bandung telah menyiapkan 4 solusi untuk mengatasi banjir khususnya di kawasan Derwati dan Bandung Timur. Upaya penanganan juga bakal melibatkan para ahli agar bisa efektif mengatasi masalah banjir.
"Solusinya ada empat langkah, pertama dibuat sodetan supaya air ini bisa selesai, kedua akan disalurkan lewat Cinambo tol air, kami akan membuat kolam retensi di Riung Bandung, dan penyedotan," ujarnya.
Terkait pembuatan kolam retensi, Erwin menyebut proses pembangunan fisik akan segera dilakukan karena dokumen terkait Detail Engineering Design (DED) yang telah rampung.
"Ini sudah dalam perhitungan, kami sudah mendata dan membuat blue print Kota Bandung termasuk saluran saluran akan kami benahi, dan dibereskan karena banyak juga saluran yang tertutup," jelasnya.
Ratusan Warga Terkena Penyakit
Di sisi lain, banjir yang terjadi di Kecamatan Rancasari membuat warga mulai terserang penyakit. Sebagian besar warga mengalami gatal-gatal hingga diare karena kondisi tersebut.
"Total ada 248 orang yang diobati, penyakit terbanyak gatal-gatal, pegal-pegal, batuk pilek, demam, dan diare," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian.
Menurut Anhar, warga yang terkena penyakit telah diberi tindakan pertama di pos kesehatan yang dibangun Dinkes Kota Bandung. Dengan banjir yang telah berhari-hari terjadi, kemungkinan makin banyak warga yang terkena penyakit semakin tinggi
"Untuk pemeriksaannya, tahap pertama mereka datang ke pos kesehatan diobati disitu. Kalau selesai disitu ya sudah paling disuruh kontrol beberapa hari kemudian," katanya.
"Konsekuensinya ya datang lagi (ke posko kesehatan) sambil diberikan edukasi agar semaksimal mungkin bisa menjaga kebersihan," tandasnya.
(bba/dir)