Banjir bandang dan longsor melanda Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Insiden ini mengakibatkan 400 rumah terendam dan 5 warga meninggal dunia.
Bencana hidrometeorologi itu terjadi sejak Jumat (27/1/2023). Banjir dan longsor dipicu intensitas curah hujan yang tinggi yang turut menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) Danau Tondano meluap.
"Banjir intensitas curah hujan yang sangat tinggi," ucap Wali Kota Manado Andre Angouw kepada wartawan, Sabtu (28/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu (28/1), bencana banjir merendam 400 rumah yang tersebar di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir yang terjadi berkisar 80-300 sentimeter itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Sementara bencana longsor berdampak pada 66 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan. Peristiwa itu mengakibatkan 53 rumah dan 1 tempat ibadah rusak, serta empat warga meninggal dan 3 orang luka-luka.
Bencana banjir dan longsor itu membuat 1.021 warga terpaksa mengungsi ke tempat aman. Rinciannya, di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wanang ada 41 jiwa.
Andre menjelaskan, Pemkot Manado telah menetapkan status tanggap darurat atas bencana banjir dan longsor selama 7 hari sejak 27 Januari. Kebijakan ini berlaku dengan mempertimbangkan masukan dari BMKG.
"Status tanggap darurat hanya 7 hari. Mudah-mudahan aman, tidak hujan," ucap Andre.
Menurutnya, status tanggap darurat banjir dan longsor ini demi mempercepat penanganan bencana di Manado.
"Perlu dilakukan upaya-upaya penanganan darurat terkait dengan situasi saat ini, sehingga mampu meminimalisir dampak bencana," ujarnya.
Pihaknya juga akan memastikan proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban. Kebutuhan dasar pengungsi yang terdampak bencana dijamin.
"Paling pertama kan makanan, untuk makan sudah terpenuhi. Pemkot punya dapur umum dan beberapa organisasi serta pemerintah daerah yang turut membantu membentuk posko serta dapur umum," papar Andre.
Andre mengatakan, selama masa tanggap darurat para pengungsi dipersilakan kembali ke rumah jika kondisi sudah normal. Apalagi banjir di sejumlah wilayah dikatakan sudah berangsur surut.
"Kalau keadaan sudah seperti ini sudah bisa. Bagi yang di lokasi banjir," paparnya.
Penjelasan Kepala BNPB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto turun ke lokasi bencana banjir bandang longsor di Manado, Sulawesi Utara. Suharyanto mengklaim, bencana hidrometerologi yang terjadi kali ini tidak separah dengan tahun 2014 lalu.
"Jadi memang tahun ini sudah lebih kecil dari pada sebelumnya. Karena memang pemerintah provinsi sudah melakukan mitigasi," kata Suharyanto usai perumahan relokasi warga korban banjir 2014 di Kelurahan Pandu, Kota Manado, Sabtu (29/1).
Suharyanto menekankan, upaya mitigasi bencana dilakukan secara berkala. Hal ini untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem.
"Nah, ini juga akan dilaksanakan tahun ini sehingga apabila tahun depan terjadi hujan deras seperti ini, tapi kalau terjadi lagi mudah-mudahan dampaknya lebih kecil," sebutnya.
Dari hasil kunjungannya, Suharyanto mengatakan banjir di sejumlah titik wilayah di Manado berangsur surut. Pihaknya juga menjamin kebutuhan pengungsi.
"Bantuan BNPB yang pertama terkait dengan operasional kegiatan, tadi diberikan kepada pemerintah provinsi. Dana operasional Rp 500 juta," beber Suharyanto.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Data-data Dampak Banjir-Longsor
Penyebab
Banjir dan dan tanah longsor di Manado, Sulut disebabkan curah hujan yang tinggi sejak Jumat (27/1). Kondisi ini memicu DAS Tondano meluap.
Dampak Banjir Bandang
- Kejadian di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan.
- 400 rumah terendam
- Ketinggian banjir 80-300 meter
- 1 warga meninggal di Kelurahan Pandu Lingkungan 3, Kecamatan Bunaken, adalah Agus Manumpil (62).
Dampak Bencana Longsor
- Kejadian di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan
- 66 KK terdampak
- 53 rumah dan 1 tempat ibadah rusak
- 3 warga luka-luka
- 4 orang meninggal di Kelurahan Kairagi Wru Lingkungan 2, Kecamatan Paal 2, yakni:
- Stansye Tomas (70)
- Jemmy Moniaga (56)
- Magdalena Soda (67)
- Frizenli Arabaan (8)
Sebaran Pengungsi Banjir-Longsor
- Kecamatan Tikala: 209 jiwa
- Kecamatan Paal 2: 261 jiwa
- Kecamatan Tuminting: 50 jiwa
- Kecamatan Singkil: 460 jiwa
- Kecamatan Wanang: 41 jiwa.