Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan banjir bandang dan tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun ini tidak separah yang terjadi tahun 2014 lalu. Dia meyakini status tanggap darurat yang ditetapkan tidak akan lebih dari 7 hari.
Pantauan detikcom, Sabtu (28/1/2023), sekitar pukul 15.39 Wita, BNPB bersama jajaran Pemprov Sulut melakukan kunjungan menjenguk pengungsi di Kelurahan Molas, Kota Manado. Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto menyerahkan bantuan secara simbolis di posko pengungsian.
Selanjutnya rombongan BNPB bergeser ke perumahan relokasi warga korban banjir 2014 di Kelurahan Pandu, Kota Manado. Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto mengatakan bahwa dirinya siang tadi telah melakukan peninjauan di beberapa titik banjir dan tanah longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharyanto mengaku bahwa bencana alam tahun ini sudah tidak separah dengan tahun 2014 silam.
"Jadi memang tahun ini sudah lebih kecil dari pada sebelumnya. Karena memang pemerintah provinsi sudah melakukan mitigasi," kata Suharyanto, kepada wartawan saat melakukan peninjauan di perumahan relokasi korban banjir, Sabtu (28/1).
Menurut Suharyanto, pemerintah terus melakukan upaya supaya ke depannya tidak terjadi banjir lagi seperti tahun ini. Namun kata dia, perubahan seperti itu harus dilakukan secara bertahap.
"Nah, ini juga akan dilaksanakan tahun ini sehingga apabila tahun depan terjadi hujan deras seperti ini, tapi kalau terjadi lagi mudah-mudahan dampaknya lebih kecil," tuturnya.
Suharyanto mengatakan, sejumlah titik banjir airnya sudah surut. Meski begitu, dirinya memastikan bahwa seluruh bantuan sifatnya makanan dan minuman serta obat-obatan bakal disalurkan ke sejumlah posko pengungsian.
"Kami pastikan bahwa para pengungsi ini mereka dapat musibah. Tapi di tempat pengungsian mereka dapat terjamin," tuturnya.
Terkait bantuan dana operasional, pihaknya sudah menyerahkan ke Pemprov Sulut sebesar Rp 500 juta, untuk diserahkan ke Pemkot Manado.
"Bantuan BNPB yang pertama terkait dengan operasional kegiatan, tadi diberikan kepada pemerintah provinsi. Dana operasional Rp 500 juta," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir bandang hingga longsor yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) menyebabkan 400 rumah terendam. Banjir juga berdampak pada 3.013 kepala keluarga (KK) atau 9.382 jiwa.
Berdasarkan data dari BNPB, Sabtu (28/1), ratusan rumah terendam banjir itu tersebar di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir yang terjadi berkisar 80-300 sentimeter itu merenggut satu korban jiwa.
Sementara bencana longsor, telah berdampak pada 63 KK dan tersebar di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan di Manado. Longsor ini mengakibatkan empat korban jiwa dan 3 warga luka-luka. Adapun rumah rusak akibat longsor sebanyak 53 unit dan juga 1 tempat ibadah.
"Jumlah warga di tempat pengungsian (akibat banjir dan longsor) total 1.021 orang," kata Kabid Penanganan Darurat BPBD Manado Angelina J Bajodo kepada wartawan, Sabtu (28/1).
(ata/sar)