Siswa SDN 124 Manado, Sulawesi Utara (Sulut) berinisial IS (12) diduga dianiaya gurunya inisial AT hingga tubuhnya lebam. Akibatnya, IS tidak masuk sekolah lantaran trauma dengan perlakuan gurunya.
"Kondisi anak saya setelah kejadian sempat trauma," kata ayah IS, Viecer George Sangi, ketika ditemui detikcom, Sabtu (17/12/2022).
Viecer menambahkan, anaknya enggan bersekolah lantaran takut bertemu dengan AT. IS khawatir jika dimarahi kembali oleh gurunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi menyebut oknum guru tersebut, dia takut ketemu," ujarnya.
Menurutnya, IS saat ini mendapat pendampingan dari psikolog. Anak Viecer melakukan konseling secara mandiri di rumah.
"Sampai saat ini dia masih di rumah, kami melakukan konseling secara orang tua, supaya dia tidak mengingat lagi," tutur Viecer.
Dia berharap anaknya bisa melupakan peristiwa tersebut. Viecer tidak ingin IS mengalami trauma berkepanjangan.
"Mudah-mudahan anak kami tidak mengalami trauma berkepanjangan," harapnya.
Orang tua IS Lapor Polisi
Kasus dugaan penganiayaan ini diketahui terjadi di sekolah pada Kamis (15/12) sekitar pukul 09.00 Wita. AT dilaporkan menganiaya IS usai menuding siswanya itu mematahkan gagang pel.
"Jadi anak saya dituduh oknum guru mematahkan pel, namun anak saya tidak mengakui jadi oknum guru marah, dan langsung melayangkan pukulan di bagian belakang punggung anak saya sebanyak dua kali," ucap Viecer.
Insiden ini sempat dimediasi oleh pihak sekolah. Namun ortu IS melaporkan AT ke polisi karena menganggap oknum guru tersebut tidak ada iktikad baik mengakui kesalahannya.
"Selaku ortu sudah melapor ke Polda Sulut, Kamis (15/12)," kata Viecer.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast membenarkan adanya laporan tersebut. Pihaknya sementara melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus tersebut.
"Menurut keterangan penyidik memang benar telah ada pelaporan terkait kasus tersebut," ungkap dia.
(sar/asm)