Pengerukan saluran induk irigasi yang tertimbun longsor dan sempat dikeluhkan petani di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah mulai dilakukan. Ada 2 ekskavator yang dikerahkan ke lokasi.
"Kami sudah meninjau saluran induk irigasi Langkemme yang tertimbun longsor. Sesuai pantauan kami sudah dikerja oleh Balai Besar Pompengan, ada 2 ekskavator dan bronjong di lokasi," kata Wakil Bupati Soppeng Lutfi Halide kepada detikSulsel, Selasa (29/11/2022).
Lutfi mengatakan, Bendungan Langkemme terjadi pergeseran tanah yang menyebabkan longsor sehingga menimbun saluran air. Akibatnya sawah di wilayah kecamatan Liliriaja, Ganra, Lalabata, Marioriwawo, dan Lilirilau tidak dapat mendapatkan suplai air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 2.500 hektare luas persawahan yang dialiri bendungan tersebut. Kita berharap bisa cepat selesai pengerjaan irigasinya, dan untuk saluran induk ini kewenangan pemerintah pusat," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, petani di Kabupaten Soppeng mengeluhkan saluran irigasi tertimbun material longsor yang tak kunjung diperbaiki. Hal ini membuat mereka tidak bisa bercocok tanam karena tak mendapatkan suplai air.
"Sudah sekitar 20 hari rusaknya irigasi Bendungan Langkeme yang tertimbun tanah longsor. Petani tentu tidak bisa menanam padi karena tidak ada air," kata Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Liliriaja Muhammad Yassir kepada detikSulsel, Jumat (25/11).
Yassir mengatakan, irigasi Bendungan Langkeme ini awalnya sudah mulai diperbaiki namun berhenti. Saluran irigasi itu bisa mengaliri air ke 3 kecamatan, yakni Marioriwawo, Liliriaja, dan Lilirilau.
"Dampaknya ke petani karena tidak ada ketersediaan air untuk musim tanam saat ini Oktober sampai Maret. Jadi musim tanam kali ini tidak ada penyelesaian tidak ada yang menanam padi," sebutnya.
(asm/sar)