"Jadi untuk jadwal berikutnya akan dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) oleh dokter saraf," ungkap Ketua Tim Dokter Lukas Enembe, dr Anthon Mote kepada wartawan di RSUD Jayapura, Rabu (12/10/2022).
Namun Anthon mengaku belum bisa memastikan kapan dokter saraf yang dimaksud bisa didatangkan ke Jayapura. Pihaknya masih berkoordinasi dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Royal Medical Center Singapura.
"Kapan akan datang, kami lagi koordinasi dengan Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Royal Medical Center Singapura, untuk menjadwalkan kedatangan mereka ke Jayapura," tegasnya.
Anthon mengungkapkan, Gubernur Papua Lukas Enembe mengalami gangguan koordinasi pada saraf. Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan yang berlangsung di kediaman Lukas Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua selama kurang lebih 6 jam pada Selasa (11/10).
"Jadi terdapat kecurigaan pada gangguan koordinasi keseimbangan saraf," tandasnya.
Pemeriksaan itu dilakukan oleh dua orang dokter, yakni dokter spesialis jantung dan internis, didampingi seorang perawat. Dari hasil pemeriksaan juga menunjukkan tekanan darah Lukas Enembe tidak stabil.
"Dari hasil darah terdapat kenaikan gula darah. Sedangkan pemeriksaan jantung, masih berpengaruh pada tensi yang naik turun," imbuh Anthon.
Untuk diketahui, Lukas Enembe mendatangkan tim dokter asal Singapura lantaran dilarang berobat keluar negeri. Tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi ini sebelumnya sudah bersurat ke KPK sekaitan rencana berobat keluar negeri.
"Sebelumnya kami sudah menyurati KPK untuk diberikan izin berobat ke Singapura, namun tidak ada jawaban. Jadi terpaksa kami yang mendatangkan tim medis dari Singapura ke Jayapura untuk secara rutin melihat kondisi kesehatan Gubernur," papar Anthon.
Sejumlah alat medis juga masih disiagakan di kediaman Gubernur Papua Lukas Enembe. Bahkan tim dokter telah melengkapi beberapa alat medis untuk menunjang proses perawatan Lukas Enembe.
"Di rumah kediaman gubernur sudah kami lengkapi peralatan medis seperti alat rekam jantung atau elektrokardiogram (RKG), pasien monitor, konsentrator oksigen portabel, dan alat emergency lainnya yakni ambulans, tabung oksigen dan syringe pump dan lain-lain," imbuhnya.
(sar/sar)