Sejumlah peristiwa heboh dan menarik terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam sepakan terakhir. Beberapa di antaranya ada aksi barbar 2 orang 'Bang Jago', yakni pria ASN Sinjai menendang siswi SMP hingga Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar dipolisikan karena diduga menganiaya warga yang tidak mengetahui apa salahnya.
Rentetan peristiwa itu dirangkum detikSulsel selama sepakan terakhir. Simak selengkapnya berikut ini:
Heboh Penggerebekan Markas Batalyon 120 Makassar
Penggerebekan markas Batalyon 120 Makassar menyita perhatian publik. Buntut penggerebekan ini, Inspektorat Khusus (Itsus) Mabes Polri turun tangan untuk melakukan pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Markas Batalyon 120 Makassar yang berada di Jalan 40.000 Jiwa, Kecamatan Tallo, Makassar digerebek pada Minggu (11/9) dini hari. Berbagai jenis senjata tajam ditemukan aparat kepolisian di tempat ini.
Tim Thunder Polda Sulsel yang melakukan penggerebekan di markas Batalyon 120 Makassar menyita sejumlah senjata tajam berupa 164 busur panah, 38 botol miras, dan 4 parang. Selanjutnya polisi juga mengamankan 48 orang.
Penggerebekan Batalyon 120 Makassar juga menimbulkan polemik sehari setelah penggerebekan dilakukan, Senin (12/9). Pasalnya beredar kabar jika Iptu Faizal selaku Kanit Reskrim Polsek Tallo dicopot imbas penggerebekan Batalyon 120.
Polemik terkait Batalyon 120 Makassar tersebut rupanya menjadi perhatian oleh Itsus Mabes Polri. Itsus Polri saat ini sudah berada di Makassar untuk mengusut polemik terkait penggerebekan Batalyon 120 Makassar.
Viral ASN Sinjai Tendang Siswi SMP
Oknum ASN Pemkab Sinjai, Andi Adi viral usai menendang motor siswi SMP hingga terjatuh di jalan. Peristiwa itu terjadi di depan Kolam Renang HM Tahir, Jalan Bhayangkara, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai pada Selasa (13/9) sekitar pukul 13.00 Wita.
Andi Adi kemudian mengakui perbuatannya sebagai bentuk spontanitas. Dia menyebut saat itu dirinya kesal lantaran nyaris tabrakan dengan siswi SMP tersebut.
Kasus ini juga turut menjadi perhatian Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa. Dia menyebut selama ini Andi Adi memang dikenal sebagai ASN yang emosional dan sering berbuat onar kepada sesama rekan kerjanya.
Orang tua siswi SMP itu pun mengaku sudah memafkan kelakuan Andi Adi. Namun pihak keluarga tetap ingin proses hukum terhadap Andi Adi berlanjut hingga ankhirnya dia terancam penjara 3 tahun 6 bulan.
Siswi SMA Dimutilasi Sadis Pacarnya
Siswi SMA inisial M (17) di Kabupaten Bantaeng ditemukan tewas dimutilasi sadis kekasihnya inisial A (17) di sela bebatuan Sungai Biangloe. Sejumlah fakta terkait pembunuhan itu kemudian perlahan terungkap.
Jenazah M pertama kali ditemukan pada Minggu (11/9) sekitar pukul 13.00 Wita. M ditemukan oleh salah seorang pengunjung wisata permandian yang tidak jauh dari lokasi tersebut saat mencari tempat untuk buang air besar lalu mencium aroma tidak sedap.
Setelah pengunjung tersebut menelusuri sumber bau, dia menemukan potongan kaki korban yang terpisah dari tubuhnya. Sontak pengunjung tersebut melaporkan temuannya itu ke petugas.
Kepada polisi pelaku A telah mengakui perbuatannya. Dia disebut telah merencakan pembunuhan terhadap korban M karena terbakar cemburu korban menyukai orang lain.
Pelaku juga telah mengikuti rekonstruksi pembunuhan tersebut dan memperagakan 15 adegan. Dari rekonstruksi, terungkap bahwa pelaku A memutilasi korban meggunakan pisau.
Rachma Eks Dishub Akui Jadi Istri Siri Iqbal Asnan
Rachmawati, eks pejabat Dishub Makassar dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan kasus pembunuhan pegawai Dishub Najamuddin Sewang oleh eks Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan. Rachmawati mengakui dirinya merupakan istri siri Iqbal Asnan.
Sidang lanjutan terdakwa Iqbal Asnan Cs digelar di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Rabu (14/9). Ketua Majelis Hakim Johnicol Richard Frans Sine pada awalnya menanyakan identitas Rachmawati sebagai saksi hingga akhirnya mengakui dirinya sebagai istri siri.
Dalam sidang tersebut, Rachma juga mengungkap mengapa Iqbal Asnan sampai cemburu buta hingga merencakan pembunuhan terhadap Najamuddin. Hal itu terjadi karena almarhum Najamuddin pernah kedapatan berada di rumah Rachma.
Keluarga korban Najamuddin yang hadir dalam persidangan sebagai saksi juga mengungkap ancaman Iqbal Asnan yang hendak menghabisi nyawa Najamuddin. Ancaman tersebut disampaikan pada 2019 lalu dan akhirnya baru terlaksana pada April 2022.
Warek II UIN Alauddin Makassar Dipolisikan
Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar Wahyudin Naro dilaporkan ke Polrestaes Makassar. Dia dilaporkan terkait dugaan pengeniayaan salah satu orang tua siswa di sekolah Kuttab Al-Fatih, tidak jauh dari kediaman Wahyudin Naro.
Korban inisial L (40) mengaku tidak mengetahui mengapa dirinya dipukul oleh Wahyudin Naro. Dia menyebut saat itu dirinya hanya berdiri di dekat rumah Wahyudin Naro.
L mengatakan kejadian itu bermula saat dirinya mengantar anaknya ke sekolah di sekitar Kompleks BPD (rumah Wahyudin berada), Jalan Sultan Alauddin II, Makassar. Di pejalanan pulang saat melintas di kompleks tersebut dia melihat ada kerumunan warga.
Dia pun mendekat meskipun tak mengetahui apa yang sedang dikerumuni oleh warga. Namun di lokasi tersebut istri Wahyudin disebut sedang marah-marah.
Wahyudin Naro sejauh ini belum memberikan keterangan terkait laporan terhadap dirinya. Upaya konfirmasi telah dilakukan detikSulsel namun tak ditanggapi.
Oknum Polisi Aniaya Sadis Emak-emak
Oknum polisi inisial Aipda S di Kabupaten Pinrang viral terekam video menganiaya sadis emak-emak inisial SK. Aipda S pun ditahan Propam Polres Pinrang akibat perbuatannya.
Penganiayaan itu terjadi di Dusun Waetuoe, Desa Waetuowe pada Kamis (15/9) lalu. Kepala Dusun Waetuoe Muliadi menyampaikan kejadian penganiayaan tersebut diduga berawal saat korban SK menjual ikan hasil panen dari empang milik orang tua Aipda S. Namun ternyata korban SK menurut Aipda S tidak melaporkan semua hasil penjualan ikan.
"Pak polisi (Aida S) itu kesal dan kecewa sebab yang dilaporkan dijual itu sedikit tetapi ternyata yang dijual itu banyak. Padahal ini korban (SK) merupakan orang kepercayaan selama ini (Aipda S)," ungkapnya.
Setelah mengetahui informasi tersebut, Aida S pun mendatangi SK dan langsung menginterogasi terkait kejanggalan hasil penjualan ikan tersebut. SK sempat mengelak tetapi akhirnya mengakui bahwa dia bersalah.
"Perempuan itu (SK) mengaku hasil penjualan ikan ada yang tidak dia laporkan, jadi seperti itu. Sehingga Pak Polisi (Aipda S) tersulut emosi," tegasnya.
Setelah kejadian tersebut viral, kemudian kedua belah pihak dipertemukan Sabtu (17/9) dan didamaikan.
"Keduanya dipanggil oleh Kapolres dan aparat setempat dan saya ikut menyaksikan proses perdamaian. Tapi kalau soal proses di kepolisian, itu polisi yang lebih mengerti," paparnya.