Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (BEM FH Unhas) mengaku akan memberikan pengawalan terhadap Muhammad Nabil Arif Adhitya, mahasiswa yang viral mengaku non-biner. BEM FH Unhas akan memastikan Nabil bisa tetap kuliah hingga selesai.
"Terkait kasus Nabil kami dari BEM siap mengawal sampai dengan penyelesaian studinya," kata Presiden BEM FH Unhas Muhammad Sultan kepada detikSulsel, Senin (22/8/2022).
Sultan menyampaikan, BEM FH Unhas objektif melihat permasalahan yang dihadapi Nabil. Pihaknya tak ingin menghakimi terkait tudingan yang menyebut Nabil sebagai pecinta sesama jenis atau gay.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi dalam aturan perundangan-undangan disebutnya belum ada yang mengatur terkait non-biner atau nonbinary. Sultan menilai apa yang disampaikan Nabil masih bagian dari kebebasan berekspresi yang haknya juga harus dilindungi oleh negara.
"Kami objektif pada keilmuan kami (hukum). Kami melihat bahwa ini belum ada pengaturannya dan belum ada larangannya. Jadi kalau dilarang pun itu harusnya mengambil pertimbangan yang kongkrit kenapa bisa dilarang. Karena itukan masih asumsi-asumsi yang dikeluarkan. Kebebasan berekspresi itukan merupakan hak setiap individu, kami tetap pada posisi bahwa ini tidak dilarang (nonbinary)," tegasnya.
Sejak masalah ini viral, Sultan mengatakan BEM FH Unhas terus mengawal Nabil. Terakhir, pihaknya mendampingi Nabil ke LBH Makassar untuk membuat surat pernyataan dan permohonan maaf kepada dosennya Hasrul dan Sakka Pati.
Surat pernyataan itu dibuat atas status Nabil di media sosial yang sempat diunggah setelah peristiwa pengusiran. Status tersebut dinilai pihak kampus Unhas kurang etis sebab Nabil memposting gambar Hasrul disertai keterangan yang memojokkan.
"Kemarin kami mendampingi nabil ke LBH (Makassar) untuk membuat surat pernyataan," ucap Sultan.
Menurut Sultan, status Nabil yang diunggah di medsos pribadinya adalah reaksi kekecewaan atas apa yang dipertanyakan dosen pada dirinya. Nabil disebut menganggap dirinya dipermalukan di depan umum.
"Karena kalau kita liat apa yang dibuat story WA itu adalah reaksi apa yang dilakukan terhadap dirinya, dan Nabil menganggap dia sudah dipermalukan di depan umum. Kedua bela pihak ini sebenarnya sudah berdamai dan Nabil diminta membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan perbuatannya lagi membuat konten bermuatan penghinaan. Kami BEM berharap tidak ada lagi diskriminasi," pungkasnya.
Lihat video 'Detik-detik Mahasiswa Baru Unhas Diusir Lantaran Pilih Non-Binary':
Simak halaman selanjutnya.
Ortu Nabil Serahkan Surat Permohonan Maaf
Dekan Fakultas Hukum Unhas Hamzah Halim menyebut persoalan yang terjadi antara Muhammad Nabil Airf Adhitya dan dosen yang mengusir saat ospek sudah selesai. Orang tua Nabil juga telah membuat surat permohonan maaf kepada pihak kampus.
"Saya sudah tiga kali ketemu dan terakhir tadi dengan orang tuanya beliau secara sukarela membawa surat pernyataan permohonan maaf kepada Unhas, kepada Fakultas Hukum dan kepada kedua dosen," kata Hamzah Halim di Rektorat Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (22/8).
Dalam kasus ini, Hamzah menegaskan bakal memberi garansi perlindungan kepada Nabil. Dia menyebut tidak boleh ada diskriminasi terhadap Nabil setelah kejadian ini.
"Saya sebagai dekan di Fakultas Hukum Unhas membuat pernyataan bahwa siapa pun di Fakultas Hukum Unhas yang diperlakukan diskriminatif saya garansinya tidak terjadi," terangnya.
Hamzah juga menjelaskan bahwa kejadian yang menghebohkan jagat maya ini merupakan kesalahpahaman. Menurutnya, ada persepsi yang tidak tuntas kemudian dimanfaatkan oleh segelintir orang tidak bertanggungjawab.
"Saya kira kemarin apa yang terjadi itu hanya persepsi yang terpotong-potong kemudian banyak dielaborasi oleh banyak pihak. Kita tidak tahu kepentingannya," ungkap Hamzah.
"Tapi pada intinya persoalan ini sudah selesai dan pernyataan yang dibawa orang tua bersangkutan ke ruangan saya dibawa secara sukarela tanpa ada diminta. Itu sudah ada di sekretaris rektor (surat pernyataan)," lanjutnya.