Pemkab Bone Terapkan Lockdown Ternak Tingkat Desa usai 72 Sapi Positif PMK

Pemkab Bone Terapkan Lockdown Ternak Tingkat Desa usai 72 Sapi Positif PMK

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 16 Jul 2022 14:16 WIB
Petugas gabungan Puskeswan Sleman dan FKH UGM memeriksa kesehatan sapi di kandang sapi terpadu, Krebet, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (22/6/2022). Pemeriksaan tersebut guna mengantisipasi penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Foto: Pemeriksaan sapi. (Andreas Fitri Atmoko/Andreas Fitri Atmoko)
Bone - Sebanyak 72 ekor sapi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terkonfirmasi positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pemkab Bone pun menerapkan lockdown atau penutupan lalu lintas ternak hingga ke tingkat desa.

"Sudah 72 ekor yang positif. Kita lakukan lockdown. Tidak boleh ada pengiriman hewan ternak ke luar dan masuk Bone," kata Wakil Bupati Bone Ambo Dalle, Sabtu (16/7/2022).

Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bone, 72 kasus positif PMK itu berdasarkan laporan hingga Jumat (15/7). Sapi terjangkit tersebut merupakan milik warga yang tersebar di Desa Massila dan Desa Masago, Kecamatan Patimpeng.

"Selain me-lockdown aktivitas pengiriman sapi, kami juga memerintahkan seluruh Camat dibantu Kapolsek bersama Danramil untuk menjaga tidak ada lalu lintas hewan ternak sampai ke tingkat desa, demi mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku di wilayah masing-masing," sebutnya.

Ambo Dalle menegaskan, pihaknya juga akan melakukan vaksinasi terutama di desa yang terdapat ternak positif PMK agar wabah tersebut tidak menyebar ke desa lainnya. Pasalnya kondisi ini membuat keresahan bagi peternak dan pedagang hewan ternak.

"Kabupaten Bone pada tahun 2020 adalah pemasok sapi terbanyak ke-3 skala nasional. Hadirnya wabah (PMK) pastinya sangat mengkhawatirkan para peternak, pedagang dan kita semua. Makanya melalui tim terpadu yang telah dibentuk, kita akan bekerja semaksimal mungkin dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk mencegah penularan wabah ini," jelasnya.

Sementara Medik Veteriner Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone drh. Agusriady menerangkan, dari 72 total kasus suspek PMK, terdapat 3 ekor sapi muda mati. Penyakit ini disebut memang sangat berisiko terhadap sapi berusia di bawah 5 bulan.

"Selain itu dalam penanganan kasus ini terdapat sejumlah kendala yang dihadapi petugas di lapangan. Para petugas kami di lapangan tidak dilengkapi alat pelindung diri (APD) saat melaksanakan pengobatan," ucapnya.

Agusriady menambahkan, persediaan obat-obatan juga sangat minim mengingat jumlah hewan ternak di 2 desa ini cukup banyak. Apalagi, tingkat penularan PMK sangat cepat sehingga jumlah kasus ternak yang terpapar cukup besar.

"Media penularan penyakit PMK ini cukup bervariasi, baik secara aerosol (udara) maupun kontak langsung. Yang kami takutkan penularan melalui udara, karena jarak kadang satu sama lain sangat berdekatan di Desa Masago dan Massila," jelasnya.


(sar/ata)

Hide Ads