"Identitas dan fitur-fitur arsitekturnya Bola Soba yang awal hendaknya dipertahankan. Termasuk mengembalikan tipe anjongnya (ukiran) yang ikonnya berhulu keris. Jumlah tiang, rotannya, tangganya, atap, serta jendelanya, dan lain-lain semua harus diperhatikan," ungkap Ketua TACB Bone Muhlis Hadrawi kepada detikSulsel Selasa (12/7/2022).
Muhlis menegaskan, sepatutnya Bola Soba yang akan didirikan di Palakka menghadap ke Matajang (menghadap ke matahari) sebagai titik awal terbentuknya Bone melalui wujudnya Tomanurung Matasilompoe. Desain tidak ada perubahan, kecuali akan bertambah lebar dan panjangnya.
"Tiang tidak bertambah. Hanya jarak antar tiang yang melebar lagi, baik ke samping, maupun ke belakang. Nama yang lebih pasti dan lengkap adalah Saoraja Petta Ponggawa Bone Bola Soba," jelasnya.
Menurutnya, proyek pembangunan Bola Soba yang terbakar ini mestinya membangun kembali Bola Soba seperti Bola Soba sebelum terbakar. Sehingga budayaawan dan seniman berkumpul agar Bola Soba tampak kembali kondisinya seperti bangunan lama.
"Membangun Bola Soba perlu mempertimbangkan aspek monumentalnya agar memiliki nilai dan keunikan yang tinggi. Sehingga paling tidak dalam 50 tahun ke depan dapat menjadi bangunan cagar yang merepsentasikan gaya arsitektur tradisional Bugis Bone," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Bone menargetkan pembebasan lahan seluas 4 hektare untuk pembangunan rumah adat Bola Soba rampung sebulan. Pihaknya mengklaim hanya sisa memproses pembayaran ganti rugi kepada pemilik lahan.
Rencananya pembangunan baru rumah adat Bola Soba yang hangus terbakar bertempat di Kecamatan Palakka. Pemilik tanah disebut disebut setuju untuk dibebaskan lahannya.
"Di Palakka Insyaallah pembangunan Bola Soba. Untuk lahannya sudah jelas, tidak ada masalah. Pemilik juga sudah setuju. Target 1 bulan ini sudah selesai masalah pembebasan lahan, sisa dibayar," kata Bupati Bone Andi Fahsar saat dikonfirmasi, Senin (11/7).
(tau/sar)