6 Fakta Ikan Kerapu Raksasa dari Laut Adat Ombo di Buton

Sulawesi Tenggara

6 Fakta Ikan Kerapu Raksasa dari Laut Adat Ombo di Buton

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Jumat, 03 Jun 2022 08:20 WIB
Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton.
Foto: Dok. Istimewa
Buton -

Panangkapan ikan kerapu raksasa di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggegerkan warga sekitar hingga viral di media sosial. Ikan raksasa tersebut ditangkap oleh dua orang nelayan asal Buton yakni Haris dan Sarif.

Kedua nelayan tersebut menangkap ikan raksasa ini di Perairan Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Buton pada Selasa (31/5) lalu. Berikut enam fakta ikan kerapu raksasa di Buton yang tangkap oleh Haris dan Sarif:

1. Memiliki Bobot 143 Kilogram

Setelah berhasil menangkap ikan raksasa ini, Haris, sang nelayan kemudian pergi menimbangnya di perusahaan pengepul ikan. Ikan kerapu raksasa yang ditangkap di Perairan Wasuemba ini diketahui memiliki bobot mencapai 143 kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi malam kita timbang di Triko (perusahaan pengepul ikan) beratnya itu 143 kilogram," kata Haris, nelayan penangkap kerapu raksasa kepada detikcom, Rabu (1/6/2022).

Dalam video beredar di media sosial, terlihat ikan kerapu raksasa itu digantung di pohon. Terlihat jelas panjang ikan kerapu raksasa itu melebihi tinggi manusia dewasa. Terlihat pula ciri kerapu raksasa memiliki kulit didominasi warna cokelat dan sejumlah bintik putih.

ADVERTISEMENT

Sejumlah emak-emak, pria dewasa hingga anak kecil terlihat juga ikut berkumpul mengelilingi ikan kerapu raksasa tangkapan Sarif dan Haris tersebut. Potongan video diakhiri dengan aksi warga berfoto di samping ikan kerapu raksasa.

2. Ditangkap Menggunakan Panah

Ikan kerapu raksasa ini ditangkap di Perairan Wabula menggunakan panah. Haris menangkap ikan raksasa tersebut saat melaut dengan cara free dive atau selam bebas tanpa menggunakan peralatan pernapasan.

Haris mengatakan kawasan perairan tempatnya menangkap kerapu raksasa memang memiliki potensi yang bagus untuk memanah ikan. Pasalnya kawasan itu masih asri dengan terumbu karang yang masih hidup.

Dalam video yang beredar di media sosial, juga tampak masih tertancap mata panah yang di kepala ikan tersebut.

"Untuk memanah bagus karena karangnya masih hidup, baru banyak anak ikan. Kalau banyak anak ikan akan banyak ikan besar," ujar Haris, nelayan penangkap kerapu raksasa saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/6).

Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton.Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton. Foto: Dok. Istimewa

Simak selengkapnya fakta-fakta selanjutnya di halaman berikutnya!

3. Butuh Waktu 1 Jam Taklukkan Ikan Kerapu Raksasa

Haris mengaku menghabiskan waktu selama 1 jam untuk menaklukkan dan mengevakuasi kerapu raksasa tersebut dari lautan. Awalnya, Dia melihat sekilas ikan kerapu raksasa saat menyelam dan hendak kembali ke permukaan untuk bernapas.

Dia sempat tidak yakin yang dilihatnya adalah seekor ikan karena penampakannya mirip sebuah batang kayu. Akhirnya Haris kembali lagi menyelam untuk menuntaskan rasa penasarannya.

"Pas saya mau naik saya lihat itu ikan, saya kira batang kayu, tapi ada sirip gerak-gerak," ujarnya.

Saat kembali menyelam, Haris akhirnya memastikan apa yang dilihatnya memang ikan raksasa. Tanpa buang waktu Haris kemudian mendekat dan menembakkan anak penahnya.

"Oh ternyata kerapu besar, saya dekati. Jaraknya kurang lebih 3 meter dengan saya, kita hadap-hadapan. Ikannya kaget turun ke bawah, saya cari celanya di situ saya shot pakai panah," lanjutnya

Tembakan anak panah membuat kerapu raksasa tersebut turun ke dasar laut. Untungnya mata panah milik Haris telah dimodifikasi dengan diikatkan tali di ujungnya sehingga ikan kerapu raksasa yang tertembak panah tak bisa bergerak bebas.

Haris mengatakan kerapu raksasa itu juga melakukan perlawanan. Ikan itu berusaha bersembunyi di karang namun Haris tetap berjibaku mengejar buruannya.

Hingga dalam waktu tidak kurang 1 jam, Haris berhasil menaklukkan ikan kerapu raksasa tersebut. Haris akhirnya menarik ikan tersebut ke permukaan dengan menyeretnya menuju rekannya, Sarif yang berjarak cukup jauh.

Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton.Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton. Foto: Dok. Istimewa

4. Laku Dijual Rp 2,4 Juta

Ikan kerapu raksasa berbobot 143 kilogram tersebut sudah laku dijual. Seorang pengepul ikan setempat dikabarkan membeli kerapu raksasa itu dengan harga Rp 2,4 juta.

Haris mengatakan telah menjual ikan kerapu raksasa tersebut di Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Dia bersama rekannya awalnya ditawari harga Rp 20 ribu per kilogram.

"Harga awal itu kita jual Rp 20 ribu per kilogram di Triko Pasarwajo," ujarnya.

Lebih lanjut Haris mengatakan pengepul ikan tersebut tiba-tiba mengajukan harga baru. Tetapi harga yang ditawarkan lebih murah dari tawaran sebelumnya dan Haris mengaku tidak memahami alasan pengepul berubah pikiran.

"Beberapa menit kemudian harganya berubah jadi Rp 17 ribu per kilogram. Jadi saya terima uang tadi malam itu Rp 2,4 juta semua," ujarnya.

Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton.Ikan kerapu raksasa ditangkap nelayan Buton. Foto: Dok. Istimewa

Simak ulasan kerapu raksasa diduga bermigrasi dari laut adat Ombo

5. Ikan Kerapu Raksasa Diduga Migrasi dari Kawasan Laut Adat Ombo

Ikan kerapu raksasa tangkapan Haris ini diduga bermigrasi dari kawasan laut adat Ombo. Pasalnya laut adat Ombo kerap menjadi tempat bertelurnya ikan kerapu.

Ombo merupakan kawasan laut yang dilindungi secara adat berdasarkan kesepakatan masyarakat setempat. Diketahui para nelayan tidak diperbolehkan mengambil hasil laut di dalam kawasan laut adat Ombo, termasuk ikan. Jika ditemukan maka nelayan yang melanggar akan disanksi dengan denda adat setempat.

Haris mengatakan, lokasi penangkapan ikan kerapu raksasa ini memang tidak jauh dari kawasan laut adat Ombo. Jaraknya hanya sekitar 200-300 meter dari wilayah Ombo.

"Saya di pinggirnya, dari patok Ombo dan saya, kurang lebih 200-300 meter," ujar Haris.

Meski begitu, Haris tidak dapat memastikan apakah ikan tersebut berasal dari Ombo atau tidak. Sebab, ikan habitatnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

"Saya tidak tau juga (ikan dari Ombo atau bukan). Ikan itu kan berpindah tempat. Kalau dia senang dia tinggal atau mungkin di lokasi itu ada ikan kecil untuk di makan dia tinggal di situ," ujarnya.

6. Bukan Ikan Budidaya

Meskipun berada di dekat kawasan laut adat Ombo, dipastikan ikan kerapu raksasa tersebut bukan ikan budidaya yang sengaja ditangkap untuk dipamerkan. Kerapu raksasa itu dipastikan sebagai ikan liar di alam dan ditangkap oleh dua nelayan tersebut.

"Iya itu memang ikan yang liar di alam," ujar Bhabinkamtibmas Desa Wasuemba, Bripka La Sahari.

La Sahari juga telah memastikan bahwa nelayan Haris yang menangkap ikan kerapu raksasa tidak memasuki kawasan laut adat Ombo. Ikan kerapu raksasa itu ditangkap di luar area Ombo.

"Iya bukan di area Ombo, mereka tangkap di luarnya," ujarnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Berlari dan Bermain di Tepi Pantai Bersama Warga di Sulawesi Tenggara "
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads