Sejumlah warga di Kendari berdesakan berebut minyak goreng dalam pasar murah yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra). Warga seketika berhamburan, antrean jadi kacau seketika pasar murah dibuka.
Pantauan detikcom, Selasa (25/3/2022), sejumlah warga yang awalnya mengantre, tiba-tiba berhamburan di halaman kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag Sultra). Mereka berdesak-desakan fokus berkumpul di satu tenant distributor yang khusus menjual minyak goreng dalam pasar murah.
Warga sempat teriak ngotot ingin mendahului di tengah kerumunan tanpa ada jaga jarak. Petugas pun tampak kewalahan mengatur kerumunan warga yang tidak teratur, imbauan lewat pengeras suara diabaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pelayanan minyak goreng saya hentikan, nanti sore saja saya beri kupon, kalau masih desak-desakan begini," sesal Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra, La Ode Muhammad Fitrah Arsyad.
Dia mengaku kesal imbauannya untuk menerapkan protokol kesehatan dihiraukan warga. Makanya dia mengancam menutup pasar murah jika tak tertib.
"Enggak ada lagi COVID kalau kayak gini (desak-desakan), buat antrean dulu," kata Fitrah melalui pengeras suara.
Usai mendengarkan imbauan, masyarakat mulai mengatur kembali antrean agar bisa mendapatkan minyak goreng. Sehingga minyak goreng mulai disalurkan.
Diketahui operasi pasar murah ini digelar sejak 25-28 Maret 2022 di halaman kantor Disperindag Sultra. Ada berbagai bahan pokok yang disediakan, namun warga fokus berebut membeli minyak goreng yang dijual terbatas.
"Untuk hari ini ada 700 pcs minyak goreng kemasan dengan harga ekonomis Rp 25 ribu per liter. Warga kita batasi dengan maksimal 2 liter. Kita usahakan setiap hari bisa masuk minimal 400 pcs minyak goreng," ujar Fitrah.
Dia menjelaskan Pemprov Sultra menggelar pasar murah untuk mengintervensi harga bahan pokok. Apalagi harga komoditas pangan mulai naik jelang Ramadan.
"Pasar murah ini sebagai upaya intervensi kami jelang Ramadan," jelas Fitrah.
Minyak Goreng Masih Langka
Sementara warga Kota Kendari Sri (45) mengaku sudah datang ke lokasi pasar murah beberapa jam sebelum dibuka. Ia rela datang lebih awal agar bisa mendapatkan minyak goreng yang masih langka di Kendari, Sultra.
"Saya antre dari jam 6 ini. Pokoknya saya harus paling depan karena takut tidak kebagian lagi, intinya minyak goreng dulu baru yang lain," kata Sri kepada detikcom.
Sri mengakui tak mempermasalahkan harga terbaru yang ditetapkan pemerintah. Terpenting, dirinya bisa mendapatkan minyak goreng jelang Ramadan, belum lagi dia mengaku sudah tidak mengkonsumsi minyak goreng beberapa hari terakhir.
"Biar mi mahal daripada tidak ada, sudah begitu mi juga harganya, pasrah saja," ujarnya.
Warga Kota Kendari lainnya, Yuli (34) juga mengaku datang sejak pagi. Ia mengira bahwa akan disalurkan khusus minyak goreng, ternyata semua bahan pokok. Senada dengan Sri, Yuli mengaku lebih mengutamakan minyak goreng ketimbang bahan pokok lainnya.
"Sa pilih dulu minyak goreng baru yang lain. Masalahnya minyak goreng di pasar harganya Rp 35 ribu kalau disini Rp 25 ribu," ujarnya.
(sar/tau)