Makassar Kota Metaverse (Makaverse) sudah digaungkan Wali Kota Makassar Ramdhan Danny Pomanto dalam rapat koordinasi khusus (Rakorsus) Pemkot Makassar. Danny menyampaikan mimpinya terhadap konsep Metaverse ini.
Terkait mimpi itu, organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkot Makassar bahkan sudah lebih awal memulai gerakan mendukung Makassar Kota Metaverse. Salah satunya dengan ramai-ramai menghadirkan akun media sosial (medsos) untuk OPD masing-masing.
Tak sedikit pula para pejabat dan pegawai Pemkot Makassar mempromosikan akun-akun medsos yang mereka punya. Tujuannya agar informasi mengenai program di setiap instansi bisa diketahui oleh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, itu juga adalah salah satu bentuk bahwa kita menuju Metaverse berarti kita harus aktif juga di dalam dunia maya. Karena kan Metaverse itu dunia yang di dalam digitalisasi," kata Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Makassar, Mahyuddin saat dihubingi detikSulsel, Senin (14/3).
Mahyuddin mengatakan promosi medsos yang dilakukan oleh setiap OPD belakangan ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat agar lebih mudah mendapatkan informasi. Sebelumnya, sejumlah OPD masih kurang aktif mengelola medsos masing-masing.
"Tujuan dari media sosial tersebut untuk menyampaikan atau mensosialisasikan program-program yang akan dilaksanakan, dan sedang dilaksanakan," bebernya.
Metaverse Alihkan Pelayanan Publik Serba Digital
Wali Kota Makassar Ramdhan Danny Pomanto getol dengan mimpinya ini. Bahkan disebutnya Makaverse akan menjadikan sistem pelayanan publik menjadi serba digital.
"Jadi Metaverse itu adalah perkembangan teknologi revolusi 4.0 yang paling kini, yaitu kita bisa berinteraksi pada satu dunia virtual, tiga dimensi," ucap Danny kepada detikSulsel, Minggu (13/3).
Makaverse dikatakan Danny turunan dari program Sombere Smart City. Konsep ini yang digaungkan di periode pertamanya jadi wali kota dengan maksud beradaptasi di era industri teknologi tanpa melupakan budaya lokal.
"Tapi dia (Makassar Metaverse) lebih terkini, terbarukan (jika dibandingkan dengan Sombere Smart City)," papar Danny.
Hanya 8 % Warga Makassar Tahu Metaverse
Meski begitu, belum banyak warga Makassar yang mengetahui mimpi Danny menerapkan konsep Mentaverse. Bahkan sejauh ini hanya 8 % yang disebut mengetahuinya.
"Saya lihat di media sosial saya hanya 8 % penduduk Makassar yang tahu tentang Metaverse. Sisanya 56 % mau tahu dan 36 % masih keras bahwa Metaverse itu belum menjadi bagian penting bagi mereka," ungkap Danny dalam Rakorsus Pemkot Makassar, di Hotel Four Points by Sheraton, Selasa (15/3).
Danny menyampaikan saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mempersiapkan Metaverse Indonesia di ibu kota negara (IKN) Nusantara. Hal itulah yang kemudian membuatnya ikut terbesit masuk dalam Metaverse.
"IKN lagi di-setup untuk masuk dalam Metaverse, maka Makassar kota pertama di Indonesia merespons untuk ikut serta dalam Metaverse Indonesia yang kita singkat dengan Makaverse," kata Danny.
Pemkot Diminta Perkuat Literasi Digital Dulu
Rencana Danny Pomanto terkait penerapan Metaverse di Makassar dinilai perlu dasar yang kuat. Salah satunya penguatan literasi digital SDM Pemkot Makassar.
"Jauh lebih bagus untuk mengembangkan digital literasi, kesadaran digital kepada para pemangku, teman-teman misalnya di Pemkot," ujar Pengamat IT Universitas Hasanuddin (Unhas) Indrabayu saat berbincang dengan detikSulsel, Senin (14/3).
Literasi digital ini disebutnya penting agar penerapan program Makassar Metaverse bisa berjalan maksimal. Dikhawatirkan nanti masih banyak sumber daya manusia (SDM) di Pemkot Makassar yang justru masih gagap teknologi informasi.
"Buktinya sekarang semua blog-blog pemerintah termasuk juga sosmed itu sudah efektif sampai ke masyarakat atau tidak. Nah itu saja dulu yang kita konsen," kata dia.
Indrabayu mengungkapkan dalam dunia digital tanggung jawab akan jauh lebih besar. Apalagi cakupannya jauh lebih luas dibandingkan melakukan aktivitas di dunia nyata sehingga mesti ekstra hati-hati.
"Memakai sosmed (saja) itu harus punya tanggungjawab apalagi kalau kita sebagai pemangku jabatan. Itu tidak boleh sembarangan," beber Indrabayu.
Pengamat Sarankan Libatkan Ahli Lokal Bahas Metaverse
Pengamat IT Unhas Indrabayu mengungkapkan Metaverse bukan sekadar kecanggihan teknologi, namun juga erat kaitannya dengan budaya. Rencana Pemkot Makassar menerapkan Metaverse (Makaverse) kemudian disarankan melibatkan ahli yang paham kondisi sosial budaya lokal.
"Metodologi itu bukan cuma dari segi IT. Saya bilang termasuk masalah sosial, budaya, pendidikan. Banyak variabel yang harus ditinjau," ungkap Indrabayu saat berbincang dengan detikSulsel, Senin (14/3).
Indrabayu mengatakan variabel-variabel lain penting dikaji lebih dalam sebelum menerapkan konsep Metaverse. Pemkot Makassar bisa melibatkan para ahli dari bidang masing-masing untuk menguatkan konsep tersebut.
"Ada baiknya melibatkan teman-teman di Makassar yang paham budaya, kultur, sosial, IT. Kan orang Makassar sendiri yang paling tahu," saran Indrabayu.
Untuk membahas itu, Pemkot Makassar diminta membuat forum group discussion (FGD) dengan para ahli. Dari sinilah Pemkot Makassar bisa mendapatkan gambaran mengenai konsep Metaverse yang akan digodok.
"Jadi ahli-ahli orang Makassar, orang sosialnya, Budayawannya, pendidikannya, IT-nya, ya bikin FGD. Setidaknya pada saat mau launching itu lebih siap, bukan untuk menghambat," jelasnya.
(asm/nvl)