Menanti Solusi Pemprov Sulsel-Pertamina Atasi Kelangkaan Solar

Menanti Solusi Pemprov Sulsel-Pertamina Atasi Kelangkaan Solar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 16 Mar 2022 08:35 WIB
Antrean kendaraan di sejumlah SPBU di Sulsel
Foto: Antrean kendaraan masih terus terjadi di Sulsel karena kelangkaan solar (Noval Dwinuary Anthony/detikSulsel)
Makassar -

Antrean kendaraan di SPBU di sejumlah daerah masih terus terjadi belakangan ini imbas kelangkaan solar. Pemprov Sulsel dan Pertamina sudah mesti duduk bersama untuk segera mencari solusi menuntaskan persoalan ini.

"Konsumsi sudah melebihi 14 persen. Diharapkan bisa dinormalkan kembali oleh Pertamina dan penyaluran di SPBU selektif sesuai dengan yang berhak," ungkap Kabid Pengendalian dan Evaluasi Dinas ESDM Sulsel, Jamaluddin kepada detikSulsel, Selasa (15/03/2022).

Dia menuturkan pembatasan konsumsi mesti dilakukan agar kuota solar bisa bertahan hingga akhir tahun. Untuk memperketat konsumsi tepat sasaran, pihaknya akan menerapkan regulasi khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mesti ada rekomendasi untuk membeli solar. Jadi pembelian solar nanti kita akan coba atur agar lebih tepat sasaran dan prioritas dulu yang berhak," bebernya.

Sementara, Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina Region Sulawesi, Taufiq Kurniawan menuturkan saat ini memang SPBU melakukan pengereman. Skema ini dilakukan agar tidak menanggung ganti rugi ketika kuota jebol di triwulan 1 ini. SPBU harus mengganti rugi kepada negara selisih dari penyaluran BBM bersubsidi jika itu terjadi.

ADVERTISEMENT

"Ini kejadian Oktober lalu. SPBU menanggung selisih," bebernya.

Sehingga pihaknya harus memastikan kuota BBM yang ditetapkan pemerintah bisa tercukupi hingga akhir tahun ini. Ada lonjakan konsumsi karena ada pelonggaran PPKM sehingga aktivitas mulai menuju normal.

"Melonjak dibanding sebelumnya karena kegiatan-kegiatan ekonomi mulai bergerak. Soal kuota yang dibatasi, itu ditetapkan ESDM atau pemerintah," jelasnya.

Pengguna solar subsidi sebenarnya sudah diatur sehingga pembeliannya seharusnya sesuai regulasi. Apalagi kuota solar subsidi ini terbatas sehingga mestinya ada kesadaran konsumen untuk tidak membeli solar subsidi bila tidak berhak menggunakan.

"Selain pengawasan sebenarnya perlu ada kesadaran. Seperti mobil tangki modifikasi ini melanggar. Truk industri tambang, perkebunan itu tidak boleh. Yang rodanya lebih dari 6 (tidak bisa)," tukasnya.

Antrean Picu Kemacetan Masih Terus Terjadi

Antrean truk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menimbulkan kemacetan parah. Kemacetan paling panjang diperkirakan sejauh 1 kilometer.

Pantauan detikSulsel, Selasa (15/3) sekitar pukul 11.34 Wita, kemacetan pertama terjadi dari arah Kabupaten Maros menuju ke arah Kota Makassar. Kemacetan tepatnya terlihat mulai dari area Daya, Makassar hingga ke perempatan BTP. Kemacetan terjadi karena adanya antrean truk dekat SPBU Daya.

Kemudian pada arah sebaliknya dari Kota Makassar menuju Maros, antrean truk juga terlihat di SPBU di depan Polda Sulsel. Antrean truk mengisi BBM membuat kendaraan mengular sekitar 500 meter.

Selanjutnya kemacetan juga terjadi di SPBU sebelum Simpang Lima Mandai, Makassar. Kemacetan lagi-lagi disebabkan antrean truk mengisi BBM di depan SPBU.

Sopir Truk Keliling 3 SPBU Hanya Dapat 40 Liter

Sopir truk di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) meradang akibat solar langka. Demi mengisi BBM jenis solar, mereka rela antre berjam-jam sampai di 3 SPBU karena dijatah hanya 40 liter sekali isi.

Pantauan detikSulsel di SPBU Lamajakka, Desa Wattang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Selasa (15/3/2022), tampak antrean panjang truk sedang mengantre mengisi BBM. Mereka memarkir kendaraannya di bahu jalan trans Sulawesi.

"Sudah sejak jam 4 pagi menunggu tapi belum ada. Katanya solar habis, jadi terpaksa kita tunggu sampai ada suplai baru berangkat," beber Abdul Rasyid salah seorang sopir kepada detikSulsel, Selasa (15/3).

Sopir yang mengangkut material proyek berupa beton itu mengatakan kondisi ini sudah ia alami sebulan terakhir. Solar langka hampir di semua SPBU di Sulsel.

"Ini bahkan kalau saya mau bawa barang ke Topoyo (Sulbar) 3 kali antre di SPBU dari Makassar, jatahnya paling banyak 40 liter," keluhnya.

Selain rugi waktu, Rasyid mengaku juga harus mengeluarkan biaya tambahan selama menunggu antrean. Terutama kebutuhan makan dan minum.

"Karena antre lama, bisa sampai bermalam di SPBU. Belum lagi beli makanan dan minuman selama perjalanan," pungkasnya.




(tau/tau)

Hide Ads