Sopir truk di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) meradang akibat solar langka. Demi mengisi BBM jenis solar, mereka rela antre berjam-jam sampai di 3 SPBU karena dijatah hanya 40 liter sekali isi.
Pantauan detikSulsel di SPBU Lamajakka, Desa Wattang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Selasa (15/3/2022), tampak antrean panjang truk sedang mengantre mengisi BBM. Mereka memarkir kendaraannya di bahu jalan trans Sulawesi.
"Sudah sejak jam 4 pagi menunggu tapi belum ada. Katanya solar habis, jadi terpaksa kita tunggu sampai ada suplai baru berangkat," beber Abdul Rasyid salah seorang sopir kepada detikSulsel, Selasa (15/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sopir yang mengangkut material proyek berupa beton itu mengatakan kondisi ini sudah ia alami sebulan terakhir. Solar langka hampir di semua SPBU di Sulsel.
"Ini bahkan kalau saya mau bawa barang ke Topoyo (Sulbar) 3 kali antre di SPBU dari Makassar, jatahnya paling banyak 40 liter," keluhnya.
Selain rugi waktu, Rasyid mengaku juga harus mengeluarkan biaya tambahan selama menunggu antrean. Terutama kebutuhan makan dan minum.
"Karena antre lama, bisa sampai bermalam di SPBU. Belum lagi beli makanan dan minuman selama perjalanan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan antrean ini terjadi akibat SPBU melakukan penghematan menjelang akhir triwulan pertama 2022.
"2 tahun terakhir ini ditetapkan per SPBU kuotanya. Nah ketika kuotanya per SPBU otomatis ini kan udah dekat triwulan 1, masing-masing SPBU itu berupaya menjaga kuota di TW 1 itu tidak jebol," jelasnya saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (10/3).
Taufiq menyampaikan, penghematan ini dilakukan sejumlah SPBU untuk menghindari ganti rugi ketika kuota jebol. SPBU harus mengganti rugi kepada negara selisi dari penyaluran BBM bersubsidi jika itu terjadi.
"Akhirnya mereka ya menghemat. Memesan ke kita itu diatur agar sampai akhir triwulan cukup," bebernya.
Kendati begitu, Taufiq menyampaikan tidak menutup kemungkinan juga ada permainan dari SPBU dalam kondisi seperti ini. Makanya ia meminta masyarakat agar tidak segan-segan melaporkan jika terindikasi melakukan tindakan terlarang.
"Mereka seharusnya juga melakukan pembelian sesuai regulasi, dan aparat tanpa diminta sudah langsung bisa menindak tegas kalau misalnya bahwa dia (ada kendaraan) mengisi di mobil tangki modifikasi," sebutnya.
(asm/tau)