Kelangkaan BBM solar dan minyak goreng menjadi momok yang harus dihadapi warga di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa pekan terakhir. Emak-emak antre saling berebut minyak goreng, sedangkan para sopir truk berhari-hari antre mengisi BBM solar di SPBU.
Kemudian viral di media sosial unggahan video yang menayangkan sebuah truk menempel spanduk di belakangnya dengan tulisan; papa antri solar mama antri minyak #sessajaki, seperti dilihat detikSulsel pada Minggu (13/3/2022).
Meski menjadi hanya menjadi jokes atau guyonan, tulisan spanduk dalam video viral tersebut seakan mewakili kondisi warga Sulsel di sejumlah daerah hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Narasi tagar #sessajaki menjadi salah satu kalimat yang populer di Makassar belakangan ini. Kalimat ini bisa dimaknai hidupnya kini makin susah atau kondisi kehidupannya kian sulit.
Berikut ironi warga Sulsel belakangan ini karena kelangkaan solar dan minyak goreng :
Antrean Minyak Goreng di Sejumlah Daerah di Sulsel
Kelangkaan minyak goreng belum juga berakhir dan terjadi di berbagai daerah di Sulsel. Warga di Kabupaten Bone misalnya rela mengantre 5 hingga 7 jam demi membeli 2 liter minyak goreng. Warga terpaksa antre lama karena stok minyak goreng semakin langka.
"Ini saya antre dari pagi Pak, jam 3 (sekitar 5 jam) sore baru dapat minyaknya. Itu pun dibatasi hanya 2 liter saja, per liternya Rp 14 ribu," kata salah seorang penjual gorengan, Asnia kepada detikSulsel, Kamis (10/3).
![]() |
Antrean warga mengular di depan sebuah toko di Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Macege, Kecamatan Tanete Riattang Barat. Masyarakat dan pengusaha gorengan rela berdesak-desakan demi dapat giliran membeli minyak goreng.
Bahkan ada cerita unik dialami emak-emak yang antre berjam-jam minyak goreng di Bone. Lantaran gagal fokus, motornya tertukar karena merek dan warnanya serupa.
"Kejadiannya tadi sebelum salat Jumat tertukar motorku. Itu tanteku yang pakai pergi antre minyak di salah satu toko namun motor sempat tertukar," ungkap salah satu warga Kelurahan Macege, Rivai kepada detikSulsel, Jumat (11/3).
Kelangkaan minyak goreng kemasan juga terjadi Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan semakin menjadi-jadi karena sudah 3 bulan tak ada stok. Akibatnya masyarakat beralih ke minyak goreng curah meski harus berkerumun antre untuk mendapatkannya.
"Antrean minyak goreng curah berlangsung seharian kemarin (Rabu 9 Maret). Mereka diberikan kupon dan kita batasi hanya maksimal pengambilan 5 liter saja," kata seorang pedagang di Kompleks Ruko Pasar Sentral, Kecamatan Sinjai Utara, Rustan Nur, Kamis (10/3).
Minyak Goreng Jadi Hadiah Warga Ikut Vaksinasi
Korps pegawai negeri (Korpri) dan Polres Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan cara tak biasa dalam menggelar vaksinasi. Demi mengejar target, vaksinasi digelar dengan hadiah utama minyak goreng dan beras.
"Bagi warga yang menjalani vaksin pertama dan kedua mereka mendapatkan satu karung beras ukuran 5 kg. Sementara bagi warga yang melakukan vaksin ketiga mendapatkan satu minyak goreng ukuran 1 kg," ungkap Lurah Watang Soreang Hikmayani Sulaeman kepada wartawan, Sabtu (12/3).
![]() |
Hikmayani berharap vaksinasi berhadiah minyak goreng dan beras ini akan membuat masyarakat antusias ikut vaksinasi. Sehingga capaian vaksinasi bisa dioptimalkan lagi sesuai target.
"Data terakhir tadi total yang vaksinasi itu 708 orang. Jadi ada yang dapat beras dan ada yang dapat minyak bergantung jenis vaksinnya," jelasnya.
Kapolres Parepare, AKBP Andiko Wicaksono menambahkan, tujuan dari kegiatan ini untuk mengejar target yang sudah di tentukan pemerintah untuk menargetkan 100 persen untuk dosis 1 dan dosis 2.
"Jadi masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi bisa membawa kenang-kenangan dari kami berupa minyak goreng karena memang saat ini kita ketahui bahwa minyak goreng saat ini terjadi kelangkaan," tuturnya.
Kelangkaan Solar di Makassar Bikin Jalanan Macet
Antrean panjang truk di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar mengular sampai ratusan meter di beberapa titik. Para pengemudi menunggu giliran mengisi solar yang stoknya menipis imbas SPBU melakukan penghematan.
Pantauan detikSulsel, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kamis (10/3) siang, kemacetan sudah terjadi di 500 meter jelang perempatan lampu merah BTP. Klakson kendaraan saling sahut menyahut di tengah macet.
Kemacetan di wilayah itu terjadi karena antrean truk isi BBM di SPBU dekat BTP mengular sampai ke Jalan Perintis Kemerdekaan. Truk yang tengah antre itu mengambil separuh dari lajur jalanan.
Kemacetan juga terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan depan Mapolda Sulsel. Lagi-lagi penyebabnya karena ada antrean truk mengisi BBM di SPBU seberang Mapolda Sulsel.
Kelangkaan BBM solar juga masih di Kota Makassar hingga Minggu (13/3). Pantauan detikSulsel di sejumlah SPBU di Jalan Perintis Kemerdekaan, tampak antrean truk hingga bus mengular hingga ke jalanan.
Kondisi ini sudah terjadi di Makassar sejak sepakan terakhir. Antrean truk hingga bus tersebut berimbas ke kemacetan parah di Jalan Perintis Kemerdekaan.
![]() |
Pengusaha logistik juga sebelumnya mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Sulsel karena dinilai menghambat distribusi logistik. Kelangkaan ini bisa berdampak ke ekonomi daerah yang mulai pulih.
"Ini sebenarnya masalah klasik yang terus berulang di Makassar dan menjalar ke daerah-daerah. Alasannya adalah kuota yang terbatas segala macam, padahal penyalur (Pertamina) tidak pernah bisa menemukan formulasi efektif agar kelangkaan bisa diminimalisir," ungkap Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulselbar Syaifuddin Saharudi dalam keterangannya, Jumat (11/3).
Sopir Truk di Parepare Antre BBM Solar 3 Hari
Antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM di SPBU di Parepare masih terus terjadi dalam tiga terakhir. Antrean ini dipicu kelangkaan solar.
"Saya dari tadi pagi mengantre, terpaksa dari pada tidak dapat BBM, biasanya kalau begini juga dijatah Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu permobil, " jelas salah satu supir truk Amir saat ditemui detikSulsel di SPBU 7491160 di Kota Parepare, Minggu (13/3).
![]() |
Antrean di Kota Parepare sudah jadi pemandangan biasa dalam 3 hari terakhir. Imbasnya, mengganggu pengguna jalan lainnya karena memicu kemacetan.
"Saya ini sudah dua kali bolak-balik Makassar-Polopo. Sebenarnya sudah dua minggu ini saya antre terus di sejumlah SPBU," keluhnya.
Antrean Solar di Berbagai SPBU di Bone
Antrean panjang truk yang hendak mengisi BBM terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penyebabnya ialah suplai BBM dari Kota Makassar ke Bone tertahan di Jalan Poros Camba.
Pantauan detikSulsel, Senin (7/3/2022), antrean panjang truk yang hendak mengisi BBM sudah terjadi mulai dari Kecamatan Lapri. Truk tampak mengurai hingga ke jalanan sejak Minggu (6/3) lalu.
"Saya dari subuh antre di sini (Lapri), karena solar masih kosong. Katanya kendaraan Pertamina yang mengangkut solar terjebak macet di Kappang, Maros (Jalan Pros Camba)" kata pengemudi truk Mahmud, Senin (7/3).
![]() |
Hal serupa juga terjadi di Taccipi, Kecamatan Ulaweng. Antrean panjang truk kurang lebih 200 meter, lantaran pasokan solar juga belum masuk. Jerigen juga banyak yang mengantre di dalam SPBU bersampingan dengan truk.
Kendaraan yang antre mulai 4 roda, 6 roda, hingga 10 roda. Bahkan, sebagian sopir truk sudah menginap di sekitaran SPBU. Kendaraan itu tidak akan bergerak karena solar betul-betul kosong.
Herman pengemudi truk 10 roda asal Kecamatan Amali yang ditemui mengaku, sudah dari kemarin berada di SPBU Ulaweng untuk mengantre mendapatkan solar. Penjual eceran solar juga kosong semua jualannya.
"Dari kemarin ini Pak saya bawa mobilku antre. Saya tidak tahu apakah solar sekarang lagi langka, yang pasti baru dua hari ini susah didapat solar," sebutnya.
Antrean untuk mendapatkan solar lebih panjang lagi di SPBU Palakka, pintu masuk Kota Watampone. Ada sekira 300 meter antrean baik dari arah menuju Watampone maupun arah ke Makassar.
Penjelasan Pertamina Soal Kelangkaan Solar di Sulsel
Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan menuturkan kelangkaan ini karena penghematan dilakukan sejumlah SPBU untuk menghindari ganti rugi ketika kuota jebol di triwulan 1 ini. SPBU harus mengganti rugi kepada negara selisih dari penyaluran BBM bersubsidi jika itu terjadi.
"Akhirnya mereka ya menghemat. Memesan ke kita itu diatur agar sampai akhir triwulan cukup," bebernya.
![]() |
Menurutnya, tidak semua SPBU di Sulsel mengalami kekosongan stok solar. Dia berdalih adanya antrean di beberapa SPBU lantaran tingginya konsumsi BBM jenis solar akibat mobilitas tinggi.
"Saat ini beberapa pelonggaran aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah karena kita dalam tahap transisi keluar dari pandemi dengan pelonggaran tersebut aktivitas industri, masyarakat, manufaktur, pengolahan bahan baku meningkat, ini bermakna baik bahwa geliat industri kota merangkak naik dan kembali ke arah normal," terangnya.
Kendati begitu, Taufiq menyampaikan tidak menutup kemungkinan juga ada permainan dari SPBU dalam kondisi seperti ini. Makanya ia meminta masyarakat agar tidak segan-segan melaporkan jika terindikasi melakukan tindakan terlarang.
"Mereka seharusnya juga melakukan pembelian sesuai regulasi, dan aparat tanpa diminta sudah langsung bisa menindak tegas kalau misalnya bahwa dia (ada kendaraan) mengisi di mobil tangki modifikasi. Truk industri tambang, perkebunan itu gak boleh. Yang rodanya lebih dari 6 (tidak bisa)," tukasnya.
Gubernur Sulsel Minta Warga Bersabar
Terkait kelangkaan minyak goreng, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman sebelumnya sudah menegaskan bahwa pihaknya telah mendengar keluhan warga dan tengah berkomunikasi dengan sejumlah pihak untuk segera mengambil kebijakan. Warga diminta sabar.
"Infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi, kemudian masalah minyak goreng ini kami dengarkan semua," tambah Sudirman.
"Kami terukur berkomunikasi untuk bagaimana mengambil kebijakan sebisa dan semaksimal yang bisa kita lakukan. Maka butuh kesabaran bersama," ucap Sudirman, Sabtu (12/3).
(tau/sar)