Sampel tanah dari situs sejarah Tanah Bangkalae di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan (Sulsel) dikirim Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Tanah itu dipilih karena menjadi simbol perdamaian tiga kerajaan besar di Sulsel, yakni Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa yang pernah terlibat konflik.
"Situs Tanah Bangkalae tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga kerajaan besar di Sulsel sebagai simbol perdamaian. Dengan melakukan perkawinan silang antara Bone-Gowa, dan Bone-Luwu," kata Budayawan Bone, Andi Yushan Tenritappu kepada detikSulsel, Minggu (13/3/2022).
Andi Yushan menambahkan dengan dipersatukannya ketiga tanah kerajaan tersebut sebagai pertanda kesepakatan bersama Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa. Ketiganya sepakat terkait perdamaian dan kerja sama dalam menata kerajaan masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs Tanah Bangkalae berdiri pada awal masa pemerintahan Raja Bone ke-16 Lapatau Matanna Tikka (1696-1714). Ketika itulah Kerajaan Bone, Luwu, dan Gowa menyatakan bersatu dalam persaudaraan.
Hasil penyatuan dan percampuran ketiga tanah tersebut maka terjadilah perubahan warna dari masing-masing warna aslinya. Setelah dipadukan ketiga tanah tersebut serta merta berubah menjadi warna kemerah-merahan dalam bahasa Bugis disebut Tanah Bangkalae.
Yushan menambahkan pada masa pemerintahan Bupati Bone Andi Galigo, Tana Bangkalae dipindahkan sejauh 5 meter dari tempatnya semula. Setelah dipindahkan, sius ini kemudian diresmikan oleh Gubernur Sulsel pada saat itu yaitu Amin Syam pada 2 November 2004.
"Meskipun sudah dipindahkan, posisi asli tanah Bangkalae tetap bisa disaksikan sampai sekarang. Berada di depan Toko Victoria," tukasnya.
Sebelumnya, sampel 2 kilogram tanah Bangkalae Kabupaten Bone dan 3 liter air dari salah satu masjid tertua, masjid Al Hilal Katangka Kabupaten Gowa dikirim ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Sampel tanah dan air ini akan dicampur dengan air dan tanah dari provinsi lain dalam satu kendi.
"Tanah dari kawasan Tanah Bangkalae diambil pada hari Jumat kemarin sebanyak 3 liter atau 2 kg lebih itu. Kalau airnya sebanyak 3 liter juga dari Gowa," ungkap Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Bone Andi Asman Sulaiman kepada detikSulsel, Minggu (13/3).
Asman Sulaiman yang juga adik Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ini diminta oleh kakaknya untuk membantu pengambilan tanah. Dia menuturkan tanah Bangkalae dipilih karena sejarahnya. Situs Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulsel, yaitu Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa.
"Kemarin ada permintaan dari pusat, dua jenis yang diminta untuk Gubernur Sulsel yakni tanah dan air. Pilihannya Pak Gubernur air di Gowa, dan tanah di Bangkalae Bone. Karena situs tanah Bangkalae merupakan pertemuan tiga kerajaan besar di Sulsel," sebutnya.
(tau/nvl)